Kemunculan vape atau rokok elektrik beberapa tahun belakangan ini menciptakan tren baru di kalangan kaum urban. Selain menjadi bagian dari gaya hidup, banyak orang menggunakannya karena vape dianggap lebih aman ketimbang rokok tembakau. Benarkah begitu? Simak penjelasan berikut ini.
Rokok memiliki ribuan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Di samping itu, rokok juga mengandung nikotin, yaitu senyawa yang bisa membuat Anda ketagihan. Jika sudah ketagihan, Anda akan kesulitan untuk berhenti walaupun sudah mengetahui bahaya kandungan lain di dalam rokok.
Sebagai solusinya, muncullah beragam produk rokok elektrik atau yang sering disebut dengan vape. Produk ini dikatakan bisa menjadi pengganti rokok, namun menurunkan risiko bahaya dari zat-zat kimia yang ada pada rokok biasa. Hingga kini, keamanan vape dan efek sampingnya masih terus diteliti.
Perbandingan Kandungan Rokok Tembakau dan Vape
Seperti yang telah disebutkan di atas, rokok menjadi “candu” karena adanya nikotin. Satu batang rokok mengandung kira-kira 1–2 mg nikotin. Selain nikotin, rokok juga mengandung:
- Tar dan karbonmonoksida
- Hidrogen sianida
- Hidrokarbon
- Ammonia
- Kadmium
- Formaldehida
- Arsen
- Bensol
- Nitrosamin
Semua zat-zat ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai penyakit di paru-paru, jantung, maupun organ tubuh lainnya. Selain itu, zat-zat racun tersebut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, terutama kanker paru-paru.
Sedangkan kandungan yang terdapat di dalam vape adalah:
- Nikotin
- Asam benzoate
- Propilen glikol
- Gliserol
- Penambah rasa
Nikotin dalam vape atau rokok elektrik berbentuk cair. Kadar nikotin yang terdapat dalam satu kemasan vape bervariasi, mulai dari 0 mg/ml (bebas nikotin) hingga 59 mg/ml, tergantung merek dan varian produknya.
Solusi Mengurangi Bahaya Rokok Tembakau
Solusi terbaik untuk mengurangi bahaya rokok tembakau adalah dengan berhenti merokok sama sekali. Namun, ini bukanlah perkara yang mudah. Nikotin memiliki efek pada otak yang membuat penggunanya bahagia dan tenang. Inilah yang menyebabkan perokok menjadi kecanduan dan sulit berhenti.
Kecanduan ini bisa diatasi dengan terapi penggantian nikotin, misalnya dengan tempelan seperti koyo (patch) atau permen karet yang mengandung nikotin. Produk-produk ini memberikan nikotin yang “dibutuhkan” perokok dengan menurunkan risiko efek samping buruk yang ada pada rokok.
Namun, bagi perokok berat yang bisa menghisap sampai lebih dari 20 rokok per harinya, rokok mungkin sudah menjadi bagian dari kesehariannya. Oleh karena itu, asupan nikotin tanpa menghisap rokok tetap terasa tidak enak dan bisa membuatnya kembali merokok.
Karena cara menggunakannya seperti merokok, rokok elektrik atau vape dapat memberikan kepuasan yang lebih mendekati kepuasan saat merokok, jika dibandingkan dengan produk nikotin lainnya. Dengan begitu, rokok elektrik dianggap lebih efektif dalam mencegah penggunanya kembali ke rokok tembakau.
Fakta Penelitian tentang Vape atau Rokok Elektrik
Dilihat dari kandungannya, penggunaan vape lebih tidak berbahaya daripada merokok tembakau. Selain itu, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang menggunakan vape untuk berhenti merokok memiliki risiko yang lebih rendah untuk kembali merokok.
Penggunaan rokok elektrik juga terbukti bisa mengurangi gejala putus nikotin, seperti pusing, nafsu makan meningkat, dan susah tidur, yang biasa terjadi ketika seorang perokok berat berhenti merokok.
Rokok tembakau meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru-paru (pneumonia). Beralih dari rokok tembakau ke vape dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi ini.
Walaupun begitu, propilen glikol dapat menyebabkan iritasi pada mulut dan tenggorokan. Selain itu, efek jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik dan paparan zat penambah rasa pada vape yang ikut terhirup ke dalam saluran pernapasan juga belum diketahui.
Kandungan nikotin pada vape pun bukannya tidak berbahaya. Konsumsi nikotin yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit jantung, hingga stroke.
Selain itu, rasa vape yang menarik bisa memancing anak-anak remaja untuk mulai mencoba merokok. Padahal, vape hanya disarankan bagi para perokok yang sudah kecanduan, untuk mengurangi bahaya dari rokok tembakau.
Penggunaan rokok elektrik dinilai efektif untuk membantu para perokok berhenti merokok. Kandungan rokok elektrik atau vape juga lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Namun, bukan berarti produk ini sepenuhnya aman bagi kesehatan. Oleh karena itu, jika Anda memutuskan untuk mengganti rokok tembakau dengan vape, sebaiknya tetap diskusikan dulu dengan dokter.