Benjolan di kepala bayi tentunya kerap membuat orang tua merasa khawatir. Terlebih jika benjolan yang muncul memiliki ukuran yang cukup besar. Namun, Bunda tidak perlu cemas karena benjolan di kepala bayi umumnya disebabkan oleh kondisi yang tidak berbahaya.
Penyebab munculnya benjolan di kepala bayi ada beragam, mulai dari bisul hingga penumpukan cairan di bawah kulit kepala bayi. Berbagai kondisi tersebut dapat muncul sejak bayi lahir atau tumbuh seiring perkembangannya karena disebabkan oleh hal lain, salah satunya infeksi bakteri.
Penyebab Benjolan di Kepala Bayi dan Cara Menanganinya
Pada beberapa kasus, benjolan di kepala bayi disebabkan oleh kondisi yang tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, ada juga penyebab munculnya benjolan yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Bisul
Salah satu penyebab munculnya benjolan di kepala bayi adalah bisul atau furunkel. Kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menyerang folikel rambut. Hal inilah yang membuat bisul lebih sering muncul pada bagian tubuh yang ditumbuhi rambut atau bulu, termasuk kepala.
Pada bayi, bisul juga dapat terjadi karena kurangnya asupan gizi. Pasalnya, gizi yang tidak tercukupi akan membuat sistem kekebalan tubuh bayi menjadi terganggu. Dengan begitu, tubuhnya menjadi tidak bisa melawan bakteri penyebab bisul.
Benjolan yang disebabkan oleh bisul memiliki ukuran yang tidak terlalu besar. Namun, benjolan tersebut biasanya cukup keras, berisi nanah, serta menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman, sehingga membuat bayi menjadi lebih mudah rewel.
Untuk menangani benjolan ini, Bunda bisa memberikan kompres hangat pada bisul guna mempercepat penyembuhan, sehingga benjolan di kepala bayi cepat menghilang. Bila benjolan berisi nanah dan teraba hangat, Bunda dapat mengobatinya dengan mengoleskan salep antibiotik.
2. Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah kondisi yang menyebabkan munculnya benjolan di kepala bayi setelah dilahirkan akibat penumpukan cairan di bawah kulit kepala. Terjadinya kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti persalinan yang sulit dan lama di jalan lahir atau persalinan dengan bantuan ekstraksi vakum.
Karena disebabkan oleh penumpukan cairan, benjolan yang disebabkan oleh caput succedaneum memiliki tekstur yang lembek dan dapat meluas hingga melintasi garis tengah kepala. Meski begitu, kondisi ini tergolong tidak berbahaya dan dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
3. Cephalohematoma
Saat persalinan berlangsung, bayi rentan mengalami cedera minor yang mengakibatkan pembuluh darah halus di area kepalanya pecah. Pecahnya pembuluh darah tersebut bisa menyebabkan darah menumpuk di bawah kulit kepala dan menimbulkan benjolan. Kondisi ini dikenal dengan cephalohematoma.
Benjolan cephalohematoma awalnya memiliki tekstur yang lembek dan akan mengeras seiring berjalannya waktu. Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena benjolan tersebut dapat menghilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus dalam waktu beberapa minggu.
Bunda hanya perlu membawa bayi kontrol secara rutin ke dokter untuk memastikan bahwa benjolan di kepala bayi karena cephalohematoma tidak mengalami infeksi atau kondisi berbahaya lainnya.
4. Hemangioma
Hemangioma adalah benjolan berwarna kemerahan yang dapat tumbuh di kulit bayi, termasuk di kulit kepala. Hemangioma termasuk dalam jenis tanda lahir yang terbentuk dari sekumpulan pembuluh darah halus yang tumbuh secara tidak normal dan berkumpul menjadi satu membentuk sebuah benjolan.
Sampai saat ini, penyebab terbentuknya hemangioma masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hemangioma, seperti bayi berjenis kelamin perempuan, bayi lahir prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Jika kondisinya tidak terlalu parah, hemangioma dapat hilang dengan sendirinya. Namun, pada kondisi tertentu, misalnya hemangioma yang makin membesar dan muncul di dekat mata, penanganan secara medis harus dilakukan karena benjolan dapat mengganggu penglihatan.
Dokter mungkin akan meresepkan obat jenis beta blocker dan antiradang untuk mengecilkan ukuran hemangioma. Selain itu, ada pula pilihan terapi berupa tindakan laser untuk mengangkat benjolan di kepala bayi ini.
5. Limfangioma
Benjolan juga dapat muncul di kepala bayi akibat limfangioma, yaitu kista bersifat nonkanker yang terbentuk akibat kelenjar getah bening yang mengalami penyumbatan.
Kelenjar getah bening sendiri merupakan kelenjar yang menyimpan sel darah putih khusus yang dapat melawan berbagai kuman penyebab infeksi. Jika mengalami penyumbatan, cairan yang diproduksi oleh kelenjar ini akan terhambat salurannya, sehingga menumpuk dan membentuk kista.
Benjolan akibat limfangioma paling sering muncul di bagian leher dan kepala. Selain itu, benjolan ini juga dapat dialami oleh siapa saja, termasuk bayi yang baru dilahirkan.
Karena ukurannya bisa makin membesar, benjolan di kepala bayi karena limfangioma berpotensi mengganggu gerak bayi bahkan menimbulkan komplikasi, seperti kesulitan bernapas dan infeksi. Oleh karena itu, benjolan ini memerlukan penanganan medis berupa terapi laser, operasi, atau skleroterapi untuk mencegah terjadinya berbagai komplikasi tersebut.
6. Subgaleal hematoma
Penyebab benjolan di kepala bayi yang tidak kalah penting untuk diketahui adalah subgaleal hematoma. Subgaleal hematoma sendiri merupakan perdarahan yang terjadi pada ruang yang ada di antara selaput pembungkus tulang tengkorak dan lapisan di bawah kulit kepala.
Perdarahan tersebut disebabkan oleh trauma pada kepala bayi yang baru lahir akibat dari tarikan atau tekanan selama proses persalinan berlangsung, misalnya dari ekstraksi vakum. Trauma tersebut menyebabkan robeknya pembuluh darah yang terletak di selaput pembungkus otak dan membuat penumpukan darah di bawah kulit kepala bayi, sehingga menimbulkan benjolan.
Gejala dari perdarahan akibat subgaleal hematoma adalah benjolan di kepala bayi yang semakin membesar dan kulit di sekitar benjolan berwarna kebiruan seperti lebam, bayi tampak kurang aktif, kulit pucat, dan kesulitan bernapas.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan melakukan operasi di area terjadinya subgaleal hematoma. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan perdarahan sehingga benjolan di kepala bayi dapat dihilangkan.
Benjolan di kepala bayi yang disebabkan oleh subgaleal hematoma harus diwaspadai. Pasalnya, kondisi ini memicu Si Kecil mengalami kejang, kerusakan otak, hingga kematian.
Meskipun sering kali tidak berbahaya dan dapat sembuh tanpa pengobatan, Bunda tetap perlu berhati-hati bila Si Kecil memiliki benjolan di kepala. Usahakan untuk tidak menyentuh atau memencet benjolan tersebut karena bisa saja membuat bayi kesakitan.
Selain itu, jika benjolan di kepala bayi tidak kunjung menghilang atau justru bertambah parah hingga membuatnya rewel, bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan medis agar benjolan bisa ditangani.