Benjolan di leher dapat disebabkan oleh kondisi ringan sampai yang memerlukan penanganan serius. Benjolan ini terkadang bisa terasa mengganggu maupun tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali saat dipegang. Meski umumnya tidak berbahaya, benjolan di leher perlu diwaspadai jika tidak kunjung hilang.
Benjolan di leher memiliki bentuk, ukuran, dan gejala penyerta yang berbeda-beda, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Biasanya, benjolan yang terjadi dapat diakibatkan oleh banyak faktor, mulai dari adanya pembengkakan kelenjar getah bening, lipoma, gondok, hingga kanker.
Meski benjolan di leher umumnya bukan disebabkan oleh kondisi yang serius, Anda perlu waspada bila benjolan tidak terasa sakit. Hal ini dikhawatirkan menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan secara medis.
Penyebab Benjolan di Leher
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya benjolan di leher:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening
Benjolan di leher dapat terjadi akibat adanya pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening mengandung sel-sel yang membantu tubuh Anda melawan infeksi dan menyerang sel-sel ganas (kanker). Saat Anda sakit, kelenjar getah bening Anda bisa membesar untuk membantu melawan infeksi.
Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan seukuran kacang polong di leher bagian kanan, kiri, depan, maupun belakang yang biasanya disertai gejala lain, seperti nyeri, demam, serta kemerahan.
Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi ketika tubuh mengalami infeksi, seperti radang amandel, infeksi tenggorokan, gondongan, infeksi gigi, campak, TBC, lupus dan sifilis. Benjolan dapat kempis dengan sendirinya ketika kondisi kesehatan Anda mulai membaik.
2. Pembengkakan kelenjar tiroid
Pembengkakan kelenjar tiroid (gondok) juga bisa menjadi penyebab munculnya benjolan di leher. Kelenjar yang bentuknya mirip kupu-kupu ini berada di leher dan tepat di depan tenggorokan Anda. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan yodium guna memproduksi hormon tiroid.
Biasanya, kelenjar tiroid ini tidak terlalu terlihat jelas, tetapi pada beberapa kondisi akan mengalami pembengkakan, sehingga menimbulkan benjolan di leher. Benjolan yang timbul akibat kondisi ini memiliki ukuran yang bervariasi dan jarang menimbulkan rasa sakit.
Selain muncul benjolan di leher, pembengkakan kelenjar tiroid (gondok) dapat ditandai dengan sesak di tenggorokan, suara serak, pusing saat mengangkat tangan ke atas kepala, dan batuk.
3. Batu kelenjar ludah
Di antara kelenjar ludah dan bagian dalam mulut Anda terdapat sebuah saluran yang membawa air liur ke mulut. Saluran tersebut terkadang dapat tersumbat oleh batu atau kotoran kelenjar ludah.
Kotoran atau batu tersebut mengandung bahan kimia, seperti kalsium fosfat dan hidroksiapatit yang dapat menyebabkan benjolan di leher. Kondisi ini belum diketahui pasti penyebabnya tetapi beberapa faktor risiko, seperti dehidrasi, pola makan yang buruk, dan penggunaan obat antihistamin, bisa menjadi pemicunya.
Batu-batu tersebut umumnya tidak menimbulkan gejala apapun saat terbentuk. Namun, bila ukurannya sudah terlalu besar, batu dapat menyebabkan rasa sakit.
4. Kutil atau skin tag
Skin tag dapat timbul ketika kulit sering bergesekan dengan kulit di sekitarnya. Hal ini menyebabkan timbulnya daging kecil berwarna kecokelatan mirip kutil yang disebut skin tag.
Kondisi ini umum terjadi, tidak menimbulkan rasa sakit, dan tidak berbahaya. Terkadang, skin tag dapat terpuntir dan putus akibat kehilangan pasokan darah. Siapa saja dapat mengalaminya, terutama penderita diabetes tipe 2, penderita obesitas, wanita hamil, dan orang tua.
5. Lipoma
Benjolan di leher juga dapat terjadi akibat lipoma. Lipoma merupakan benjolan jinak berisi lemak yang umumnya tumbuh dan berkembang di bagian leher belakang. Namun, kondisi ini jarang terjadi di area otot leher (lipoma intramuskular) atau kelenjar parotis yang terletak di depan telinga.
Lipoma memiliki ukuran kecil, berwarna pucat, dan terasa lembut saat disentuh, bahkan dapat bergerak bila ditekan dengan jari. Meski tidak berbahaya dan bukan termasuk kanker, benjolan ini dapat menimbulkan rasa nyeri bila tumbuh dan menekan saraf atau pembuluh darah di sekitarnya.
Kondisi ini belum diketahui pasti penyebabnya, tetapi faktor keturunan dari keluarga yang pernah mengalami lipoma kemungkinan besar berperan andil dalam perkembangan benjolan ini.
6. Kanker
Benjolan di leher juga dapat terjadi akibat adanya penyakit kanker. Ada beberapa jenis kanker yang dapat menimbulkan munculnya benjolan, seperti kanker hipofaring (kanker tenggorokan), kanker laring, kanker leher metastatik, kanker kelenjar getah bening, kanker kelenjar tiroid, sampai kanker kelenjar ludah.
Biasanya, benjolan yang disebabkan kanker memiliki ciri-ciri berupa tidak terasa sakit, ukurannya bertambah besar, menyebabkan suara serak, nyeri saat menelan, batuk terus-menerus, sampai sakit tenggorokan. Namun, untuk memastikan benjolan di leher disebabkan oleh kanker atau bukan, periksakanlah ke dokter.
Penanganan Benjolan di Leher
Penanganan benjolan di leher dapat dilakukan sesuai penyebab yang mendasarinya. Bila benjolan di leher tergolong ringan, Anda dapat melakukan beberapa penanganan sederhana di rumah, seperti:
- Perbanyak istirahat.
- Kompres hangat dan dingin di leher.
- Minum obat antinyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen.
- Minum obat antibiotik.
Bila benjolan di leher tidak kunjung hilang atau cenderung membesar, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat. Sebelum dilakukan penanganan, dokter akan melakukan beberapa hal, seperti menanyakan riwayat kesehatan, melihat secara fisik benjolan, sampai melakukan rontgen, CT scan, MRI, atau biopsi.
Jika ditemukan indikasi penyakit yang serius atau benjolan yang terjadi menyebabkan ketidaknyamanan, dokter akan melakukan beberapa tindakan medis, seperti operasi, kemoterapi, krioterapi, dan kauterisasi.
Selain itu, hindari menyentuh atau memainkan benjolan di leher yang dikhawatirkan dapat menyebabkan benjolan bertambah besar dan terasa nyeri. Hindari juga mengoleskan blau pada benjolan karena dikhawatirkan dapat memicu terjadinya alergi atau iritasi kulit.
Anda juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, beristirahat yang cukup, perbanyak mengonsumsi air putih, rutin berolahraga, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, serta tidak lupa memperoleh vaksin MMR dan HPV.
Bila Anda mengalami benjolan di leher disertai gejala lain, seperti sulit menelan, suara serak, sakit tenggorokan, dan benjolan terasa atau tidak terasa sakit saat ditekan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi dapat dilakukan secara cepat, praktis, dan tanpa keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan dan menyarankan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.