Benjolan di paha dapat disebabkan oleh penyakit ringan hingga berat. Beberapa penyebab benjolan ini tidak perlu dikhawatirkan dan akan hilang dengan sendirinya, tetapi sebagian penyebab lainnya perlu mendapatkan penanganan medis.
Benjolan dapat terjadi di bagian mana saja di tubuh, tak terkecuali bagian paha. Munculnya benjolan tersebut tentunya dapat menimbulkan kekhawatiran dan juga pertanyaan apakah benjolan di paha berbahaya atau tidak.
Kekhawatiran tersebut muncul karena keluhan ini sering dikaitkan dengan penyakit berbahaya. Namun, perlu diketahui, tidak semua benjolan tersebut membahayakan.
Penyebab Benjolan di Paha dan Cara Mengatasinya
Benjolan di paha dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Oleh sebab itu, cara mengatasinya pun harus disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab munculnya benjolan di paha sekaligus cara untuk mengatasinya:
1. Hernia
Hernia terjadi ketika salah satu organ mendorong otot atau jaringan yang menampungnya. Tekanan pada jaringan otot tersebut biasanya terjadi karena adanya aktivitas berat, seperti mengangkat benda berat, diare, batuk, kondisi bawaan lahir, dan cedera.
Hernia dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh, misalnya di dada bagian bawah, bagian paha dekat selangkangan, dan di sepanjang garis tengah perut. Ketika hal ini terjadi, maka Anda dapat melihat dan merasakan gejala, seperti munculnya benjolan dan rasa nyeri. Gejala tersebut bisa semakin memburuk seiring berjalannya waktu.
Penanganan hernia biasanya akan membutuhkan operasi, tetapi tidak harus segera. Jika benjolan hernia masih berukuran kecil dan hanya terjadi sesekali, biasanya dokter hanya akan melakukan pemeriksaan terkait kondisi Anda.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Jika benjolan di paha berukuran seperti kacang polong, teksturnya lunak, dan terkadang terasa nyeri, mungkin ini disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening.
Kondisi ini merupakan reaksi alami tubuh dalam menghadapi penyakit dan infeksi. Kelenjar bengkak akan bertindak sebagai filter yang membantu tubuh dalam membuang kuman, sel, dan benda asing yang melewati cairan getah bening.
Pada banyak kasus, pembengkakan ini tidak memerlukan penanganan serius karena kelenjar getang bening dapat kembali ke ukuran semula dengan sendirinya. Namun, pada beberapa jenis infeksi, dokter mungkin perlu meresepkan obat-obatan untuk membantu pemulihan kelenjar getah bening.
3. Lipoma
Lipoma adalah benjolan jaringan lemak yang tumbuh tepat di bawah lapisan kulit. Benjolan ini dapat bergerak dengan mudah saat disentuh dan terasa kenyal. Kebanyakan lipoma tidak menimbulkan rasa nyeri dan masalah kesehatan, sehingga jarang sekali memerlukan pengobatan.
Namun, jika dirasa mengganggu, dokter biasanya akan menyarankan tindakan operasi untuk mengangkat benjolan jaringan lemak tersebut. Selain itu, beberapa dokter atau layanan kesehatan mungkin juga akan merekomendasikan prosedur sedot lemak untuk menghilangkan lipoma.
4. Kista
Jika Anda memiliki benjolan di paha yang bertekstur lunak dan berisi cairan atau nanah, maka hal ini dapat dicurigai sebagai kista. Kista adalah kantong jaringan yang berisikan cairan, udara, nanah, atau zat lainnya. Kantong tersebut bisa terbentuk karena beberapa faktor, seperti peradangan kronis, infeksi, dan genetik.
Biasanya, kista bukanlah kondisi yang berbahaya, tetapi perlu ditangani guna mencegah timbulnya komplikasi, seperti kista pecah dan infeksi.
Untuk mengatasi kista, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu. Setelah pemeriksaan, dokter biasanya dapat merekomendasikan beberapa tindakan, seperti mengeluarkan isi benjolan kista menggunakan jarum, memberikan obat untuk mengurangi peradangan, atau pun melakukan operasi pengangkatan kista.
Namun, perlu diingat, menjelang pemeriksaan ke dokter, jangan pernah mencoba untuk menekan dan memecahkan benjolan kista karena dapat menyebabkan infeksi.
5. Abses
Abses adalah penumpukan nanah yang dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk di paha. Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh mengalami infeksi dan sel darah putih menumpuk di bagian tubuh yang terkena infeksi. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan peradangan dan menimbulkan gejala, seperti benjolan, bengkak, dan kulit kemerahan.
Abses biasanya dapat diatasi dengan mengompresnya dengan air hangat. Namun, jika cara tersebut tidak berhasil, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter. Setelah pemeriksaan, dokter biasanya akan mempertimbangkan beberapa metode pengobatan, seperti pemberian antibiotik atau operasi kecil untuk mengeluarkan nanah.
6. Fibroma
Kemungkinan penyebab benjolan di paha selanjutnya adalah fibroma, yakni tumor non-kanker (tumor jinak) yang terdiri dari jaringan fibrosa. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab tumbuhnya tumor jinak ini.
Fibroma biasanya adalah kondisi yang tidak berbahaya sehingga seringkali tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, jika benjolan akibat fibroma dirasa sangat mengganggu, Anda bisa bisa membicarakan hal tersebut dengan dokter. Biasanya, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi guna mengangkat jaringan tumor jinak tersebut.
7. Kanker kulit melanoma
Kanker mungkin adalah hal yang paling dikhawatirkan ketika Anda melihat munculnya benjolan di bagian tubuh manapun, tak terkecuali di bagian paha. Ada beberapa jenis kanker yang dapat tumbuh dan menimbulkan benjolan di area paha, salah satunya adalah kanker kulit melanoma.
Kanker kulit melanoma adalah jenis kanker kulit yang dimulai dari sel melanosit, yakni sel yang menghasilkan pigmen atau warna pada kulit. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab tumbuhnya kanker kulit melanoma. Namun, para ahli berpendapat bahwa paparan sinar UV merupakan faktor risiko utama terjadinya melanoma.
Pengobatan kanker kulit melanoma sangat bergantung pada stadium atau tingkat keparahannya. Semakin dini kanker terdeteksi, makan pengobatan pun akan semakin efektif. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kulit melanoma adalah operasi, terapi kanker yang ditargetkan, terapi radiasi, dan imunoterapi.
Kesimpulannya, selama benjolan di paha tidak membesar, berubah warna, bengkak, keluar nanah, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan sesuai dengan penyebabnya.