Mengonsumsi obat mual muntah bisa menjadi cara terakhir untuk meredakan mual dan muntah yang tidak kunjung membaik dengan penanganan mandiri di rumah. Namun, sebelum mengonsumsi obat mual muntah, ketahui dulu masing-masing kandungan di dalam obat tersebut dan cara kerjanya.
Obat mual muntah ada yang dijual bebas di apotek dan ada yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Namun, untuk mengonsumsi obat mual muntah yang tepat, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Mual muntah bisa disebabkan oleh beragam kondisi. Oleh karena itu, penggunaan obat mual muntah harus disesuaikan dengan penyebabnya tersebut.
Penyebab Mual dan Muntah
Mual muntah sering kali dikaitkan dengan beberapa kondisi, antara lain:
- Kehamilan
- Gangguan pencernaan, seperti diare, GERD, tukak lambung, infeksi usus, dan flu perut
- Keracunan makanan
- Alergi makanan
- Migrain
- Vertigo
- Stres dan cemas
- Efek samping obat-obatan, seperti obat kemoterapi
- Mabuk perjalanan
Berbagai Pilihan Obat Mual Muntah
Jika mengalami mual dan muntah, hentikan segala aktivitas yang sedang Anda lakukan dan beristirahatlah sejenak. Jika ingin berbaring, posisikan kepala lebih tinggi daripada bagian tubuh lain.
Cobalah minum air putih bersuhu ruang atau dingin secara perlahan. Anda juga bisa minum air rebusan jahe atau teh jahe yang dipercaya dapat membantu meredakan mual.
Jika mual muntah sudah mereda, Anda bisa mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti biskuit, bubur, dan roti tawar sedikit demi sedikit.
Jika cara alami di atas tidak berhasil meredakan mual muntah, Anda bisa membeli obat mual muntah yang dijual bebas di apotek maupun sesuai dengan resep dari dokter. Dokter akan memberikan obat mual muntah yang sesuai dengan penyebab keluhan Anda.
Berikut ini beberapa jenis obat mual muntah atau antiemetik:
1. Bismuth subsalicylate
Bismuth subsalicylate adalah obat untuk mengobati diare pada remaja dan dewasa. Obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan sakit perut, mulas, atau mual yang disebabkan oleh flu perut atau keracunan makanan.
Obat ini bekerja dengan cara melindungi jaringan lambung dari asam lambung, mengurangi produksi asam lambung, mengurangi peradangan, meningkatkan penyerapan cairan oleh usus, serta berpotensi membunuh bakteri penyebab sakit perut.
Bismuth subsalicylate merupakan obat mual muntah yang bisa didapatkan secara bebas di apotek.
2. Antihistamin
Meskipun lebih dikenal sebagai obat alergi, beberapa jenis antihistamin dapat digunakan sebagai obat mual muntah. Antihistamin dengan kandungan dimenhydrinate, cinnarizine, cyclizine, dan promethazine dapat mengurangi mual yang disebabkan oleh mabuk perjalanan atau vertigo.
Antihistamin sebagai obat mual muntah bekerja dengan mengurangi sensitivitas telinga bagian dalam terhadap gerakan, serta memblokir sinyal mual yang berasal dari otak. Obat ini bisa didapatkan tanpa resep dokter.
3. Antagonis dopamin
Dopamin adalah senyawa kimia di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Meski demikian, dopamin dapat menyebabkan mual ketika berikatan dengan reseptor di area otak tertentu. Antagonis dopamin mencegah hal tersebut terjadi.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja dopamin, sehingga mampu mengurangi rangsangan mual atau muntah yang berasal dari otak. Domperidone adalah jenis antagonis dopamin yang sering diresepkan dokter sebagai obat mual muntah.
4. Antagonis reseptor serotonin
Sama halnya dengan dopamin, serotonin juga merupakan senyawa kimia yang berfungsi menyampaikan rangsangan. Namun, ketika zat beracun memasuki tubuh, tubuh akan memproduksi lebih banyak serotonin untuk membantu mengeluarkan zat berbahaya tersebut melalui mual dan muntah.
Pemberian antagonis serotonin bertujuan untuk memblokir efek serotonin pada tubuh. Ondansetron, granisetron, dan dolasetron adalah jenis antagonis serotonin yang sering diresepkan untuk pasien kanker, sebelum dan setelah menjalani kemoterapi.
5. Antagonis reseptor NK-1
Antagonis reseptor NK-1 bekerja dengan cara menekan refleks muntah. Obat ini diberikan pada pasien yang menjalani kemoterapi. Fungsi obat ini adalah untuk meredakan dan mengatasi mual serta gangguan pencernaan yang muncul setelah perawatan kemoterapi.
Antagonis reseptor NK-1 juga biasanya diberikan bersama dengan obat mual muntah jenis lainnya. Contoh antagonis reseptor NK-1 adalah aprepitant, rolapitant, dan fosaprepitant.
6. Benzodiazapin
Benzodiazepin dapat membantu mengurangi mual dan muntah yang disebabkan oleh kecemasan atau stres. Obat ini juga dapat membantu penderitanya merasa lebih tenang.
Jenis benzodiazepin yang dapat diresepkan dokter untuk membantu mengatasi mual muntah adalah lorazepam dan alprazolam.
Ikuti instruksi dokter atau baca petunjuk pada kemasan obat mual muntah sebelum Anda mengonsumsinya. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa arahan dari dokter.
Jika mual dan muntah tidak kunjung mereda setelah Anda mengonsumsi obat mual muntah, atau disertai dengan muntah darah, BAB berdarah, tanda-tanda dehidrasi, demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri perut hebat, atau pandangan kabur, jangan menunda untuk pergi ke dokter.
Keluhan mual dan muntah yang disertai dengan beberapa gejala tersebut memerlukan pemeriksaan dan penanganan langsung oleh dokter.