Obat penenang depresi harus digunakan sesuai dengan arahan dari dokter. Hal ini dilakukan guna menghindari efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan obat yang sembarangan atau tidak tepat.
Obat penenang depresi atau antidepresan umumnya digunakan untuk membantu meredakan gejala depresi sedang hingga berat. Sementara itu, depresi ringan cenderung dapat diatasi dengan psikoterapi.
Obat penenang depresi umumnya bekerja dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia di dalam otak (neurotransmitter), seperti serotonin dan adrenalin. Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan menyeimbangkan suasana hati dan emosi penderita depresi.
Jenis Obat Penenang Depresi
Berikut ini adalah beberapa jenis obat penenang depresi yang dapat diresepkan dokter sesuai kondisi pasien:
1. Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
SSRI bekerja dengan cara meningkatkan kadar serotonin di otak. SSRIs merupakan jenis obat penenang depresi yang pertama kali diresepkan oleh dokter karena memilki risiko efek samping yang rendah.
Beberapa contoh obat golongan SSRI adalah:
- Fluoxetine
- Citalopram
- Escitalopram
- Paroxetine
- Sertraline
2. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI)
Jenis obat penenang depresi ini bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar serotonin dan norepinephrine (noradrenalin) agar suasana hati dan perasaan tetap terkendali.
Obat ini dapat diresepkan pada penderita depresi yang tidak mengalami perbaikan setelah mengonsumsi obat golongan SSRI. Contoh obat penenang depresi golongan SNRI adalah:
- Duloxetine
- Venlafaxine
- Levomilnacipran
- Desvenlafaxine
3. Tricyclic antidepressant (TCA)
TCA bekerja dengan cara menghambat sejumlah neurotransmiter, termasuk serotonin dan norepinephrine, agar tidak kembali terserap oleh sel saraf.
Obat penenang depresi ini tidak direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama karena memiliki risiko efek samping yang lebih besar. Meski demikian, obat ini bisa digunakan jika gejala depresi tidak kunjung membaik dengan pengobatan golongan antidepresan lain.
Contoh obat golongan TCA adalah:
- Amitriptyline
- Doxepin
- Desipramine
- Imipramine
- Nortriptyline
4. Monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
MAOI adalah jenis antidepresan yang pertama kali dikembangkan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja enzim monoamin oksidase. Hasilnya, ada lebih banyak neurotransmitter tersedia untuk digunakan dalam pengaturan suasana hati.
Saat ini, MAOI sudah jarang diresepkan karena memiliki risiko efek samping yang besar. Obat ini hanya diberikan jika pasien tidak merespons jenis obat penenang depresi lain.
Konsumsi MAOI harus dibarengi dengan diet ketat karena dapat menimbulkan interaksi berbahaya dengan makanan yang mengandung tiramin. Selain itu, MAOI juga juga dapat berinteraksi dengan obat pereda nyeri, dekongestan, dan beberapa suplemen herbal tertentu.
Berikut ini adalah beberapa obat penenang depresi golongan MAOI:
- Selegiline
- Isocarboxazid
- Phenelzine
- Tranylcypromine
5. Antidepresan atipikal
Obat golongan ini disebut atipikal karena tidak termasuk ke dalam kategori obat penenang depresi yang telah disebutkan di atas. Antidepresan atipikal dapat bekerja dengan cara mempengaruhi kadar serotonin, adrenalin, maupun dopamin.
Berikut ini adalah beberapa contoh antidepresan atipikal:
- Trazodone dan vortioxetine yang bekerja sebagai peningkat kadar serotonin
- Mirtazapine yang bekerja dengan menghalangi reseptor hormon stres (adrenalin) di otak
- Obat gabungan fluoxetine (golongan SSRI) dan antipsikotik olanzapine
- Bupropion yang bekerja dengan cara memengaruhi noradrenalin dan dopamin di otak
Memilih Obat Penenang Depresi yang Tepat
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dokter dalam meresepkan obat penenang depresi. Beberapa jenis obat penenang depresi memiliki efektivitas yang sama dalam mengobati depresi, tetapi reaksi pasien terhadap masing-masing antidepresan bisa saja berbeda.
Berikut adalah beberapa pertimbangkan dokter sebelum meresepkan antidepresan yang tepat:
- Gejala depresi
Gejala depresi dapat bervariasi pada setiap penderitanya. Misalnya, jika penderita depresi mengalami sulit tidur, dokter akan meresepkan antidepresan yang menyebabkan kantuk.
- Efek samping
Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat penenang depresi adalah pusing, mulut kering, insomnia, mual, muntah, sembelit, penglihatan kabur, kenaikan berat badan, dan disfungsi seksual. Dokter akan memberikan antidepresan dengan risiko efek samping seminimal mungkin.
- Interaksi dengan obat lain
Beberapa jenis obat penenang depresi dapat menyebabkan reaksi berbahaya jika diminum bersamaan dengan obat lain. Oleh karena itu, dokter akan menanyakan jenis obat medis maupun herbal yang sedang penderita depresi konsumsi sebelum meresepkan obat penenang depresi yang sesuai.
- Kondisi medis
Dokter juga akan mempertimbangkan kondisi pasien depresi, seperti sedang hamil, menyusui, atau menderita penyakit lain.
Penting untuk diingat, obat penenang depresi tidak boleh dikonsumsi atas inisiatif sendiri. Jika Anda mengalami gejala depresi, konsultasikan dengan psikiater untuk menjalani pengobatan sesuai gejala.
Selain meresepkan antidepresan, dokter juga mungkin merekomendasikan penanganan lainnya, seperti terapi perilaku kognitif.
Konsumsilah obat penenang depresi sesuai dosis yang dianjurkan. Jangan menghentikan maupun menambah konsumsi antidepresan tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Jika timbul efek samping atau gejala depresi tidak mereda setelah 6 minggu menjalani pengobatan, lakukan konsultasi ulang dengan dokter yang menangani Anda. Dokter mungkin akan meresepkan jenis obat penenang depresi lain untuk mengatasi keluhan Anda.