Ada beragam penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa di antaranya merupakan penyakit serius yang memerlukan penanganan dari dokter. Simak artikel berikut ini untuk mengetahui berbagai penyakit akibat infeksi bakteri.
Pada dasarnya, bakteri terbagi dalam dua jenis, yaitu bakteri baik dan bakteri jahat. Keberadaan bakteri baik dalam tubuh diketahui bermanfaat untuk kesehatan. Sebaliknya, keberadaan bakteri jahat dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
Bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, yaitu:
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri
- Bersentuhan langsung dengan tinja, urine, atau darah dari orang yang sedang terinfeksi bakteri
- Menghirup droplet atau percikan liaur atau lendir yang keluar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi saat mereka batuk atau bersin
- Menyentuh permukaan benda yang berisiko terkontaminasi bakteri, seperti pegangan pintu atau permukaan toilet
Berbagai Penyakit yang Disebabkan oleh Infeksi Bakteri
Dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri, berikut adalah jenis-jenis penyakit infeksi bakteri yang tergolong berbahaya:
1. Diare
Selain dapat disebabkan oleh infeksi virus, diare juga merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri Salmonella dan E. coli.
Saat Anda mengalami diare, Anda akan mengalami beberapa gejala berikut:
- Buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari
- Konsistensi tinja berubah dari padat menjadi cair
- Kram atau nyeri perut
- Kembung
- Dehidrasi
Diare dapat terjadi selama 1–2 hari (diare akut) atau hingga 3–4 minggu (diare kronis).
2. Disentri
Tak hanya disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica, penyakit disentri juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yakni bakteri Shigella. Penyakit ini juga kerap disebut sebagai shigellosis atau disentri basiler.
Gejala disentri biasanya meliputi kram perut, demam, mual, muntah, dan feses berdarah. Pada beberapa orang, shigellosis tidak akan memunculkan gejala. Namun, pada beberapa orang lainnya, gejala disentri dapat muncul 1–3 hari setelah terinfeksi bakteri.
Untuk memastikan penyebab disentri, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan feses.
3. Tipes
Tipes merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini umumnya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Jika sudah terinfeksi, biasanya Anda akan merasakan berbagai gejala, seperti demam tinggi, lesu, lemas, sakit perut, diare, dan sakit kepala.
Untuk menangani tipes, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik dan beberapa obat lain untuk mengurangi gejala yang Anda rasakan. Anda bisa mendapatkan vaksinasi tifoid dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah tipes.
4. Tetanus
Infeksi bakteri Clostridium tetani dapat menyebabkan Anda terkena penyakit tetanus. Gejala utama penyakit ini adalah otot rahang kaku (trismus) sehingga Anda kesulitan menelan. Selain itu, Anda juga dapat mengalami gejala lain, seperti otot leher dan perut kaku, demam, dan keringat berlebih.
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan tetanus. Oleh karena itu, penanganan dilakukan untuk mengobati gejala tetanus yang muncul dan menangani luka yang menjadi penyebab masuknya bakteri.
Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik dan berbagai obat lain untuk mengurangi gejala tetanus. Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk melakukan vaksinasi tetanus.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi jamur, virus, atau bakteri. Salah satu bakteri penyebab pneumonia adalah bakteri Streptococcus pneumoniae.
Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya terjadi pada salah satu bagian paru. Kondisi ini berisiko tinggi dialami orang yang memiliki penyakit pernapasan dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
6. Tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang utamanya menyerang paru-paru. TB adalah penyakit menular dan berpotensi mengancam nyawa. Penularannya terjadi jika Anda menghirup percikan air liur dari penderita TB yang batuk atau bersin.
Pengobatan TB dilakukan dengan cara mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT) sesuai petunjuk dokter. Pengobatan ini bukan hanya bertujuan untuk mengobati TB, melainkan juga untuk mencegah penularan dan kekambuhan TB, serta mencegah terjadinya TB MDR.
7. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyerang manusia dan hewan. Cara penularan leptospirosis adalah melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan, misalnya tikus dan kucing, yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
Leptospirosis yang tidak diobati dengan tuntas dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti meningitis, gagal hati, kerusakan ginjal, gagal napas, bahkan kematian.
Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Infeksi Bakteri
Selain dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, infeksi bakteri juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi berikut:
Sepsis
Sepsis merupakan komplikasi dari penyakit yang sudah diderita sebelumnya. Sepsis berisiko tinggi dialami oleh penderita diabetes, penyakit paru-paru, kanker, dan penyakit ginjal.
Meningitis
Meningitis merupakan infeksi bakteri pada selaput otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Pielonefritis akut
Pielonefritis akut merupakan infeksi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba dan parah. Kondisi ini dapat menyebabkan ginjal bengkak dan rusak secara permanen. Pielonefritis akut lebih berisiko dialami oleh penderita gangguan ginjal, pembesaran prostat, diabetes, atau HIV/AIDS.
Munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri berkaitan erat dengan kebersihan diri dan lingkungan yang buruk. Oleh karena itu, untuk membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, penting untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan rutin mencuci tangan.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri umumnya dapat diatasi dengan pemberian antibiotik. Namun, jenis, dosis, dan berapa lama Anda harus mengonsumsi obat tersebut harus sesuai dengan arahan dokter. Hal ini dilakukan agar infeksi dapat ditangani hingga tuntas serta menghindari risiko terjadinya resistensi antibiotik.
Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter jika Anda mengalami berbagai gejala terkait penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Dokter mungkin akan melakukan berbagai pemeriksaan untuk mengatahui penyebab dari gejala yang Anda alami serta memberikan pengobatan yang sesuai.