Detritus tonsil ditandai dengan munculnya bercak putih atau kuning pada amandel. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, sehingga penangananya harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Detritus tonsil terbentuk ketika bakteri dan bahan lain, seperti sel-sel mati, lendir, air liur, dan sisa makanan, terperangkap pada kripta (lekukan) amandel yang lama-kelamaan mengeras. Kondisi ini biasanya dipicu oleh radang amandel (tonsilitis) berulang atau peradangan kronis pada daerah amandel dan sekitarnya.
Munculnya detritus tonsil biasanya juga memiliki gejala lain, seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, demam, kesulitan untuk menelan, sakit kepala, pembengkakan di kelenjar getah bening, dan bau mulut. Dalam beberapa kasus, detritus tonsil dapat menyebabkan pembengkakan amandel yang mengakibatkan Anda sulit untuk bernapas.
Berbagai Kondisi yang Menyebabkan Detritus Tonsil
Bercak putih atau kuning pada amandel umumnya disebabkan oleh penumpukan bakteri dan sisa makanan di lekukan amandel. Namun, beberapa kondisi atau penyakit bisa menyebabkan detritus tonsil, seperti:
1. Radang amandel
Detritus tonsil umumnya dipicu oleh radang amandel (tonsillitis), yaitu peradangan yang terjadi pada amandel (tonsil). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, namun bakteri lain dan virus juga dapat menyebabkan peradangan di amandel.
Gejala yang muncul ketika Anda mengalami radang amandel adalah demam, sakit tenggorokan, kesulitan untuk menelan, dan sakit kepala.
2. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan ditandai dengan munculnya rasa sakit pada tenggorokan. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes, namun bisa juga disebabkan oleh virus, alergi, atau paparan zat yang mengiritasi tenggorokan.
Radang tenggorokan karena infeksi bakteri dapat ditandai dengan munculnya garis-garis atau bercak putih di tenggorokan. Selain itu, penyakit ini juga ditandai dengan gejala lain, seperti pembengkakan di tenggorokan, munculnya rasa lemas, kesulitan untuk menelan, demam, sakit kepala, hingga mengalami gejala yang mirip flu. Siapa saja bisa terkena radang tenggorokan, tapi kondisi ini lebih sering terjadi pada anak kecil dan remaja.
3. Kandidiasis oral
Kandidiasis pada mulut (kandidiasis oral) merupakan infeksi jamur Candida albicans yang berkembang pada dinding mulut. Kondisi ini memicu terbentuknya gumpalan berwarna keputihan pada pipi bagian dalam, gusi, ataupun amandel. Kandidas oral juga ditandai dengan gejala lain seperti nyeri di sekitar gumpalan, kulit kering dan pecah-pecah di sudut mulut, kesulitan untuk menelan, dan mudah mengalami perdarahan ketika gumpalan tergores.
Kandidas oral biasanya menyerang bayi dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Selain itu, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang juga mungkin untuk memicu munculnya kandidiasis oral.
4. Batu amandel
Batu amandel adalah endapan kalsium yang terbentuk di dalam retakan kecil pada amandel. Endapan ini terbentuk akibat penumpukan sisa makanan, lendir, dan bakteri, sehingga tampak seperti bintik-bintik putih atau kuning pada amandel. Gejala umum yang ditimbulkan oleh batu amandel adalah bau napas tidak sedap, sakit tenggorokan, dan nyeri telinga.
5. Mononukleosis
Mononukleosis atau demam kelenjar merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Saat seseorang terinfeksi penyakit ini, bercak putih di sekitar amandel akan muncul.
Gejala lain yang juga dirasakan saat terkena mononukleosis adalah sakit kepala, demam, ruam kulit di badan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lemas. Penyebaran infeksi ini adalah melalui air liur.
Selain kondisi di atas, detritus tonsil juga dapat disebabkan oleh penyakit lain yang kurang umum, seperti leukoplakia, kanker mulut, hingga HIV/AIDS. Orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah juga terbilang lebih rentan mengalami bercak putih di amandel.
Tidak hanya itu saja, berada dalam jarak dekat dengan penderita detritus tonsil juga meningkatkan risiko Anda tertular penyakit tenggorokan, seperti radang tenggorokan atau mononukleosis.
Cara Mengatasi Detritus Tonsil
Pengobatan detritus tonsil tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika bercak putih pada amandel disebabkan oleh penyakit mononukleosis, Anda disarankan untuk beristirahat dan minum air putih yang cukup. Dokter mungkin akan meresepkan kortikosteroid untuk kondisi radang yang parah.
Sedangkan untuk radang tenggorokan karena infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Untuk meredakan pembengkakan dan rasa nyeri, dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit seperti paracetamol atau ibuprofen.
Apabila detritus tonsil yang diderita disebabkan oleh kandidiasis, dokter akan meresepkan obat antijamur. Sementara untuk batu amandel, tidak ada penanganan khusus yang diberikan, kecuali batu amandel telah menimbulkan ketidaknyamanan pada tenggorokan.
Untuk membantu meringankan gejala detritus tonsil, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan di rumah, yaitu:
- Istirahat yang
- Kumur-kumur menggunakan larutan air garam, selama 10 hingga 15 detik.
- Konsumsi minuman hangat yang tidak mengandung kafein, seperti kaldu ayam atau teh herbal.
- Hindari tempat-tempat yang memiliki kadar polusi tinggi. Kenakan masker ketika bepergian untuk melindungi Anda dari paparan debu dan udara kotor.
- Gunakan humidifier untuk membantu meredakan tenggorokan kering.
Bila detritus tonsil terjadi selama beberapa hari, disertai rasa nyeri, kesulitan untuk menelan dan bernapas, kemungkinan Anda mengalami infeksi atau pun sumbatan saluran pernapasan. Segera periksakan diri ke dokter THT bila terjadi gejala-gejala tersebut untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.