Berdarah saat berhubungan seksual tidak hanya memicu rasa tidak nyaman, tetapi juga kekhawatiran. Anda yang mengalami kondisi ini perlu mengetahui penyebab yang mendasarinya agar keluhan ini bisa tertangani, sehingga hubungan seksual dengan pasangan dapat kembali nyaman.
Berdarah saat berhubungan seksual dalam dunia medis dikenal sebagai pendarahan pascakoitus atau postcoital bleeding. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya darah selama atau setelah berhubungan seksual, yang jumlahnya sedikit hingga banyak.
Penyebab Pendarahan saat berhubungan Seksual
Penyebab berdarah saat berhubungan seks sangat beragam. Berikut adalah di antaranya:
1. Vagina kering
Salah satu penyebab paling umum berdarah saat berhubungan seksual adalah vagina kering. Ketika Anda melakukan hubungan seksual dalam posisi vagina kering area sekitar vagina bisa mengalami iritasi hingga luka saat penetrasi penis.
Vagina kering bisa terjadi karena banyak hal, mulai dari kurangnya rangsangan seksual atau foreplay, gesekan yang kuat saat penetrasi, efek dari mengonsumsi pil KB atau KB hormonal, menopause, sampai kondisi medis khusus, seperti Sindrom Sjögren.
2. Infeksi jamur dan bakteri
Infeksi jamur dan bakteri dapat menyebabkan terjadi peradangan dan iritasi, yang dapat menimbulkan pendarahan ketika berhubungan seksual. Penyakit infeksi bakteri, yaitu vaginosis bakterialis paling sering menyerang wanita berusia 15–44 tahun.
Wanita yang mengalami infeksi vagina tidak hanya mengalami pendarahan saat berhubungan seksual, tetapi juga dapat mengalami keluhan lain, seperti keputihan berwarna putih atau abu-abu, vagina gatal, sensasi terbakar pada vagina, hingga vagina bengkak.
3. Infeksi menular seksual (IMS)
Saat seseorang wanita menderita penyakit infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore maka bisa terjadi pendarahan saat berhubungan seksual. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan jaringan vagina meradang, sehingga memicu terjadinya pendarahan saat berhubungan seksual.
Selain pendarahan, infeksi menular seksual juga ditandai dengan sejumlah gejala, seperti nyeri panggul, vagina gatal, sensasi terbakar pada vagina, keputihan, dan nyeri saat buang air kecil.
4. Polip serviks
Polip serviks adalah pertumbuhan jaringan abnormal di leher rahim atau serviks. Kondisi ini bisa menyebabkan hubungan seksual menjadi tidak nyaman, termasuk berdarah saat berhubungan seksual.
Ini karena jaringan abnormal yang tumbuh di dalam leher rahim sangat mungkin untuk terkena gesekan yang akhirnya menyebabkan luka dan berdarah ketika Anda sedang melakukan hubungan seksual.
5. Erosi serviks
Berdarah saat berhubungan seksual bisa karena erosi serviks. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel yang melapisi bagian dalam serviks menonjol atau tumbuh ke bagian luar serviks. Erosi serviks bisa membuat area sekitar serviks meradang, yang mengakibatkan pendarahan saat berhubungan seksual.
Penyebab erosi serviks, yaitu perubahan hormon dan tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Hal ini berisiko dialami oleh perempuan yang sedang mengonsumsi pil KB atau ibu hamil.
6. Kanker serviks
Keluhan berdarah saat berhubungan seksual juga bisa disebabkan oleh kanker serviks. Biasanya berdarah saat berhubungan seksual akibat kondisi ini tidak diikuti dengan rasa sakit, sehingga kerap diabaikan.
Pada beberapa penderita, di awal kemunculannya, kanker serviks bahkan bisa tidak menimbulkan keluhan atau gejala sama sekali. Barulah, jika sel-sel kanker tumbuh semakin tidak terkendali, muncul pendarahaan setelah berhubungan intim, pendarahan di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.
Selain itu, sejumlah gejala lain, seperti keputihan yang mengandung darah, berbau busuk, serta nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan intim juga mungkin untuk dirasakan.
7. Letak plasenta menutupi jalan lahir
Berhubungan seksual saat hamil memang tidak dilarang jika Bumil dan janin berada dalam kondisi sehat, letak plasenta tidak berada di jalan lahir atau tidak menutupi jalan lahir, dan tidak ada risiko terjadinya kelahiran prematur.
Salah satu penyebab berdarah saat berhubungan seksual, terutama jika dilakukan oleh ibu hamil dan pasangan, adalah letak plasenta yang dekat atau menutupi jalan lahir. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah plasenta letak rendah dan plasenta previa.
Jika terjadi pada kondisi ini, maka Bumil harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat, karena umumnya perdarahan yang terjadi cukup berat dan bisa membahayakan nyawa ibu hamil dan janin.
Pada beberapa keadaan, berdarah saat berhubungan seksual sebenarnya tidak berbahaya. Namun, jika terjadi terus menerus apalagi di luar siklus menstruasi, dialami oleh ibu hamil, dan diikuti oleh keluhan lain, lakukanlah pemeriksaan ke dokter supaya bisa diperiksa dan diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.