Berhubungan saat janin sudah masuk panggul sering kali menghadirkan kekhawatiran bagi pasangan suami istri. Soalnya, banyak yang bilang berhubungan intim pada waktu ini tidak diperbolehkan karena dianggap bisa membahayakan si calon buah hati. Cek kebenarannya di artikel ini, yuk!
Di penghujung kehamilan, sebagian pasangan suami istri memilih untuk “libur” berhubungan intim saat janin sudah masuk panggul. Alasannya karena perut yang sudah semakin besar membatasi ruang gerak ibu hamil saat di ranjang. Selain itu, mereka khawatir akan melukai janin atau menyebabkan ketuban pecah dini.
Berhubungan Saat Janin Sudah Masuk Panggul Tidak Dilarang
Pada dasarnya, berhubungan intim saat hamil boleh dilakukan, termasuk berhubungan saat janin sudah masuk panggul. Selama kehamilan sehat dan normal, dokter tidak akan melarang Bumil dan pasangan untuk berhubungan intim, kok.
Berhubungan intim saat hamil tua juga tidak langsung menyebabkan keguguran atau membahayakan janin. Dengan catatan, Bumil dan janin dalam kondisi yang sehat, ya. Malahan, seks saat hamil trimester 3 justru bermanfaat untuk mempercepat proses persalinan, memperkuat otot panggul, membuat tidur lebih nyenyak, hingga meredakan stres.
Meski boleh, ada beberapa hal yang perlu Bumil perhatikan sebelum berhubungan saat janin sudah masuk panggul, di antaranya:
1. Letak plasenta
Biasanya jika Bumil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter akan memberitahukan beberapa hal, termasuk posisi janin, letak plasenta, cukup tidaknya ketuban, dan kesehatan janin secara umum.
Begitu pun perihal kondisi Bumil secara umum, misalnya pertambahan berat atau ada tidaknya penyulit kehamilan, seperti hipertensi kehamilan, diabetes gestasional, penyakit yang berisiko menular ke janin, hingga taksiran persalinan.
Nah, jika dokter menyatakan posisi plasenta menutupi jalan lahir atau dekat dengan jalan lahir (plasenta previa), Bumil tidak boleh berhubungan seksual yang melibatkan penetrasi, ya. Melakukan hubungan seksual pada kondisi ini berisiko menyebabkan perdarahan dan bisa membahayakan baik Bumil maupun janin.
2. Kondisi ketuban
Kondisi lain yang tidak membolehkan Bumil berhubungan saat janin sudah masuk panggul adalah jika ketuban sudah pecah. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada janin. Akibatnya, janin tidak memiliki perlindungan lagi, sehingga seks saat ini justru bisa menimbulkan infeksi dan membahayakan janin.
3. Penyakit menular seksual pasangan
Pastikan pasangan tidak mengalami infeksi menular seksual jika ingin berhubungan saat janin sudah masuk panggul, untuk mencegah penularan ke Bumil dan janin.
4. Riwayat kelahiran prematur
Pastikan bahwa kandungan Bumil dikatakan kuat dan tidak ada riwayat kelahiran prematur di kehamilan sebelumnya, atau risiko kelahiran prematur pada kehamilan kali ini.
5. Pilih posisi yang aman dan aman
Jika aman dan tidak ada kondisi yang telah disebutkan di atas, supaya berhubungan saat janin sudah masuk panggul terasa lebih nyaman, pilihlah posisi yang aman dan nyaman untuk berhubungan intim. Selama hamil, tidak semua posisi bercinta nyaman untuk ibu hamil, lho.
Supaya momen bercinta tetap “nikmat” untuk dilakukan, pilihlah posisi bercinta yang tidak menekan perut Bumil, seperti spooning, woman on top, atau doggy style.
6. Komunikasi dengan pasangan
Berkomunikasi dengan pasangan sangat penting untuk dilakukan. Pada sebagian ibu hamil, berhubungan saat janin sudah masuk panggul bisa saja menambah kenikmatan, tetapi untuk yang lainnya bisa saja kegiatan ini terasa lebih menyakitkan dan justru mengganggu.
Jadi, kesimpulannya adalah berhubungan saat janin sudah masuk panggul boleh-boleh saja dan aman untuk dilakukan. Namun, agar momen bercinta tidak mengkhawatirkan dan minim risiko, Bumil dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya.
Selain itu, jika selama dan setelah berhubungan intim terjadi pendarahan, perut terasa nyeri, dan muncul kontraksi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.