Bibir sumbing atau cleft palate adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Celah tersebut bisa muncul di tengah, kanan, atau bagian kiri bibir. Bibir sumbing sering kali disertai dengan munculnya celah di langit-langit mulut yang dinamakan langit-langit sumbing.
Proses pembentukan jaringan bibir janin normalnya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada bayi dengan bibir sumbing, proses tersebut tidak terjadi secara sempurna sehingga terbentuk celah di satu atau kedua sisi bibir. Selain itu, bayi dengan bibir sumbing juga dapat memiliki kelainan genetik lain.
Penyebab Bibir Sumbing
Bibir sumbing terjadi ketika jaringan yang membentuk bibir janin tidak menyatu secara sempurna. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Ibu dengan keluarga dengan riwayat bibir sumbing lebih berisiko melahirkan bayi yang menderita bibir sumbing. Kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi dengan bibir sumbing adalah:
- Terpapar asap rokok selama hamil, baik sebagai perokok aktif maupun pasif
- Mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil
- Mengalami obesitas selama hamil
- Menderita diabetes sebelum hamil
- Mengalami kekurangan asam folat selama kehamilan
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti topiramate, asam valproat, kortikosteroid, retinoid, dan methotrexate, selama kehamilan
Pada beberapa kasus, bibir sumbing merupakan gejala dari kelainan bawaan lain, seperti sindrom DiGeorge, sindrom Moebius, sindrom Pierre Robin, sindrom Van der Woude, atau sindrom Treacher Collins.
Gejala Bibir Sumbing
Pembentukan bibir terjadi pada usia kehamilan 4–7 minggu, sedangkan langit-langit mulut akan terbentuk di antara minggu ke-6 hingga minggu ke-9. Gangguan pada proses tersebut bisa menyebabkan terbentuknya celah pada bibir atau langit-langit mulut.
Tanda yang umum nampak pada bibir sumbing adalah:
- Celah di bibir bagian atas atau di langit-langit mulut yang bisa terjadi di salah satu sisi atau kedua sisi
- Celah yang terlihat seperti sobekan kecil dari bibir ke gusi atas dan langit-langit mulut hingga ke bawah hidung
- Perubahan bentuk hidung akibat celah yang terbentuk di bibir atau langit-langit mulut
- Gangguan pertumbuhan gigi atau susunan gigi yang tidak teratur
Di samping itu, ada jenis sumbing yang jarang terjadi, yaitu sumbing submukosa. Sumbing ini ditandai dengan munculnya celah di bagian langit-langit mulut yang lunak dan ditutupi lapisan mulut.
Gejala sumbing submukosa yang umum terjadi adalah:
- Sulit menyusu dan makan
- Sulit menelan, bahkan makanan dan minuman bisa keluar kembali dari hidung
- Bicara dengan suara sengau atau terdengar tidak jelas
- Infeksi telinga kronis
Kapan harus ke dokter
Ibu hamil dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter. Hal ini penting untuk memantau perkembangan janin dan kondisi ibu secara keseluruhan.
Bibir sumbing biasanya akan terdeteksi saat bayi baru lahir. Jika bayi Anda diduga mengalami bibir sumbing, ikuti saran dan terapi yang diberikan oleh dokter, serta lakukan kontrol secara rutin.
Diagnosis Bibir Sumbing
Bibir sumbing bisa terdeteksi saat bayi lahir sampai 72 jam setelahnya. Jika bayi diduga mengalami bibir sumbing, dokter akan melakukan tanya jawab dengan ibu seputar riwayat kesehatan ibu dan keluarganya, serta obat atau suplemen yang dikonsumsi selama kehamilan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Bibir sumbing juga dapat terdeteksi selama pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan USG kehamilan yang dilakukan pada minggu ke-18 hingga minggu ke-21 biasanya dapat menunjukkan kelainan pada area wajah janin.
Jika janin diduga memiliki kelainan pada wajah dan bibir, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk menjalani prosedur amniosentesis. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan ketuban guna memastikan apakah bayi juga mengalami kelainan genetik yang dapat menyebabkan bibir sumbing.
Pengobatan Bibir Sumbing
Tujuan pengobatan bibir sumbing adalah untuk memperbaiki kemampuan makan dan minum, berbicara dan mendengar, serta memperbaiki penampilan wajah anak. Metode penanganannya dapat berupa operasi yang dilakukan secara bertahap. Berikut adalah penjelasannya:
Persiapan sebelum operasi
Sebelum operasi bibir sumbing dilakukan, dokter akan memasang alat khusus di bibir, mulut, atau hidung anak, untuk meningkatkan hasil perbaikan bibir sumbing. Beberapa alat tersebut meliputi:
- Lip-taping regimen, yaitu alat yang digunakan untuk menyatukan atau mempersempit dua celah di bibir
- Nasal elevator, yaitu alat yang digunakan agar celah tidak melebar sampai ke hidung dan membantu membentuk hidung bayi
- Nasal-alveolar molding (NAM), yaitu alat yang berfungsi untuk membantu membentuk jaringan bibir sebelum operasi
Tahapan operasi
Operasi bibir sumbing terbagi dalam dua tahapan. Tahap pertama bertujuan untuk memperbaiki bibir sumbing dan menutup celah bibir. Operasi umumnya dilakukan saat bayi berusia antara 3–6 bulan.
Pada operasi tahap pertama, dokter akan membuat sayatan di kedua sisi celah dan membuat lipatan jaringan yang kemudian disatukan dengan cara dijahit.
Setelah itu, dokter akan melakukan operasi tahap kedua pada langit-langit sumbing. Tujuan operasi ini adalah untuk menutup celah dan memperbaiki langit-langit mulut, mencegah penumpukan cairan di telinga tengah, serta membantu perkembangan gigi dan tulang wajah.
Pada operasi tahap kedua, dokter akan membuat sayatan di kedua sisi celah dan menata ulang posisi jaringan dan otot langit-langit mulut, kemudian dijahit. Operasi langit-langit sumbing bisa dilakukan saat bayi berusia 6–18 bulan.
Setelah itu, operasi lanjutan untuk langit-langit sumbing dapat dilakukan ketika anak sudah berusia 8–12 tahun. Operasi lanjutan dilakukan dengan mencangkok tulang untuk langit-langit, agar mendukung struktur rahang atas dan artikulasi bicara.
Pada anak dengan bibir sumbing yang juga mengalami gangguan di telinga, dokter akan melakukan operasi ketiga berupa pemasangan tabung telinga. Operasi ini bisa dilakukan saat bayi berusia 6 bulan. Tujuan operasi ini adalah untuk mencegah penumpukan cairan di telinga tengah.
Selanjutnya, dokter akan melakukan operasi tambahan untuk memperbaiki penampilan mulut, bibir, dan hidung. Operasi ini dapat dilakukan saat anak menginjak usia remaja sampai menjelang dewasa.
Setelah seluruh tahapan operasi selesai, dokter akan melakukan pemantauan dan pengobatan, sampai anak berusia 21 tahun atau ketika pertumbuhan telah berhenti.
Pengobatan tambahan
Selain operasi, dokter akan memberikan terapi atau pengobatan tambahan, yang jenisnya akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Metode pengobatan yang bisa diberikan adalah:
- Pengobatan untuk infeksi telinga, termasuk pemantauan gendang telinga dan saluran telinga bagian dalam
- Perawatan ortodontik, seperti pemasangan kawat gigi
- Terapi bicara, untuk memperbaiki kesulitan dalam berbicara
- Pemasangan alat bantu dengar, untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran
- Pelatihan cara memberi makan atau menggunakan alat makan khusus
- Terapi dengan psikolog, untuk membantu anak yang mengalami stres karena menjalani berbagai prosedur medis secara berkala
Komplikasi Bibir Sumbing
Anak yang memiliki bibir sumbing bila tidak segera ditangani bisa mengalami sejumlah komplikasi, seperti:
- Kesulitan menyusu, makan, dan minum, yang mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
- Kesulitan berbicara atau berkomunikasi
- Gangguan pendengaran
- Gangguan pertumbuhan gigi
Pencegahan Bibir Sumbing
Bibir sumbing sulit dicegah karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, untuk menghindari risiko anak terlahir dengan bibir sumbing, pasangan yang merencanakan kehamilan dapat menjalani skrining genetik terlebih dahulu, terutama bila terdapat riwayat keluarga dengan bibir sumbing.
Selain itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan ibu hamil untuk menurunkan risiko terjadinya bibir sumbing pada janin, seperti:
- Menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
- Mengontrol berat badan dan menjaganya tetap ideal
- Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Menghindari konsumsi obat dan suplemen tanpa resep dokter
- Berhati-hati dalam memilih produk perawatan kecantikan