Biopsi leher adalah prosedur pengambilan sampel jaringan dari benjolan di leher untuk memastikan apakah ganas atau tidak. Pengambilan sampel ini bisa dilakukan di area leher mana pun, tetapi yang paling sering di kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening yang terdapat di leher.
Leher tersusun dari tulang, tulang rawan, otot, ligamen, dan saraf. Semua komponen tersebut menopang kepala dan menghubungkannya dengan tubuh serta mendukung pergerakan kepala. Selain itu, di leher juga terdapat beberapa organ penting, seperti pembuluh darah, kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening.
Ketika terjadi gangguan di salah satu atau beberapa komponen maupun organ tersebut, bisa terjadi pembesaran maupun benjolan di leher. Guna mencari tahu penyebab serta keganasan benjolan tersebut, dokter akan melakukan biopsi leher selain beberapa pemeriksaan lainnya.
Alasan Biopsi Leher Perlu Dilakukan
Prosedur biopsi leher biasanya direkomendasikan oleh dokter ketika ditemukan adanya benjolan di leher yang dicurigai kanker saat pemeriksaan fisik. Kecurigaan ganas atau tidaknya benjolan di leher tersebut dapat diketahui dari beberapa karakteristik.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik benjolan di leher yang membutuhkan biopsi leher:
- Bentuknya tidak beraturan dengan batas yang tidak jelas dan permukaan terasa kasar atau tidak rata
- Ukurannya bertambah besar dalam waktu singkat
- Teksturnya keras saat disentuh
- Tidak bergerak meski sudah didorong dengan kuat
Selain itu, dokter juga dapat melakukan biopsi leher bila benjolan di leher menyebabkan sulit menelan, suara menjadi serak, dan sakit tenggorokan yang terjadi berkepanjangan serta makin lama makin parah.
Persiapan sebelum Biopsi Leher
Sebelum menjalani biopsi leher, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien agar prosedur biopsi berjalan lancar dan risiko terjadinya komplikasi berkurang.
Beberapa pertanyaan tersebut meliputi riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat alergi obat, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien, termasuk suplemen atau obat herbal.
Jika pasien sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti obat antikoagulan atau antiplatelet, dokter akan meminta pasien untuk berhenti mengonsumsinya sementara waktu.
Selain itu, tergantung dengan jenis biopsi leher yang akan dilakukan, pasien mungkin perlu berpuasa selama beberapa jam sebelum menjalani biopsi leher.
Berbagai Jenis Biopsi Leher
Biopsi leher dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode biopsi aspirasi jarum halus, biopsi jarum inti, dan biopsi terbuka. Metode yang digunakan akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut ini adalah metode-metode biopsi leher beserta penjelasannya:
1. Biopsi aspirasi jarum halus
Pada biopsi leher tipe ini, dokter akan menyuntikkan obat bius lokal di area leher yang akan dibiopsi. Selanjutnya, dengan bantuan USG, dokter akan memasukkan jarum yang berukuran kecil dan tipis ke dalam benjolan untuk mengambil sedikit sampel jaringan.
Setelah selesai, dokter akan mencabut jarum dan menutup area biopsi di leher dengan perban atau plester.
2. Biopsi jarum inti
Berbeda dengan biopsi aspirasi jarum halus, pada biopsi jarum inti, dokter akan menggunakan jarum yang lebih besar untuk mengambil lebih banyak sampel jaringan dari benjolan di leher.
Selain itu, pada teknik biopsi leher ini, dokter juga akan melakukan sayatan kecil untuk memasukkan jarum tersebut ke dalam benjolan.
3. Biopsi terbuka
Metode ini biasanya menjadi pilihan jika dokter membutuhkan sampel jaringan lebih banyak. Tergantung dengan ukuran benjolan, biopsi terbuka atau biopsi bedah bisa dilakukan dengan bius lokal maupun bius total.
Setelah pasien dibius, dokter akan membuat sayatan di kulit untuk memotong seluruh atau sebagian benjolan di leher sebagai sampel. Selanjutnya, setelah biopsi leher ini selesai dilakukan, dokter akan menjahit kembali area sayatan tersebut.
Hasil dan Perawatan setelah Biopsi Leher
Sampel jaringan yang sudah diambil saat biopsi leher akan dokter kirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop. Lalu, hasil pemeriksaan akan diberitahukan dan dijelaskan oleh dokter kepada pasien pada kontrol berikutnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan biopsi leher tersebut, dokter akan merencanakan penanganan lebih lanjut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menjalani biopsi leher, pasien umumnya sudah diperbolehkan pulang pada hari yang sama dan bisa langsung beraktivitas. Namun, jika biopsi leher dilakukan dengan menggunakan bius total, pasien biasanya harus menginap di rumah sakit setidaknya selama 1 malam.
Biopsi leher umumnya aman dilakukan. Namun, prosedur ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan membuat pasien merasakan nyeri di area biopsi. Selain itu, luka biopsi juga terkadang bisa berdarah kembali, bahkan terinfeksi. Jika terjadi infeksi, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.