Ada yang percaya kalau berenang saat haid aman dilakukan karena aliran darah akan berhenti saat berada di dalam air. Namun, ada juga yang menganggap darah tersebut bisa tembus dan menyebabkan air kolam bercampur dengan darah. Lalu sebenarnya, berenang saat haid boleh nggak, sih?
Setiap bulannya, setiap wanita akan mengalami datang bulan dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Selain itu, volume darah yang keluar pun tidaklah sama. Nah, selama periode ini, ada hari di mana darah akan keluar cukup banyak. Alasan inilah, sebagian wanita mengurungkan niat untuk berenang saat haid karena khawatir darahnya akan bocor dan masuk ke dalam kolam.
Fakta di Balik Berenang Saat Haid
Seperti yang telah disinggung di awal, ada pro dan kontra tentang berenang saat haid. Kalau dilihat dari sisi, sebenarnya olahraga jenis apa pun, termasuk berenang, boleh dilakukan meski sedang haid.
Anggapan bahwa darah haid akan terus keluar atau justru berhenti saat berenang adalah mitos belaka. Faktanya, berenang saat haid tidak langsung menghentikan pendarahan. Jika kamu berenang saat haid, darah haid tetap akan keluar, hanya saja tidak terlalu deras seperti saat idak sedang berenang.
Namun, bukan berarti hal tersebut menjamin darahmu tidak akan tembus ke dalam air kolam, ya. Risiko darah haid tembus dan mengotori air kolam tetap ada, apalagi jika kamu sering keluar dan masuk kolam berkali-kali.
Selain itu, ada juga yang menganggap berenang saat haid dilarang karena bisa memperparah kram saat haid. Lagi-lagi, anggapan ini juga salah. Soalnya, olahraga yang tidak berlebihan justru mampu membantu meredakan kram saat haid. Hal ini juga berlaku untuk olahraga renang.
Tips Aman Berenang Saat Haid
Walau aman dan boleh untuk dilakukan, kamu tetap harus memperhatikan beberapa tips aman berenang saat haid, di antaranya:
1. Tidak menggunakan pembalut kain
Seperti yang kita tahu, pembalut bekerja dengan menyerap darah haid. Nah, karena itulah jangan gunakan pembalut berbahan kain karena bisa menyerap air kolam renang dan menyebabkan darah menembus baju renang dan mengotori air kolam.
2. Gunakan tampon atau mestrual cup
Kamu lebih dianjurkan untuk menggunakan tampon atau menstrual cup yang terbukti lebih aman dan risiko bocornya lebih rendah.
Jika kamu lebih nyaman menggunakan tampon, pastikan kamu memakainya tidak lebih dari 8 jam untuk menurunkan risiko terjadinya sindrom syok toksik. Jika kamu memilih menstrual cup, jangan gunakan lebih dari 6 jam dan jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan alat ini.
3. Kenakan pakaian renang khusus haid
Pakaian renang khusus haid didesain khusus agar darah haid tidak bocor dan mencemari air di kolam renang. Baju ini bisa menjadi pilihan bila kamu ingin berenang saat haid. Dengan begitu, kamu jadi lebih percaya diri untuk berenang.
4. Mandi dan keramas setelah berenang
Layaknya tempat umum lainnya, kolam renang yang digunakan oleh banyak orang cenderung sulit terjamin kebersihannya. Selain itu, bila sistem penyaringan kolam tidak baik, airnya pun bisa terkontaminasi bakteri.
Bila tubuh dan area kewanitaanmu basah, lembap, dan terpapar air kotor dalam waktu yang cukup lama, bukan tidak mungkin kamu bisa mengalami gangguan kesehatan seperti infeksi.
Makanya, setelah selesai berenang, kamu dianjurkan untuk langsung mandi dan keramas dengan air bersih yang mengalir. Tenang saja, mandi dan keramas saat haid tidak dilarang, kok. Hal ini justru akan membuat kebersihan tubuhmu makin terjaga.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa berenang saat haid boleh-boleh saja dilakukan. Namun, kamu perlu menerapkan tips-tips di atas agar bisa berenang dengan aman dan nyaman.
Untuk menekan risiko terjadinya masalah kesehatan tertentu, ada baiknya kamu berenang ketika darah haid sudah sangat sedikit atau tunggu sampai masa haidmu selesai.
Bila kamu masih punya pertanyaan seputar keamanan berenang saat haid, jangan ragu untuk menanyakannya langsung ke dokter agar mendapatkan penjelasan yang tepat.