Bradipnea adalah kondisi ketika laju pernapasan melambat secara tidak normal. Kondisi ini bisa membuat tubuh kekurangan asupan oksigen sehingga menyebabkan terganggunya fungsi organ. Untuk mencegahnya, ada berbagai cara yang dapat dilakukan.
Normalnya, remaja atau orang dewasa memiliki laju pernapasan sebanyak 12–20 kali per menit. Namun, ketika mengalami bradipnea, laju pernapasan akan melambat dan berada di bawah angka normal.
Selain itu, seseorang yang mengalami bradipnea juga bisa mengalami gejala lain, seperti pusing, nyeri dada, dan cepat merasa lelah. Pada kondisi yang sudah parah, bradipnea bisa pula diiringi sesak napas (dispnea).
Berbagai Penyebab Bradipnea
Melambatnya laju pernapasan merupakan gejala dari suatu kondisi medis tertentu. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bradipnea:
1. Ketidakseimbangan elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit terjadi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam tubuh, salah satunya organ pernapasan. Salah satu bentuk gangguan yang bisa terjadi pada organ pernapasan adalah bradipnea.
2. Keracunan karbon monoksida
Menghirup terlalu banyak karbon monoksida bisa menyebabkan keracunan. Gas ini banyak ditemukan di asap kendaraan bermotor, kompor gas, dan asap pabrik.
Keracunan karbon monoksida cukup berbahaya karena dapat mengganggu fungsi darah untuk membawa oksigen, sehingga menyebabkan laju pernapasan menjadi lambat.
3. Cedera kepala
Cedera kepala umumnya terjadi karena benturan keras di kepala. Kondisi ini bisa menyebabkan bradipnea bila cedera menimbulkan dampak pada batang otak. Area otak ini merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang mengatur beberapa fungsi tubuh, termasuk pernapasan.
4. Cedera saraf tulang belakang
Cedera saraf tulang belakang juga bisa menyebabkan bradipnea. Saraf tulang belakang merupakan saraf yang membentang dari leher hingga tulang ekor. Ketika saraf tulang belakang di bagian leher mengalami cedera, hal ini dapat mengganggu fungsi otot-otot pernapasan sehingga memengaruhi laju pernapasan.
5. Hipotiroidisme
Bradipnea juga bisa disebabkan oleh hipotiroidisme, yaitu kondisi ketika kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi cukup hormon tiroid untuk mengatur metabolisme. Kondisi ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi organ di dalam tubuh, salah satunya organ pernapasan.
Hipotiroidisme juga dapat melemahkan otot-otot yang digunakan untuk bernapas. Saat otot-otot tersebut melemah, proses bernapas akan terganggu dan menimbulkan beberapa kondisi, termasuk bradipnea.
6. Penyalahgunaan opioid
Opioid adalah kelompok obat pereda nyeri yang bekerja dengan cara memblokir rasa nyeri pada sistem saraf pusat. Penggunaan opiod yang berlebihan bisa menimbulkan beberapa masalah kesehatan, seperti memperlambat detak jantung dan laju pernapasan.
Cara Mencegah Bradipnea
Pada dasarnya, cara terbaik untuk mencegah terjadinya bradipnea adalah dengan menghindari pemicunya. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah bradipnea, yaitu:
- Menerapkan pola makan sehat agar kebutuhan elektrolit dan nutrisi penting lainnya tercukupi
- Menghindari paparan asap kendaraan secara langsung, terutama di ruangan tertutup, agar terhindar dari keracunan karbon monoksida
- Menggunakan alat pelindung kepala, seperti helm, saat berkendara untuk mencegah terjadinya cedera kepala
- Mengonsumsi obat nyeri sesuai anjuran dokter
Selain itu, bradipnea juga dapat dicegah dengan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. Ini karena kandungan alkohol juga menjadi salah satu pemicu yang dapat menyebabkan laju pernapasan menjadi lambat.
Perlu diketahui bahwa bradipnea bisa menjadi tanda dari penyakit paru-paru yang serius, seperti asma, emfisema, bronkitis kronis, pneumonia, dan edema paru.
Oleh karena itu, melambatnya laju pernapasan atau bradipnea tidak boleh dianggap sepele. Segeralah periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami penurunan laju pernapasan, apalagi bila disertai pusing, nyeri dada, dan sulit bernapas.