Bronkodilator adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan keluhan akibat penyempitan saluran pernapasan, seperti batuk, mengi, atau sesak napas. Obat ini sering dimanfaatkan dalam terapi asma dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).
Bronkodilator bekerja dengan cara melebarkan bronkus (saluran pernapasan) dan merelaksasi otot-otot pada saluran pernapasan. Alhasil, udara dari dan ke paru-paru dapat mengalir lebih lancar.
Bronkodilator bisa ditemukan dalam bentuk obat minum, obat hirup, atau obat uap. Namun, untuk mengatasi gangguan pernapasan, sangat disarankan untuk menggunakan obat hirup atau uap yang dapat bekerja langsung pada paru-paru. Selain kerjanya lebih cepat, efek sampingnya juga lebih minimal.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Bronkodilator
Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan bronkodilator:
Agonis beta-2
Obat ini bekerja dengan mengaktifkan sel beta-2 reseptor yang dapat menyebabkan otot-otot pada saluran pernapasan menjadi rileks. Cara kerja ini dapat membuka saluran udara.
Contoh bronkodilator agonis beta-2 adalah:
1. Short acting agonist beta (SABA)
Salbutamol
Bentuk obat: Inhaler, tablet, sirop, injeksi.
Merek dagang: Astharol, Azmacon, Fartolin, Glisend, Salbuven, Suprasma, Velutine
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat salbutamol.
Terbutaline
Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirop, inhaler, respule, dan suntik
Merek dagang: Astherin, Bricasma, Forasma, Lasmalin, Molasma, Nairet, Neosma
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat terbutaline.
Procaterol
Bentuk obat: Inhaler, tablet, dan sirop
Merek dagang: Asterol, Ataroc, Meptin, Sesma
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat berikut:
2. Long-acting agonist beta (LABA)
Formoterol
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Innovair, Symbicort
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat formoterol.
Salmeterol
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Flutias, Respitide, Salmeflo, Seretide Diskus
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat salmeterol.
Clenbuterol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Spiropent
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat clenbuterol.
3. Ultra-long acting agonist beta
Indacaterol
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Onbrez Breezhaler, Ultibro Breezhaler
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat indacaterol.
Olodaterol
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Infortispir Respimat, Spiolto Respimat, Striverdi Respimat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat olodaterol.
Vilanterol
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Anoro Ellipta, Trelegy Ellipta
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat vilanterol.
Antikolinergik
Obat ini bekerja dengan memblokir efek asetilkolin pada otot saluran pernapasan sehingga otot menjadi rileks dan saluran pernapasan dapat melebar. Asetilkolin adalah zat kimia yang digunakan saraf untuk berkomunikasi dengan sel otot. Contoh bronkodilator antikolinergik adalah:
Ipratropium
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Atrovent, Farbivent, Ipratropium Bromide, Midatro, Respivent
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat ipratropium.
Tiotropium
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Spiolto Respimat, Spiriva, Spiriva Respimat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tiotropium.
Aclidinium
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Eklira Genuair
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat aclidinium.
Glycopyrronium
Bentuk obat: Inhaler
Merek dagang: Seebri Breezhaler, Ultibro Breezhaler
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat glycopyrronium.
Methylxanthine
Mekanisme kerja methylxanthine belum sepenuhnya diketahui, tetapi penelitian menunjukan obat ini dapat menghambat enzim fosfodiesterase. Cara ini dapat meningkatkan konsentrasi zat kimia yang bisa melebarkan saluran udara. Contoh bronkodilator golongan methylxanthine adalah:
Teofilin
Bentuk obat: Tablet, sirop, kaplet, kapsul
Merek dagang: Asthma Soho, Bufabron, Kontrasma, Luvisma, Neo Napacin
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat teofilin.
Aminofilin
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Aminophylline, Decafil, Erphafillin, Phaminov
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat aminofilin.
Peringatan sebelum Menggunakan Bronkodilator
Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Bronkodilator tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita hipertiroidisme, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, hipertensi, aritmia, sumbatan di saluran kemih, benign prostate hyperplasia, glaukoma, penyakit liver, epilepsi, atau tukak lambung.
- Hindari merokok selama menggunakan bronkodilator. Selain berbahaya bagi penderita asma, rokok juga dapat menurunkan efektivitas obat.
- Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Konsultasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan bronkodilator.
Efek Samping dan Bahaya Bronkodilator
Efek samping bronkodilator bisa berbeda tergantung pada jenis obatnya. Namun, secara umum, beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan bronkodilator adalah:
- Gemetar, terutama di tangan
- Kram otot
- Sakit kepala
- Diare
- Sembelit
- Mulut kering
- Mual dan muntah
- Batuk
- Insomnia
- Tremor
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang disebutkan di atas. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Jantung berdebar (palpitasi)
- Nyeri dada
- Hipokalemia
- Kejang
- Aritmia
- Tekanan darah rendah
- Kejang