Bullying adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk mengusik dan menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Apa pun jenisnya, perilaku tak terpuji ini bisa berdampak buruk pada korban bullying, mulai dari menimbulkan luka atau cedera fisik, rasa rendah diri, hingga meningkatkan risiko terjadinya depresi. 

Bullying atau perundungan merupakan perilaku kasar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengganggu, mengintimidasi, bahkan menyakiti orang lain secara sengaja. Perilaku ini termasuk penyimpangan sosial dan bisa terjadi di berbagai lingkungan, baik itu di keluarga, sekolah dan perguruan tinggi, sesama rekan kerja, bahkan media sosial.

Bullying, Kenali Jenis-Jenis dan Cara Menghadapinya - Alodokter

Bullying biasanya disebabkan oleh adanya pelaku yang merasa lebih berkuasa. Jenis-jenis bullying bisa bermacam-macam, yaitu tindakan kekerasan fisik, hinaan atau intimidasi, perusakan barang-barang pribadi, hingga pelecehan seksual. 

Apa pun jenis dan alasannya, bullying bukanlah hal yang patut dibenarkan karena ini merupakan tindakan kekerasan, ya. Sayangnya, perilaku tidak terpuji ini masih banyak ditemukan di masyarakat dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak dan remaja, hingga orang dewasa.

Berbagai Jenis Bullying

Umumnya, bullying alias perundungan terjadi pada orang yang lebih lemah secara fisik, berkedudukan sosial lebih rendah, atau termasuk minoritas, dibandingkan orang yang merundungnya. Namun, hal sebaliknya juga bisa terjadi, terutama jika bullying terjadi secara online.

Nah, berikut ini adalah beberapa jenis bullying yang bisa terjadi:

1. Verbal

Bullying secara verbal adalah perundungan yang terjadi melalui ucapan maupun tulisan yang bertujuan untuk merendahkan atau mengitimidasi orang lain. Ini merupakan salah satu bentuk bullying yang paling umum terjadi.

Bentuk bullying secara verbal bisa bermacam-macam, misalnya menghina, mengancam, atau mempermalukan orang yang dibully. Bullying secara verbal bisa dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

2. Fisik

Seperti namanya, bullying secara fisik berarti melakukan tindakan kekerasan secara fisik pada orang lain, seperti memukul, menendang, mendorong, dan menjegal. Jenis bullying ini umumnya dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang yang kuat kepada orang yang lemah.

Selain melukai tubuh korban, bullying secara fisik juga bisa berupa tindakan sengaja mengambil dan merusak barang pribadi milik korban, lho.

3. Emosional

Jenis perundungan ini biasanya dilakukan dengan cara mempermalukan korban di depan umum, menyebarkan rumor atau gosip, serta mengucilkannya dari pergaulan. Dampaknya, korban dari jenis bullying ini bisa merasa terasingkan, kesepian, sampai merasa cemas saat berhadapan orang lain di lingkungan tempat ia dibully.

4. Cyberbullying

Tidak hanya menjadi sarana melakukan interaksi sosial, internet juga bisa menjadi tempat terjadinya bullying alias cyberbullying. Jenis bullying ini terjadi melalui pesan atau komentar di media sosial. Pesan tersebut bisa berisi foto, informasi pribadi, serta tulisan berisi hinaan, hujatan, atau ancaman yang dapat merugikan korban.

Pesan ini bisa tersebar luas tanpa batas sampai menimbulkan rasa malu, cemas, dan stres pada korban. Sayangnya, perundungan yang satu ini sulit diatasi karena pelakunya sulit diketahui, terlebih jika pelaku tidak mencantumkan foto atau indentitas lainnya.

5. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual juga bisa menjadi salah satu jenis bullying, lho. Pelecehan ini bisa dilakukan secara verbal maupun fisik, misalnya dengan catcalling, menunjukkan gestur, gambar, atau video yang tidak senonoh, menyentuh korban, hingga melakukan kekerasan seksual berupa pemerkosaan. 

Dampak Bullying yang Perlu Diperhatikan

Perundungan alias bullying bisa berdampak buruk bagi masa depan maupun kesehatan fisik dan mental orang-orang yang terlibat, terutama pada korban. Berikut adalah dampak buruk sekaligus gejala yang bisa dirasakan oleh korban bullying:

Selain itu, korban bullying juga bisa saja mengalami trauma psikologis yang berat, hingga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan hanya mengurung diri terus di dalam kamar atau di rumahnya (hikikomori).

Cara Menghadapi Aksi Bullying

Bullying tidak selalu bisa diketahui dengan mudah karena banyak korban yang merasa terancam sehingga takut untuk mencari pertolongan. Di sisi lain, korban pun mungkin merasa malu, sehingga enggan mencari pertolongan atau melaporkan kekerasan yang dialami. 

Padahal, perilaku bullying harus dihentikan karena hal ini sudah bertentangan dengan norma yang berlaku. Nah, jika terjadi bullying, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapinya:

  • Jika kamu merasa telah mengalami bullying, mantapkan hati dan beranikan diri untuk bercerita dan meminta bantuan orang terdekat yang dipercaya.
  • Dokumentasikan situasi bullying, misalnya dengan foto, screenshot, atau rekaman video untuk dijadikan bukti.
  • Respons bullying verbal dengan tenang dan hindari terbawa emosi. Hal ini karena pelaku bullying umumnya merasa berkuasa jika mampu membuat korbannya emosi karena aksi perundungan yang dilakukannya.
  • Jika memungkinkan, segera pergi dari lokasi terjadinya bullying untuk melindungi diri.
  • Jika melihat orang lain mengalami bullying, tawarkan bantuan dan perlindungan agar ia tidak terluka.

Korban bullying juga perlu mendapatkan penanganan medis jika mengalami luka, baik secara fisik maupun luka batin. Selain itu, korban juga bisa melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan lebih lanjut. 

Kultur atau budaya bullying yang cukup menjamur sudah sepatutnya dihapus. Untuk mencapai hal ini, diperlukan upaya dari berbagai pihak agar bullying bisa diberantas secara menyeluruh. 

Oleh sebab itu, jika kamu mengalami atau merasa ada orang di sekitarmu yang menunjukkan tanda-tanda mengalami bullying, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada orang yang kamu percaya dan pihak berwajib, ya. 

Jika merasa bingung atau bahkan tidak berdaya karena mendapatkan bullying, kamu juga bisa kok curhat pada psikolog atau dokter melalui chat.