Mengetahui bahwa bayi dalam kandungan berukuran besar bisa saja membuat sebagian ibu hamil merasa senang. Namun, ukuran bayi yang terlalu besar juga tidak terlalu baik. Soalnya, ada berbagai risiko kesehatan yang mengintai kalau kondisi ini tidak dikontrol.
Mengandung bayi berukuran besar berisiko untuk mendatangkan beragam gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, risiko yang mengintai tidak hanya sekedar persalinan yang sulit, tetapi juga robeknya jaringan vagina hingga pendarahan usai melahirkan.
Sementara pada bayi, risikonya adalah menderita obesitas dan diabetes di kemudian hari, serta mungkin untuk mengalami sindrom metabolik di masa kanak-kanak. Alasan inilah yang menjadi dasar mengapa ibu hamil perlu untuk memperhatikan berat badan janin dari waktu ke waktu guna menghindari melahirkan bayi berukuran besar.
Penyebab Bayi Besar di Dalam Kandungan
Ibu hamil dikatakan mengandung bayi berukuran besar jika bobot bayi lebih dari 4 kg. Dalam istilah medis, berat badan bayi yang lebih dari 4 kg disebut dengan makrosomia.
Semua ibu hamil sebenarnya berpeluang untuk mengandung bayi berukuran besar. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan tersebut, yaitu:
1. Kelebihan berat badan selama hamil
Ibu hamil yang berat badannya naik drastis selama kehamilan atau yang berat badannya berlebih sejak sebelum hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengandung bayi berukuran besar. Sebuah penelitian menunjukkan, sekitar 31% ibu hamil dengan obesitas mengandung bayi dengan ukuran besar.
2. Menderita diabetes gestasional
Ibu hamil dengan diabetes gestasional paling berisiko memiliki bayi berukuran besar karena kadar gula darah yang tinggi dapat meningkatkan ukuran bayi. Diabetes gestasional sendiri sering kali dialami wanita yang memang sudah menderita diabetes sebelum hamil.
3. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan besar
Jika sebelumnya Bumil pernah melahirkan bayi besar, risiko untuk kembali melahirkan bayi berukuran besar cenderung lebih tinggi.
4. Mengonsumsi banyak karbohidrat olahan selama hamil
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan berkarbohidrat dengan indeks glikemik tinggi bisa menyebabkan penambahan berat badan ibu hamil dan janin, serta membuat bayi berisiko mengalami makrosomia.
Nah, makanan berkarbohidrat dengan indeks glikemik tinggi biasanya terdapat pada karbohidrat olahan, seperti roti, nasi, kue, donat, sereal, kue kering, hingga pancake.
5. Faktor lainnya
Bumil juga berpeluang untuk melahirkan bayi besar jika:
- Melahirkan melewati tanggal perkiraan lahir, yaitu lebih dari 2 minggu dari hari perkiraan lahir (HPL)
- Menderita tekanan darah tinggi selama kehamilan
- Hamil di usia lebih dari 35 tahun
- Mengandung bayi laki-laki
- Memiliki anggota keluarga yang pernah melahirkan bayi besar
Jika Bumil merasa berpeluang mengandung bayi berukuran besar, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan untuk mendapatkan saran dan langkah penanganan lebih lanjut, ya.
Hal yang Perlu Dilakukan Ibu Hamil dengan Bayi Berukuran Besar
Untuk mengetahui ukuran bayi, dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan USG. Berat badan yang terukur saat pemeriksaan ini bisa berbeda sekitar 10% dengan berat badan bayi yang sesungguhnya saat lahir.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan ada tendensi Bumil mengandung bayi besar, dokter biasanya akan menyarankan langkah persalinan yang tepat dan memonitor kondisi kesehatan Bumil dan janin secara berkala hingga waktu bersalin tiba.
Beberapa hal yang perlu Bumil lakukan bila mengandung bayi berukuran besar adalah:
Periksa kadar gula darah
Jika bayi dalam kandungan berukuran besar, dokter mungkin akan memeriksa kadar gula darah untuk mendeteksi apakah Bumil menderita diabetes gestasional atau tidak. Hasil pemeriksaan ini akan membantu dokter untuk memberikan penanganan yang tepat.
Persiapkan diri untuk persalinan
Bayi berukuran besar meningkatkan risiko persalinan yang sulit sehingga mungkin untuk menyebabkan robeknya perineum, perdarahan pascapersalinan, persalinan lama, hingga gangguan pada tulang ekor.
Oleh karena itu, Bumil perlu lebih mempersiapkan diri jika ingin tetap melahirkan secara normal. Salah satu caranya adalah mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga teratur.
Meski peluang untuk melahirkan secara normal ada, rata-rata bayi berukuran besar perlu dilahirkan dengan operasi caesar. Jadi, Bumil juga perlu bersiap-siap jika dokter menganjurkan metode persalinan ini.
Berjaga-jaga kemungkinan bayi perlu perawatan khusus
Bayi yang berukuran besar berisiko tinggi mengalami penyulit persalinan, misalnya distosia bahu. Ukuran tubuh bayi yang terlalu besar dapat menyebabkannya tersangkut di jalan lahir sehingga berisiko mengalami cedera saat dilahirkan. Selain itu, bayi besar lebih berisiko memiliki kadar gula yang rendah saat lahir.
Untuk mengetahui berat badan bayi dalam kandungan normal atau tidak, lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Jika dokter menyatakan bayi dalam kandungan berukuran besar, mintalah saran dokter mengenai langkah penanganan dan pilihan metode persalinan yang aman.