Hidung tersumbat saat hamil kerap kali dikeluhkan oleh sebagian ibu hamil. Meski cukup umum terjadi, keluhan ini tentu bisa mengganggu kenyamanan. Agar bisa mengatasinya dengan tepat, Bumil perlu mengetahui penyebab di balik kondisi ini.
Hidung tersumbat saat hamil biasanya disertai dengan gejala lain, seperti sering bersin dan hidung yang mengeluarkan lendir. Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai rhinitis pada masa kehamilan (pregnancy rhinitis).
Penyebab Hidung Tersumbat pada Ibu Hamil
Rhinitis pada ibu hamil umumnya dipicu oleh peningkatan kadar hormon estrogen selama kehamilan. Tingginya kadar hormon estrogen menyebabkan dinding saluran pernapasan membengkak dan memicu produksi lendir lebih banyak.
Selain itu, sirkulasi aliran darah juga meningkat selama kehamilan, termasuk pada pembuluh darah hidung. Kondisi ini membuat ibu hamil jadi lebih mudah mengalami hidung tersumbat.
Rhinitis pada masa kehamilan dapat berlangsung sekitar 6 minggu atau lebih. Kondisi ini dapat terjadi pada usia kehamilan berapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada trimester pertama.
Rhinitis yang dialami ibu hamil biasanya bukan disebabkan oleh reaksi alergi dan akan hilang dengan sendirinya 2−3 minggu setelah melahirkan. Jika Bumil mengalami gejala rhinitis disertai dengan gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau telinga, Bumil kemungkinan mengalami alergi di saat yang bersamaan.
Berbagai Cara Mengatasi Hidung Tersumbat
Beberapa cara yang dapat Bumil lakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat rhinitis, antara lain:
1. Bersihkan rongga hidung
Membersihkan rongga hidung dengan bilasan dari campuran air garam (saline) bermanfaat untuk mengeluarkan lendir. Caranya, campurkan 250–500 ml air hangat dengan ¼ atau ½ sendok teh garam dan sedikit baking soda di dalam gelas atau mangkuk bersih.
Bumil dapat berdiri di depan wastafel dan posisikan kepala miring ke salah satu sisi. Setelah itu, tuangkan sedikit campuran tersebut ke telapak tangan dan masukkan ke salah satu lubang hidung secara bergantian dan buang ke dalam wastafel.
Lakukan hal ini secara berulang, boleh hingga 3 kali sehari, sampai hidung Bumil terasa lebih nyaman. Sebagian larutan mungkin akan masuk ke tenggorokan. Namun, jangan khawatir, karena hal ini tidak berbahaya, kok.
Agar lebih praktis, Bumil juga bisa membersihkan hidung dengan menggunakan produk cairan pembersih hidung yang tersedia di apotek.
2. Mandi dengan air hangat
Cara mengatasi rhinitis saat hamil selanjutnya adalah mandi air hangat. Saat mandi air hangat, Bumil disarankan untuk membasuh wajah dengan waslap yang telah dicelupkan ke dalam air hangat. Cara ini dapat membantu mengurangi keluhan hidung tersumbat.
3. Gunakan air purifier
Penggunaan air purifier bisa menyaring udara dan menjaganya tetap bersih sehingga lebih nyaman dan aman untuk dihirup.
Sementara itu, untuk di kamar atau ruangan yang sering dinyalakan AC, penggunaan humidifier di kamar dapat menjaga kelembapan udara, sekaligus meredakan rasa tidak nyaman akibat rhinitis. Bumil dapat menggunakannya di dalam kamar, agar tidur tetap nyenyak dan nyaman.
Selain itu, untuk mengurangi pilek, Bumil juga bisa tidur dengan bantal yang ditumpuk agar sedikit lebih tinggi.
4. Lakukan olahraga ringan
Olahraga ringan juga bermanfaat untuk mengatasi hidung tersumbat. Beberapa pilihan olahraga yang bisa Bumil pilih antara lain adalah jalan santai, stretching, yoga ibu hamil, atau senam hamil.
Namun, jika Bumil memiliki kondisi medis tertentu atau gangguan selama kehamilan, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui olahraga apa saja yang aman dilakukan, ya.
5. Hindari pemicu alergi
Bumil juga bisa meredakan gejala rhinitis dengan menghindari pemicu alergi, seperti asap rokok, debu, paparan bahan kimia, dan polusi udara.
Jagalah kebersihan lingkungan sekitar, misalnya kamar tidur, dari kotoran dan debu yang mungkin menempel. Hindari juga asap rokok dan asap kendaraan. Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk menggunakan masker saat membersihkan ruangan atau saat beraktivitas di luar ruangan.
Rhinitis pada ibu hamil memang umum terjadi. Namun, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan ibu dan janin, terutama bila sudah menyebabkan gangguan tidur.
Jika Bumil sampai mengalami gangguan tidur, janin bisa berisiko mengalami kekurangan oksigen, sehingga tumbuh kembang dan kesehatannya bisa terganggu.
Akan tetapi, kalau Bumil mengalami kondisi ini, sebaiknya jangan sembarangan mengonsumsi obat, ya. Bumil lebih disarankan melakukan perawatan di atas dan berkonsultasi ke dokter demi mendapat penanganan yang tepat.