Jika diperhatikan, Bunda mungkin menyadari warna urine Si Kecil bisa tidak sama setiap harinya. Ya, warna urine memang bisa berubah-ubah, Bun. Namun, ada perubahan warna yang tidak normal. Yuk, ketahui warna urine seperti apa yang harus diwaspadai.
Warna urine bayi yang normal seharusnya berwarna kuning atau jernih. Warna urine ini sangat berkaitan dengan kadar air tubuh. Jika warna urine semakin gelap, ini menandakan Si Kecil tidak cukup cairan tubuh atau kurang menyusu.
Penyebab Perubahan Warna Urine pada Bayi
Perubahan warna urine ada yang dianggap normal dan tidak normal, tergantung pada faktor penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan warna urine bayi berubah adalah:
- Dehidrasi
- Makanan
- Perdarahan
- Gangguan kesehatan, seperti infeksi, penyakit saluran empedu, dan batu ginjal.
Beberapa hari setelah lahir, urine sebagian bayi bisa disertai bercak kristal berwarna merah mudah atau oranye kemerahan. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun bisa juga menandakan bayi kurang minum ASI.
Warna urine yang berubah menjadi kuning gelap juga bisa menandakan bayi kurang minum. Jika ini terjadi pada Si Kecil, Bunda dianjurkan untuk lebih sering menyusuinya. Biasanya warna urine akan cepat menjadi kuning biasa atau jernih kembali setelah bayi banyak minum.
Warna urine bayi juga bisa berubah menjadi merah muda atau bahkan merah terang setelah makan makanan seperti buah beri dan buah bit. Jika bayi mengonsumsi rifampicin, urine bayi juga bisa berubah warna menjadi kemerahan. Bunda tidak perlu khawatir, ini juga termasuk perubahan yang normal, kok.
Perubahan Warna Urine Bayi yang Tidak Normal
Berikut ini adalah beberapa warna urine bayi tidak normal yang perlu Bunda ketahui:
1. Urine berwarna merah
Urine yang berwarna merah bisa menandakan adanya darah segar. Jika Si Kecil sedang mengalami ruam pokok, kemungkinan darah berasal dari luka ruam popok. Jadi, penanganan ruam popok dapat menghentikan gejala ini. Namun, bila Si Kecil tidak mengalami ruam popok, kemungkinan darah berasal dari saluran kemihnya.
2. Urine berwarna cokelat
Urine bayi yang berwarna cokelat kemerahan juga bisa menandakan adanya komponen darah pada urine. Hal ini bisa disebabkan oleh kelainan darah, luka pada ginjal atau saluran kemih, kelainan metabolik, atau infeksi saluran kemih.
Selain itu, urine berwarna cokelat gelap pada bayi yang terjadi tak lama setelah lahir bisa menandakan adanya atresia bilier.
3. Urine berwarna oranye
Pernah ditemukan kejadian urine berwarna oranye yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih, tetapi ini sangat jarang terjadi. Selain itu, adanya sedikit darah pada urine juga bisa menyebabkan warna urine menjadi oranye.
4. Urine berwarna hijau atau kebiruan
Urine bayi yang berwarna hijau atau kebiruan juga bisa menjadi salah satu tanda adanya infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Walaupun jarang, warna hijau pada urine bayi juga bisa terjadi karena adanya tinja dari fistula yang menghubungkan usus dan kandung kemih.
5. Urine berwarna putih kental
Urine bayi berwarna putih kental bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih yang berat. Selain itu, kondisi ini juga bisa menandakan adanya endapan mineral dalam urine.
Warna urine Si Kecil dapat menunjukkan kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, Bunda perlu memantau perubahan warna urine Si Kecil pada tiap kesempatan, misalnya saat mengganti popok. Selain itu, perhatikan pula kondisi dan kebersihan area sekitar kelamin Si Kecil.
Perubahan warna urine bayi yang tidak normal butuh segera diperiksakan, apalagi jika sudah terjadi dalam beberapa hari dan disertai dengan keluhan seperti demam, rewel, serta perubahan warna tinja menjadi pucat atau kulit menjadi kuning. Jika ini terjadi pada Si Kecil, segera bawa ia ke dokter, ya, Bun.