Untuk mendukung proses tumbuh kembang anak, Bunda bisa mencoba beragam permainan yang melibatkan lima pancaindra anak atau sensory play. Bukan cuma bisa menghibur atau mengisi waktu luang anak, kegiatan ini juga punya beragam manfaat lainnya, lho.
Pertumbuhan dan perkembangan anak cukup pesat pada tiga tahun awal kehidupannya. Di usia ini, biasanya anak mulai suka menyentuh dan memasukkan benda-benda yang ia lihat, mengeluarkan suara lucu dari mulutnya, atau memukul benda di sekitarnya yang mengeluarkan bunyi.
Bagi orang dewasa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak mungkin terlihat sepele, ya. Padahal, anak sedang belajar beradaptasi dengan lingkungan melalui pancaindranya, lho. Nah, supaya tumbuh kembangnya optimal, Ayah dan Bunda disarankan untuk bisa memberikan stimulasi yang tepat pada seluruh indra anak melalui sensory play.
Beragam Kegiatan Sensory Play untuk Anak
Sensory play atau permainan sensorik adalah permainan atau kegiatan yang memberikan stimulasi pada pancaindra anak, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), peraba (kulit), penciuman (hidung), dan pengecap (lidah).
Berikut adalah contoh sensory play yang bisa diberikan kepada anak:
- Bermain dengan adonan kue, slime, atau pasir, untuk mengajarkan anak beragam tekstur
- Bermain dengan jenis kacang yang berbeda bentuk dan warna, untuk mengajarkan anak beragam warna dan bentuk
- Membiarkan anak untuk makan sendiri, bermain tebak rasa, bentuk, atau warna buah, untuk mengenalkan bau, tekstur, warna, hingga rasa makanan
- Bermain dengan menumpuk gelas plastik berwarna untuk mengajarkan anak tentang beragam warna
- Bermain dengan alat musik atau benda yang bisa mengeluarkan suara ketika dipukul, misalnya panci, ember, atau baskom
Daftar Manfaat Sensory Play untuk Anak
Sensory play sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Soalnya, permainan ini bisa membantu membangun koneksi antarsaraf di otaknya. Dengan aktif memberikan jawaban, anak pun terlatih untuk memecahkan suatu masalah.
Selain itu, masih banyak manfaat sensory play untuk anak yang bisa diperoleh, di antaranya:
1. Menambah kosa kata dan keterampilan bahasa
Ketika Bunda mengajak anak bermain permainan sensorik, Bunda akan mengenalkan ia hal yang baru, termasuk segala benda yang digunakan.
Misalnya dalam permainan menuang air berwarna, Bunda bisa memberi arahan seperti ini: “Kak, ini gelas. Gelasnya kita isi air dulu, ya. Selanjutnya kita akan menuangkan pewarna ini ke dalam air. Nanti, kamu tuangin ke gelas berikutnya, ya”.
Nah, melalui arahan tersebut, anak akan merekam segala kata yang Bunda ucapkan. Otaknya akan mengingat segala hal yang ia lihat, dengar, sentuh, dan rasakan.
Hal ini tentunya bisa menambah kosa kata dan keterampilan berbahasanya, Bun. Melalui permainan seperti ini, anak pun akan belajar berkomunikasi dengan orang lain.
2. Melatih keterampilan motorik kasar
Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak untuk menggunakan otot-otot tubuh yang besar untuk bergerak, misalnya berjalan, melompat, berlari, duduk, melempar bola, atau menendang.
Melalui sensory play, stimulasi pancaindra saat ia melihat dan menggunakan mainan akan membantunya untuk mengembangkan motorik kasarnya. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan adalah melompat di trampolin, bermain petak umpat, lempar tangkap bola, atau sepak bola.
3. Mengasah keterampilan motorik halus
Kalau keterampilan motorik kasar melibatkan otot besar, keterampilan motorik halus justru lebih melibatkan otot kecil untuk melakukan berbagai tindakan. Misalnya, menulis, mengikat tali sepatu, mengancingkan baju, atau menutup ritsleting.
Bila Bunda ingin mengasah keterampilan motorik halus anak, cobalah untuk memberikannya permainan sensorik. Beberapa permainan yang bisa dilakukan misalnya meronce atau menjepit pompom dengan tweezer.
Agar lebih seru dan menyenangkan, Bunda bisa berpura-pura sebagai seorang pembeli ketika Si Kecil bermain pompom. “Kak, Bunda mau beli dong pompom merahnya 5, yang ungu 3, dan biru 2, ya”. Selain melatih motorik halus, kegiatan ini juga bisa mengajarkan anak tentang nama warna dan berhitung.
4. Mengoptimalkan perkembangan kognitif
Permainan sensorik bisa merangsang otak anak untuk berpikir lebih dalam dan kritis saat menyelesaikan suatu masalah. Misalnya, saat bermain dengan pasta atau mi berwarna, Bunda bisa mengajarkan anak tentang nama-nama warna. Selain itu, Bunda juga bisa nih mengajarkannya tentang percampuran warna.
“Kak, ini kan mi warna merah, kalau kita tuang pewarna hijau atau kuning, kira-kira mi-nya akan berubah jadi warna apa, ya?”
Pertanyaan tersebut bisa menimbulkan rasa keingintahuan anak dan ia akan tertarik mencobanya sampai menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.
5. Mengontrol emosi
Coba Bunda perhatikan, saat bermain sensory play, anak akan lebih tenang, tidak mudah tantrum, dan bisa asik duduk sambil memainkan mainannya di satu tempat tanpa berlari-larian. Hal ini karena salah satu manfaat sensory play bisa mengontrol emosi anak. Permainan sensorik pun bisa melatih anak untuk lebih fokus.
Karena manfaat sensory play cukup banyak, mulai sekarang Bunda bisa nih mengajak anak bermain permainan ini. Untuk memfasilitasinya, Bunda tidak perlu membeli mainan yang mahal.
Bunda bisa kok menggunakan benda-benda yang ada di rumah, seperti membuat adonan dari tepung terigu atau mengajak anak melompat di atas kasur. Namun, pastikan permainan tersebut sesuai usia anak dan aman untuknya, ya. Selamat mencoba, Bunda!