Walau masih kecil, anak-anak juga sudah dihadapkan pada beragam masalah, lho, Bun, misalnya ditegur guru karena lupa membawa PR atau bertengkar dengan temannya di sekolah. Nah, agar anak terbiasa untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri, Bunda perlu melatih hal tersebut sedini mungkin, ya.

Tahukah Bunda, kalau anak-anak memang sudah seharusnya memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik sejak dini. Ini karena, kemampuan tersebut akan memengaruhi tumbuh kembang dan juga kemampuan sosial serta life skills anak ke depannya.

Bunda, Ini Cara Melatih Anak Memecahkan Masalahnya Sendiri - Alodokter

Penelitian menyebutkan, seorang anak dengan keterampilan problem solving yang baik cenderung akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, cerdas, kreatif, penuh empati, dan memiliki mental yang sehat. Dengan begitu, saat dewasa, mereka akan mampu menghadapi beragam tantangan dalam hidupnya dengan baik.

Sebaliknya, anak yang memiliki kemampuan memecahkan masalah yang buruk cenderung berisiko memiliki perilaku nakal di kemudian hari. Anak yang tidak terbiasa mandiri atau kurang pandai memecahkan masalahnya sendiri juga disebut lebih berisiko mengalami depresi saat dewasa.

5 Cara Melatih Anak Memecahkan Masalahnya Sendiri

Berikut ini adalah 5 cara yang bisa Bunda terapkan sebagai bagian dari pinsip parenting untuk melatih anak memecahkan masalahnya sendiri:

1. Tanyakan perasaan anak

Saat sedang menghadapi masalah, anak mungkin akan merasakan berbagai emosi negatif, seperti sedih, kesal, kecewa, atau marah. Nah, ketika Si Kecil mengalami hal tersebut, Bunda bisa menanyakan bagaimana perasaannya pada saat itu dan cobalah untuk menjadi pendengar yang baik.

Setelah itu, bantulah anak untuk mengendalikan emosi negatif yang ia rasakan dengan hal yang positif. Sebagai contoh, jika anak sedang sedang marah, Bunda bisa meminta ia untuk mengambil napas dalam-dalam agar ia bisa lebih tenang.

2. Ajarkan anak mengidentifikasi masalah

Untuk melatih anak menyelesaikan masalahnya sendiri, Bunda juga perlu mengajarkan anak untuk mengidentifikasi masalahnya. Sebagai contoh, bila anak merasa kesal karena ditegur gurunya di sekolah, cobalah tanyakan kepadanya mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Namun, ingat, ya Bun. Saat menanyakan masalah pada anak, jangan gunakan kalimat yang menyudutkannya, misalnya, alih-alih berkata “kesalahan apa yang kamu lakukan, sehingga gurumu marah?” lebih baik Bunda mengatakan “yuk, ceritakan pada Bunda apa yang terjadi di sekolah hari ini”.

Dengan begitu, Bunda dan Si Kecil akan lebih mudah untuk menemukan solusi terbaik bagi permasalahan yang ia alami.

3. Bantu anak menemukan solusi

Bila masalah sudah teridentifikasi, Bunda jangan tergoda untuk terburu-buru menyelesaikan masalah tersebut, ya. Sebaliknya, bantulah anak untuk menemukan solusinya, misalnya dengan mengajaknya berdiskusi atau melakukan brainstorming.

Sebagai contoh, jika anak ditegur gurunya karena ia lupa membawa PR, Bunda bisa bertanya kepada anak, hal apa yang bisa ia lakukan agar masalah tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.

Ajaklah anak untuk memikirkan dan mengumpulkan solusi sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, anak akan terbiasa untuk melihat masalah dan solusinya dari berbagai sisi.

4. Diskusikan berbagai pilihan yang bisa menjadi solusi

Setelah ide solusi telah terkumpul, Bunda kemudian bisa mengajak anak untuk memikirkan sisi positif dan negatif dari tiap solusi yang ada. Ini bertujuan untuk melatih anak melihat solusi mana yang paling tepat dan efektif untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.

5. Terapkan solusi yang dipilih

Jika Si Kecil sudah memilih solusi yang dirasa paling efektif untuk memecahkan masalahnya, bantulah ia untuk menerapkan solusi tersebut, ya Bun. Sebagai contoh, agar buah hati Bunda tidak lupa lagi membawa PR ke sekolah, ia bisa menempelkan catatan di pintu kamarnya.

Nah, setelah itu, cobalah eveluasi apakah solusi yang dilakukan efektif atau tidak. Bila tidak, Bunda bisa mengajak anak untuk mencoba solusi lainnya yang mungkin lebih tepat bagi permasalahan tersebut.

Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri memang bukan pekerjaan yang mudah, Bun. Tetapi, Bunda tetap harus melakukannya dengan penuh ketekunan dan kesabaran.

Bila Bunda merasa kesulitan dalam melatih anak memecahkan masalahnya sendiri atau masalah anak sudah mulai memengaruhi mood dan perilakunya sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog, ya.