Tanda bayi cukup ASI penting untuk Bunda ketahui. Soalnya, ASI menjadi asupan utama bagi bayi, khususnya di 6 bulan pertama kehidupannya. Jadi, kebutuhannya harus terpenuhi setiap hari.
Saat menyusui, pastikan Bunda mendengar Si Kecil mengisap dan menelan ASI dengan pola yang teratur. Bayi juga harus terlihat nyaman setelah menyusu, misalnya tertidur atau wajahnya terlihat tenang dan santai. Jika hal ini terpenuhi, seharusnya Bunda tidak perlu khawatir bayi mengalami kekurangan ASI.
Namun, apabila Bunda masih ragu, ada beberapa tanda lain yang menunjukkan bahwa bayi sudah mendapatkan cukup ASI.
Tanda Bayi Cukup ASI
Berikut ini adalah beberapa tanda bayi cukup ASI yang perlu Bunda ketahui:
Berat badannya bertambah
Peningkatan berat badan bayi merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai apakah ia sudah mendapatkan cukup ASI atau belum. Namun, Bunda juga perlu tahu bahwa bayi akan mengalami penurunan berat badan saat 1 minggu setelah mereka lahir. Hal ini tergolong normal ya, Bun.
Bayi yang diberi susu formula akan mengalami penurunan berat badan yang normal banyak 5%, sedangkan bayi yang beri ASI eksklusif berat badannya bisa turun sebanyak 7–10%.
Sebagai contoh, bayi lahir dengan berat badan 3 kg dan diberi ASI eksklusif, penurunan berat badan hingga 2,7 kg di minggu pertama masih dianggap normal. Kalau bayi cukup mendapatkan ASI, berat badannya baru akan bertambah saat 1–2 minggu setelahnya.
Buang air kecil secara teratur
Normalnya, bayi berusia di bawah 5 hari perlu diganti popoknya hingga 6 kali sehari. Saat usia bayi sudah lebih dari 5 hari, popoknya perlu diganti hingga 6–8 kali sehari, jika ia mendapatkan cukup ASI.
Pada bayi yang cukup diberikan ASI, popoknya akan terlihat basah setiap kali diganti, dengan warna urine jernih atau kekuningan.
Selain itu, perhatikan juga perubahan warna tinja Si Kecil. Pada beberapa hari pertama setelah lahir, tinjanya akan berwarna gelap dan lengket. Setelah bayi mendapatkan cukup ASI, tinjanya akan berwarna kuning cerah.
Terlihat tenang dan nyaman
Kalau mood bayi bagus dan aktif bergerak, ini bisa menjadi pertanda kalau ia cukup mendapatkan ASI. Setelah disusui dengan cukup, bayi juga biasanya akan tampak kenyang dan tidak rewel serta terkadang langsung tertidur pulas.
Selain tanda pada bayi, perhatikan juga kondisi payudara Bunda setelah menyusui. Jika Si Kecil sudah minum cukup ASI, payudara Bunda akan terasa agak ringan setelahnya.
Tanda-Tanda Bayi Kurang ASI
Bunda juga perlu tahu nih tanda-tanda kalau bayi kekurangan ASI. Hal ini penting karena kurang asupan ASI dapat membuat bayi dehidrasi dan gangguan tumbuh kembang.
Berikut ini adalah tanda-tanda bayi kurang ASI yang perlu Bunda waspadai:
- Berat bayi berkurang atau tidak kunjung bertambah setelah usianya 5 hari
- Feses bayi berwarna gelap setelah berusia 5 hari
- Mulut dan mata bayi tampak kering
- Frekuensi mengganti popok bayi kurang dari 6 kali per hari atau terlihat kering setiap kali diganti
- Urine bayi berwarna kuning tua, seperti jus apel
- Bayi rewel dan tampak tidak puas, meski sudah menyusu lebih dari satu jam
- Bayi tidak terlihat meneguk ASI
Untuk memastikan bayi mendapatkan cukup ASI, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Rasakan mulut Si Kecil saat menyusui dan pastikan mulutnya sudah menyedot puting susu dengan benar.
- Perhatikan lidah bayi. Gangguan pada lidah bayi, seperti tongue-tie, dapat membuat bayi sulit menyusu.
- Periksalah payudara Bunda setelah menyusui. Jika tidak terasa lebih kosong atau lunak, mungkin Si Kecil tidak menyusu dengan baik.
- Perhatikan sikap Si Kecil, apakah tenang atau justru gelisah setelah menyusu.
- Perhatikan juga warna kulitnya. Jika warnanya menjadi lebih kuning setelah minggu pertama kelahirannya, maka segera periksakan ke dokter.
Setelah mengetahui informasi di atas, kini Bunda tidak perlu bingung lagi untuk memastikan kecukupan ASI yang diperoleh Si Kecil. Di samping itu, sebagian ibu menyusui mungkin saja mengalami puting lecet, nyeri, atau terasa seperti digigit.
Biasanya kondisi tersebut menandakan bahwa pelekatan tidak benar antara mulut bayi dan payudara ibu. Bila mengalaminya, Bunda bisa berkonsultasi ke dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Selain itu, jangan lupa untuk timbang berat badan bayi secara rutin dan memantau pertumbuhannya, ya.