Buprenorphine adalah obat untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Obat ini juga digunakan dalam terapi ketergantungan dan penyalahgunaan obat golongan opioid. Penggunaan buprenorphine dapat dikombinasikan dengan naloxone.
Buprenorphine bekerja dengan cara mengikat reseptor opioid. Cara kerja ini akan membantu mengurangi gejala putus obat saat seseorang berhenti mengonsumsi obat opioid.
Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Merek dagang buprenorphine: Suboxone
Apa Itu Buprenorphine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antinyeri golongan opioid |
Manfaat | Meredakan nyeri sedang hingga berat |
Mengatasi ketergantungan atau penyalahgunaan obat golongan opioid lain | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia di atas 6 tahun |
Buprenorphine untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Buprenorphine untuk ibu menyusui | Buprenorphine dapat terserap ke dalam ASI, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Meski demikian, tidak ada laporan mengenai efek samping terhadap bayi yang menyusu pada ibu yang minum buprenorphine. |
Jika sedang menyusui, diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan buprenorphine. | |
Bentuk obat | Tablet sublingual |
Peringatan Sebelum Menggunakan Buprenorphine
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan buprenorphine, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Buprenorphine tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda menggunakan obat golongan narkotika lain dalam 4 jam terakhir.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita asma, sleep apnea, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit ginjal, penyakit liver, konstipasi, ileus, diare, gangguan mental, gangguan elektrolit, hipotensi, myasthenia gravis, sulit buang air kecil, atau pembesaran kelenjar prostat jinak.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami cedera kepala, tumor otak, kejang, penyakit Addison, penyakit jantung, gagal jantung, hipertensi, hipotiroidisme, gangguan kantung empedu, atau pankreatitis.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum buprenorphine. Obat ini dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan buprenorphine karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping. Beri tahu dokter jika kesulitan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga pernah menderita gangguan irama jantung (aritmia), kelainan hasil tes EKG, maupun henti jantung mendadak, terutama pada usia muda.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil, baik sebelum atau selama mengonsumsi buprenorphine.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan buprenorphine pada lansia. Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya efek samping yang serius.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi buprenorphine sebelum menjalani operasi atau prosedur perawatan gigi.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi buprenorphine.
Dosis dan Aturan Pakai Buprenorphine
Dosis buprenorphine akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan. Berikut adalah penjelasannya:
Kondisi: Nyeri sedang hingga berat
- Dewasa: 200–400 mcg, tiap 6–8 jam atau sesuai kebutuhan.
- Anak usia 6–12 tahun dengan berat badan 16–25 kg: 100 mcg, tiap 6–8 jam.
- Anak usia 6–12 tahun dengan berat badan >25–37,5 kg: 100–200 mcg, tiap 6–8 jam.
- Anak usia 6–12 tahun dengan berat badan >37,5–50 kg: 200–300 mcg, tiap 6–8 jam.
Kondisi: Ketergantungan opioid
- Dewasa: Dosis awal 0,8–4 mg, 1 kali sehari. Dosis pemeliharaan tidak lebih dari 32 mg tiap hari. Setelah pasien stabil, dosis dapat dikurangi secara bertahap dan dokter dapat menghentikan pengobatan.
Kondisi: Premedikasi sebelum anestesi
- Dewasa: 400 mcg.
Cara Menggunakan Buprenorphine dengan Benar
Ikuti saran dokter selama Anda menjalani terapi dengan buprenorphine. Pastikan untuk membaca petunjuk yang terdapat pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah cara mengonsumsi buprenorphine dengan benar:
- Minumlah buprenorphine sebelum atau sesudah makan.
- Letakkan obat di bawah lidah dan tunggu hingga mencair. Jangan menelan, mengunyah, atau menghancurkan tablet sublingual secara langsung
- Konsumsilah buprenorphine pada waktu yang sama setiap harinya agar manfaatnya maksimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan berhenti menggunakan buprenorphine secara tiba-tiba karena bisa memperburuk kondisi dan menimbulkan gejala putus obat, seperti gelisah, cemas, sulit tidur, diare, atau nyeri otot. Untuk mencegahnya, dokter akan menurunkan dosis secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
- Simpan buprenorphine di tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Buprenorphine dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika buprenorphine digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan dengan obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti selegiline
- Peningkatan risiko efek samping yang fatal, seperti gangguan pernapasan, jika digunakan bersama obat golongan opioid lainnya, obat bius, antihistamin, obat pelemas otot, fenotiazin, atau obat golongan benzodiazepine, seperti diazepam
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung (aritmia) jika digunakan dengan klorokuin, cisapride, moxifloxacin, atau dolasetron
- Penurunan efektivitas halothane
Guna mencegah interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter terkait semua obat, suplemen, dan produk herbal yang sedang digunakan sebelum mengonsumsi buprenopherine.
Efek Samping dan Bahaya Buprenopherine
Ada efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan buprenopherine, antara lain:
- Pusing
- Sakit kepala
- Kantuk
- Sembelit
- Mual atau muntah
- Sering berkeringat
- Sulit tidur (insomnia)
- Sakit punggung
Beri tahu dokter jika keluhan tersebut tidak berkurang atau malah makin berat. Segera cari pertolongan medis bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini:
- Sleep apnea
- Mudah marah, linglung, atau halusinasi
- Sakit perut
- Sakit gigi atau gusi
- Berat badan menurun
- Denyut jantung cepat atau tidak teratur
- Pusing berat
- Napas terasa lambat atau dangkal
- Kantuk berat hingga sulit bangun
- Kadar kortisol rendah, yang ditandai dengan hilang nafsu makan, serta lelah atau lemas yang tidak wajar
- Gejala penyakit hati, seperti sakit perut bagian atas, urine berwarna gelap, feses seperti tanah liat, atau penyakit kuning.