Cacar api pada anak umumnya tidak berbahaya, tetapi gejalanya bisa menyebabkan anak menjadi rewel karena kesakitan. Namun, dengan penanganan yang tepat, keluhan ini dapat diatasi dan penyembuhannya juga bisa lebih cepat.
Cacar api (herpes zoster) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster, yaitu virus yang juga menjadi penyebab cacar air. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Umumnya, cacar api pada anak terjadi pada anak yang sudah pernah terkena cacar air saat masih bayi atau balita.
Setelah anak sembuh dari cacar air, virus varisela-zoster akan menetap di dalam saraf tulang belakang selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala apapun. Akan tetapi, virus dapat aktif kembali sehingga menimbulkan gejala cacar api pada anak.
Walau demikian, cacar api pada anak umumnya lebih jarang terjadi daripada cacar api pada orang dewasa.
Gejala Cacar Api pada Anak
Munculnya gejala cacar api ini biasanya dipicu oleh daya tahan tubuh yang sedang lemah. Gejala cacar api pada anak biasanya terjadi secara bertahap, di antaranya:
- Sakit kepala
- Demam
- Mual
- Menggigil
- Nafsu makan menurun
- Nyeri tajam dan menjalar, yang terasa seperti terbakar
- Kesemutan atau gatal-gatal
- Ruam kemerahan yang muncul di satu sisi area badan atau wajah kemudian berkembang menjadi bintil kemerahan berisi cairan (ruam lepuh)
- Rewel karena merasa kesakitan atau gatal
Dalam waktu sekitar 7–10 hari sejak muncul ruam cacar api, bintil atau lepuhan berisi cairan akan pecah dan mengering. Setelah luka lepuh mengering, cacar api biasanya akan sembuh dan kulit bisa kembali normal dalam kurun waktu 2–3 minggu.
Meski jarang terjadi, anak yang menderita cacar api masih bisa mengalami nyeri berkelanjutan walaupun ruam atau gejala lain sudah sembuh.
Cacar api yang dialami oleh anak umumnya tidak dapat menular. Namun, virus varisela-zoster tetap dapat menular ke orang lain saat ruam lepuh mulai muncul. Orang yang belum pernah menderita cacar air atau menerima vaksin cacar air sebelumnya akan lebih rentan terinfeksi virus tersebut.
Penanganan Cacar Api pada Anak
Cacar api pada anak umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2 minggu. Namun, guna mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi, ada beberapa cara yang bisa diterapkan.
Pemberian obat-obatan
Dokter biasanya akan meresepkan berbagai obat berikut ini untuk meredakan keluhan yang dirasakan oleh anak akibat cacar api:
- Obat antivirus, seperti acyclovir, famciclovir, atau valacyclovir, untuk menghambat perkembangbiakan virus penyebab cacar api
- Obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri dan demam
- Obat antihistamin dan losion calamine, untuk meredakan gatal karena cacar api
Penanganan di rumah
Selain obat-obatan, ada beberapa hal yang Bunda bisa lakukan untuk membantu Si Kecil cepat pulih, di antaranya:
- Kompres ruam atau lepuhan cacar api menggunakan handuk yang dibasahi dengan air dingin untuk meredakan gatal.
- Pakaikan pakaian yang longgar atau berbahan katun pada Si Kecil guna mencegah gesekan dan iritasi kulit.
- Pakaikan sarung tangan pada Si Kecil dan pastikan kukunya pendek untuk menghindari risiko infeksi dan bekas luka pada area yang digaruk.
- Mandikan Si Kecil dengan air hangat yang telah dicampurkan dengan oatmeal. Cara ini terbukti ampuh meredakan gatal-gatal dan ruam akibat cacar api.
Selama masa pemulihan, Si Kecil disarankan untuk tetap berada di rumah, terutama pada 7 hari pertama setelah ruam muncul. Hal ini penting untuk mendukung proses pemulihannya dan mencegah penularan cacar air maupun cacar api ke orang lain.
Cara Mencegah Cacar Api pada Anak
Untuk mencegah anak terkena cacar api, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan Si Kecil mendapatkan imunisasi atau vaksin varicella. Vaksin varicella dapat diberikan sebanyak 2 dosis pada anak pada usia 12–18 bulan. Pada anak yang belum pernah mendapatkan vaksin varicella sebelumnya, vaksin bisa diberikan pada usia 1–12 tahun hingga anak berusia di atas 13 tahun.
Vaksin varicella terbukti cukup efektif mencegah cacar api. Selain itu, anak yang sudah divaksin akan mengalami gejala cacar api yang lebih ringan dan lebih cepat sembuh.
Selain pemberian vaksin, pencegahan cacar api pada anak juga bisa dilakukan dengan cara memberitahu Si Kecil untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang mengalami cacar air atau cacar api.
Meski jarang terjadi, cacar api pada anak bisa memicu komplikasi serius, seperti infeksi bakteri di kulit, radang otak, dan pneumonia. Hal ini lebih berisiko dialami oleh anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Jika Bunda memiliki pertanyaan seputar cacar api pada anak atau apa yang harus dilakukan saat anak terkena cacar api, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan tanpa tatap muka melalui Chat Bersama Dokter.