Cairan pembersih hidung tidak hanya membilas hidung, melainkan juga melegakan pernapasan dan meringankan gejala flu. Cairan ini dapat dibeli di apotek tanpa resep dokter, tetapi cara melakukannya harus tepat. Selain itu, penggunaannya juga harus sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Saat bernapas, Anda tidak hanya menghirup oksigen, tetapi juga debu, kotoran, bakteri, atau virus. Semua zat itu dapat terperangkap di dalam hidung hingga memicu flu, alergi, maupun sinusitis yang bisa mengganggu pernapasan dan menimbulkan bersin-bersin, hidung meler atau tersumbat, dan sesak napas.
Salah satu cara untuk mengatasi berbagai kondisi tersebut adalah dengan membersihkan hidung menggunakan cairan pembersih hidung. Cara ini dapat dilakukan oleh hampir siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kandungan Cairan Pembersih Hidung yang Aman
Cairan pembersih hidung yang digunakan untuk membilas hidung tidak boleh sembarang, apalagi menggunakan air keran. Hal ini karena air keran bisa memicu bahkan memperparah infeksi. Anda sebaiknya menggunakan cairan khusus untuk membersihkan hidung.
Anda bisa menggunakan cairan pembersih hidung khusus yang aman dan mudah diperoleh di apotek terdekat. Berikut adalah beberapa jenis cairan pembersih hidung:
Saline isotonik (NaCI 0,9%)
Cairan ini merupakan campuran garam (natrium klorida) dan air. Saline isotonik dengan kandungan NaCI 0,9% merupakan larutan yang umumnya digunakan sebagai cairan infus. Namun, larutan ini juga bisa digunakan sebagai cairan pembersih hidung.
Penggunaan saline isotonik sebagai cairan pembersih hidung dapat meringankan gejala alergi maupun infeksi saluran pernapasan atas. Cairan ini juga dapat mengembalikan kelembapan pada saluran hidung.
Tak hanya itu, kandungan air garam juga dapat meredakan peradangan pada selaput lendir yang melapisi saluran hidung, sehingga pernapasan menjadi lega.
Saline hipertonik (NaCI 3%)
Sama seperti saline isotonik, saline hipertonik juga bisa digunakan sebagai cairan pembersih hidung. Namun, saline hipertonik memiliki konstentrasi garam yang lebih tinggi, yaitu sebanyak 3%.
Cairan saline hipertonik umumnya digunakan sebagai cairan pembersih untuk meredakan gejala rhinosinusitis. Penderita kondisi ini umumnya mengalami hidung meler atau tersumbat yang cukup parah.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan saline hipertonik lebih efektif daripada cairan saline isotonik dalam meringankan gejala rhinosinusitis, seperti penumpukan kotoran, hidung tersumbat, dan sakit kepala.
Cara Menggunakan Cairan Pembersih Hidung yang Tepat
Ada beragam cara untuk menggunakan cairan pembersih hidung, mulai dari menggunakan alat suntik tanpa jarum (spuit) atau neti pot, maupun menggunakan alat siap pakai. Cara membersihkan hidung ini cukup mudah dan bisa dilakukan di rumah.
Berikut ini adalah cara menggunakan cairan pembersih hidung menggunakan spuit maupun neti pot:
- Masukkan cairan pembersih hidung ke spuit atau neti pot.
- Masukkan ujung spuit atau neti pot ke salah satu lubang hidung.
- Miringkan kepala ke sisi berlawanan dari posisi lubang hidung yang dimasuki alat pembilas hidung. Biarkan cairan pembersih hidung masuk secara perlahan hingga semua cairan dan kotoran keluar.
- Lakukan pada lubang hidung sebelahnya.
- Bersihkan sisa cairan dan kotoran dengan mengembuskan napas kuat-kuat melalui hidung.
Gunakan cairan pembersih hidung sebanyak 1–2 kali sehari jika Anda memiliki gejala infeksi atau alergi saluran pernapasan, seperti hidung tersumbat. Selain itu, Anda boleh menggunakan cairan pembersih hidung sekali sehari atau beberapa kali seminggu untuk sekadar membersihkan hidung atau mencegah gejala infeksi, alergi, dan sinus kembali.
Menggunakan cairan pembersih hidung umumnya tidak menimbulkan efek samping berbahaya. Namun, Anda bisa saja merasakan nyeri seperti terbakar atau rasa tidak nyaman pada hidung saat melakukan bilas hidung. Jika mengalami ini, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebabnya, termasuk pilihan cairan pembersih hidung yang sesuai dengan kondisi Anda.
Selain itu, Anda juga harus berkonsultasi kepada dokter apabila menderita infeksi telinga dan pernah menjalani operasi telinga, sebelum membilas hidung menggunakan cairan pembersih hidung.