Calcitonin atau kalsitonin adalah obat untuk mengobati masalah tulang, seperti penyakit Paget atau osteoporosis pascamenopuse. Obat ini juga digunakan sebagai pengobatan tambahan pada hiperkalsemia.
Calcitonin merupakan hormon yang diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini bekerja dengan cara menghambat proses pengeroposan tulang dan mencegah pengambilan kalsium dari ginjal ke darah. Oleh karena itu, preparat hormon calcitonin dapat digunakan untuk mengatasi masalah tulang dan menurunkan kadar kalsium darah.
Calcitonin juga tersedia dalam bentuk semprotan hidung (nasal spray). Berbeda dengan calcitonin suntik, calcitonin semprotan hidung hanya digunakan untuk menangani osteoporosis pada wanita yang sudah menopause setidaknya 5 tahun.
Merek dagang calcitonin: Miacalcic
Apa Itu Calcitonin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Preparat hormon |
Manfaat | Menangani penyakit Paget, osteoporosis pascamenopause, dan hiperkalsemia. |
Digunakan oleh | Dewasa |
Calcitonin untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Belum diketahui apakah calcitonin dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. | |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan Sebelum Menggunakan Calcitonin
Calcitonin hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan calcitonin, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Calcitonin tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gagal jantung, penyakit ginjal, kekurangan kalsium (hipokalsemia), atau kekurangan vitamin D.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah menggunakan calcitonin jika obat ini membuat Anda lelah, pusing, dan sulit melihat.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan calcitonin.
Dosis dan Aturan Pakai Calcitonin
Dosis calcitonin akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi yang ditangani, berat badan pasien, dan respons tubuh pasien terhadap obat. Calcitonin diberikan melalui suntikan ke jaringan lemak di bawah kulit atau ke dalam otot.
Berikut ini adalah dosis calcitonin untuk pasien dewasa berdasarkan tujuan penggunaan:
Tujuan: Pengobatan penyakit Paget
- Dosis 50 unit 3 kali seminggu hingga 100 unit per hari.
Tujuan: Pengobatan osteoporosis pascamenopause
- Dosis 100 unit per hari.
Tujuan: Pencegahan hilangnya massa tulang pada pasien yang tiba-tiba terbatas pergerakannya
- Dosis 100 unit, 1 kali sehari atau 50 unit, 2 kali sehari selama 2–4 minggu.
Tujuan: Pengobatan tambahan hiperkalsemia
- Dosis awal 4 unit/kgBB tiap 12 jam. Setelah 1–2 hari, dosis dapat ditingkatkan menjadi 8 unit/kgBB tiap 12 jam.
- Jika kondisi pasien tidak membaik setelah 2 hari atau lebih, dosis dapat ditingkatkan menjadi 8 unit/kgBB tiap 6 jam.
- Dosis alternatif 100 unit tiap 6–8 jam. Setelah 1–2 hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 400 unit tiap 6–8 jam.
- Dosis maksimal 48 unit/kgBB per hari.
Cara Menggunakan Calcitonin dengan Benar
Calcitonin suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Sebelum memulai pengobatan dengan calcitonin, dokter akan melakukan tes kulit terlebih dahulu untuk memastikan Anda tidak alergi terhadap obat ini.
Jika dokter meresepkan calcitonin untuk penggunaan secara mandiri di rumah, tanyakan kepada dokter terkait cara penggunaannya dan pastikan Anda sudah memahaminya dengan jelas. Periksa produk yang Anda gunakan sebelum pemakaian dan jangan gunakan obat bila terlihat keruh atau berubah warna.
Sebelum menyuntikkan obat, selalu bersihkan area yang akan disuntik dengan menggunakan kapas yang dibasahi alkohol (alcohol swab). Selain itu, selalu gunakan jarum baru setiap akan menyuntikkan obat. Hindari menyuntikkan obat di area yang sama berturut-turut.
Patuhi jadwal kontrol yang telah diberikan oleh dokter. Selama menggunakan calcitonin, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah dan tes urin secara rutin. Anda juga mungkin akan disarankan untuk mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D.
Interaksi Calcitonin dengan Obat Lain
Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika calcitonin digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
- Peningkatan risiko terjadinya hipokalsemia jika digunakan dengan antagonis kalsium, seperti amlodipine atau verapamil
- Penurunan efektivitas digoxin dan lithium
Efek Samping dan Bahaya Calcitonin
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan calcitonin adalah:
- Mual
- Sakit perut
- Diare
- Muntah
- Sensasi hangat di wajah, leher, atau dada
- Bengkak atau kemerahan di tempat suntikan
- Rasa asin di mulut
- Sering buang air kecil
- Hilang nafsu makan
Periksakan diri ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Nyeri di mata
- Bengkak di tungkai atau kaki
- Kejang
- Hipokalsemia, yang bisa ditandai dengan kram atau kejang otot, atau mati rasa maupun kesemutan di lengan atau kaki
- Pusing hingga terasa seperti akan pingsan