Bentuk hidung yang mancung bisa membuat tampilan wajah lebih menarik. Nah, ada beragam cara memancungkan hidung yang bisa Anda coba lakukan. Cara ini diketahui cukup efektif dan aman, sehingga impian memiliki hidung mancung pun dapat Anda wujudkan.
Salah satu hal utama yang menentukan bentuk hidung mancung atau tidak adalah faktor genetik. Di sisi lain, pertumbuhan hidung umumnya terhenti di usia tertentu. Pada wanita, hidung akan berhenti tumbuh pada usia 15–17 tahun, sedangkan pria di usia 17–19 tahun.
Jika Anda merasa tidak puas dengan bentuk hidung yang dimiliki atau hidung mulai terasa kendur seiring bertambahnya usia, Anda bisa mencoba beragam cara memancungkan hidung yang aman.
Berbagai Cara Memancungkan Hidung
Ada anggapan bahwa mencubit hidung bisa membuatnya tampak lebih mancung. Padahal, hingga saat ini, belum ada penelitian yang membenarkan tindakan tersebut. Jika dilakukan terus-menerus, kebiasaan mencubit justru dikhawatirkan menimbulkan cedera hidung.
Untuk memancungkan hidung dengan cara yang aman, ada beberapa prosedur medis yang bisa Anda tempuh, di antaranya:
1. Suntik filler
Suntik filler merupakan prosedur nonbedah yang cukup dikenal untuk menunjang estetika atau kecantikan. Umumnya, metode ini digunakan untuk menangani beragam keluhan yang terjadi di sekitar wajah, misalnya kulit keriput atau bibir tipis. Namun, suntik filler juga bisa menjadi cara memancungkan hidung yang cukup efektif.
Untuk memancungkan hidung, tindakan ini dilakukan dengan menyuntikkan bahan kimia khusus ke bagian hidung. Jenis bahan kimia yang digunakan bermacam-macam, mulai dari silikon, asam hialuronat, dan gel kalsium hidroksilapatit.
Meski begitu, suntik filler juga berisiko menyebabkan peradangan, infeksi, dan penipisan kulit. Oleh karena itu, untuk mengurangi atau mencegah risiko tersebut, filler harus dilakukan oleh dokter kecantikan atau dokter kulit.
2. Operasi hidung
Operasi hidung atau rhinoplasty adalah salah satu prosedur bedah yang sering dilakukan untuk mengatasi masalah pada bentuk hidung, termasuk bentuk hidung yang kurang mancung.
Prosedur rhinoplasty dibagi menjadi dua jenis, yaitu rhinoplasty kosmetik untuk mempercantik bentuk hidung dan rhinoplasty fungsional untuk memperbaiki masalah pernapasan.
Prosedur ini bisa dilakukan melalui pemotongan kulit di sekitar hidung atau membuat sayatan kecil di dalam lubang hidung. Prosedur rhinoplasty bisa berlangsung selama 1–3 jam. Efek samping pascaoperasi yang dapat terjadi adalah hidung tersumbat, mati rasa, serta nyeri, bengkak, atau memar di sekitar mata.
Seseorang yang menjalani tindakan rhinoplasty umumnya membutuhkan waktu pemulihan sekitar 2 minggu setelah operasi.
3. Septoplasty
Septoplasty juga bisa digunakan sebagai cara memancungkan hidung yang efektif dan aman. Prosedur ini biasanya dipilih untuk meluruskan atau merapikan bentuk hidung yang dirasa kurang ideal. Septoplasty dilakukan dengan mengubah posisi dinding pembatas atau septum di antara dua lubang hidung.
Pada kondisi tertentu, mengubah posisi septum hidung akan membuat hidung tampak lebih simetris dan mancung. Selain itu, septoplasty juga bisa melegakan saluran pernapasan yang tersumbat akibat kondisi medis tertentu.
Risiko dari tindakan septoplasty mencakup perdarahan, infeksi, penurunan kemampuan hidung dalam mencium, serta sensasi mati rasa di bagian atas gigi dan gusi.
Itulah beragam cara memancungkan hidung yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Berhati-hatilah apabila ingin melakukan upaya memancungkan hidung selain prosedur di atas, misalnya menggunakan alat pemancung hidung. Alat ini hanya memberikan efek hidung mancung sementara waktu saja dan bisa menimbulkan cedera apabila digunakan secara berlebihan.
Agar lebih aman dan terhindar dari risiko yang berbahaya, pastikan Anda berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan apa pun guna memancungkan hidung, mungkin termasuk menyarankan prosedur tanam benang hidung.