Tidak hanya berdampak pada orang tua, perceraian juga akan memberikan efek untuk anak. Selama fase adaptasi ini, anak harus didampingi supaya ia bisa memahami serta menerima perubahan dan beragam gejolak emosi yang terjadi.
Terkejut, kecewa, sedih, hingga marah bisa terjadi saat anak harus menghadapi perceraian orang tua. Beda anak, beda pula cara penerimaanya. Pada beberapa keluarga dengan orang tua bercerai, Si Adik mungkin tampak lebih mudah menerima, sementara Si Kakak bisa saja memberontak.
Meminimalkan Efek Negatif
Tidak bisa dimungkiri, anak merupakan korban dari perceraian orang tuanya. Efek negatif perceraian pada anak tentu saja ada dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Bunda dan Ayah perlu mengambil peran untuk meminimalkan efek negatif ini pada anak.
Walaupun bukan sesuatu yang ideal, perceraian sering menjadi pilihan jika hubungan pernikahan tidak bisa dipertahankan karena beragam alasan. Penelitian bahkan menyatakan bahwa berada dalam rumah dengan orang tua yang terpaksa bersama dan sering bertengkar, juga tidak akan membantu tumbuh kembang anak.
Dalam jangka panjang, hal ini justru dapat membawa pengaruh yang mungkin lebih buruk dibandingkan perceraian orang tua, lho. Oleh karena itu, jika orang tua pada akhirnya bercerai, maka mendampingi anak selama fase transisi sampai mereka mampu memahami dan menerima kondisi ini perlu dilakukan.
Jika anak-anak mampu melewati fase transisi ini dan akhirnya bisa menerimanya dengan baik, penelitian menyebut bahwa anak-anak dari orang tua yang bercerai dapat tumbuh menjadi anak yang lebih fleksibel, toleran, dan lebih mampu menangani stres.
Untuk itulah, meski berpisah, peran orang tua tetap penting dalam membangun karakteristik anak. Orang tua harus menunjukkan contoh penyelesaian masalah yang baik, dan tetap memperhatikan kebutuhan anak.
Tetap Mengasuh Anak Bersama Setelah Bercerai
Tetap berhubungan setelah bercerai memang sulit. Namun, betapa pun sulitnya, Bunda dan Ayah perlu paham dan sepakat bahwa anak tetap membutuhkan sosok kedua orang tuanya dalam pengasuhan.
Di bawah ini ada beberapa langkah yang perlu Bunda dan Ayah tetap lakukan meski telah bercerai:
1. Dengarkan curahan hati anak
Bunda atau Ayah perlu mendengarkan pendapat dan ungkapan perasaan anak-anak dengan serius agar mereka merasa dihargai dan penting. Jadilah pendengar yang baik, meski mungkin ungkapan perasaan mereka juga membuat Bunda atau Ayah sedih.
Bantu anak untuk menyadari bahwa tidak ada yang salah dengan perasaannya. Bunda bisa memberikan respons, seperti, “Bunda tahu kamu sedih karena Ayah tidak ada di sini. Tapi kan Bunda sekarang ada di sini. Lain kali kita atur waktu untuk kamu bersama Ayah, ya”.
2. Tidak perlu menyalahkan, tapi tawarkan bantuan
Sangat wajar jika anak-anak merindukan kehadiran kedua orang tua dan keluarga yang utuh. Tidak perlu menyalahkannya jika mereka berharap Bunda dapat bersama lagi dengan Ayah mereka.
Daripada menyalahkan, cobalah untuk menawarkan bantuan, seperti, “Apa yang dapat kita lakukan agar kamu merasa lebih baik?” Bunda dapat membantu menyebut beberapa hal seperti berjalan-jalan, main bersama boneka favorit, atau menelepon Ayah.
3. Berikan anak informasi yang tepat sesuai kenyataan
Sebaiknya Bunda dan Ayah tidak menyangkal atau menyembunyikan perceraian dari anak, apalagi jika ia sudah dapat memahami apa yang terjadi. Namun, informasi ini perlu disampaikan dalam situasi yang tepat. Bunda dan Ayah dapat menyampaikan bahwa ada kalanya orang tua tidak sepakat sehingga memutuskan hidup terpisah, tetapi hubungan orang tua dan anak sampai kapan pun tidak akan terputus, dan bahwa kedua orang tua akan tetap sayang pada anak.
4. Tidak perlu malu untuk meminta maaf pada anak
Disadari atau tidak, pasti ada kata-kata, tindakan, atau situasi yang membuat anak-anak sedih atau marah, sehingga ia menjaga jarak dari Bunda. Tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf kepada anak.
Bunda dapat menjelaskan kesalahan Bunda dan menyampaikan bahwa Bunda tidak pernah bermaksud untuk membuat anak sedih. Berikan rasa aman pada mereka dengan komitmen untuk mengubah sikap.
5. Tunda kehadiran pihak ketiga
Jika ada, sebaiknya tunda melibatkan pihak ketiga atau pasangan baru Bunda atau Ayah untuk hadir di acara-acara penting anak, hingga waktu yang tepat. Kedua orang tua kandungnyalah yang sebaiknya hadir.
Pastikan Bunda dan Ayah menyampaikan kepastian bahwa perpisahan ini sama sekali bukan kesalahan anak. Ini pesan yang perlu disampaikan secara berulang, agar anak tidak menyalahkan dirinya sendiri.
Meski begitu, bukan berarti Bunda dan Ayah lantas memanjakannya secara berlebihan. Tetap berikan batasan-batasan dan perhatian yang sewajarnya, sebagaimana layaknya orang tua pada anak. Bagaimana pun, anak yang sehat secara emosional dan memiliki karakter yang baik, didukung oleh didikan orang tua sejak dini.
Perceraian adalah proses yang sangat menyita pikiran. Agar dapat membantu anak, hal pertama Bunda dan Ayah perlu membantu diri sendiri agar tetap sehat secara fisik dan emosional.
Apabila Bunda dan Ayah bingung bagaimana mendampingi anak untuk menerima perceraian, kalian berdua bisa berkonsultasi ke psikolog guna mendapatkan solusi yang tepat.