Bunda tidak perlu panik jika anak mengalami sembelit. Sembelit yang dialami Si Kecil dapat diatasi dengan pemberian obat sembelit anak sesuai anjuran dokter dan beberapa langkah perawatan secara mandiri di rumah.
Sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada anak. Anak dikatakan mengalami sembelit jika ia buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu, terlihat harus mengejan atau berusaha keras untuk mengeluarkan tinja, atau kotorannya tampak keras, kering, dan kecil-kecil.
Penyebab Sembelit pada Anak
Keluhan sembelit yang dialami anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
- Terlalu banyak minum susu atau kurang asupan serat
- Kurang minum air putih
- Stres
- Jarang bergerak atau kurang olahraga
- Efek samping obat-obatan tertentu
Langkah Perawatan Alami di Rumah
Sebelum memberikan obat sembelit kepada anak, Bunda dapat melakukan perawatan secara mandiri di rumah untuk mengatasinya, yaitu dengan:
1. Memberi anak makanan mengandung serat
Konsumsi makanan kaya serat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, serta buah dan sayur, dapat menjadi langkah sederhana yang efektif dalam mengatasi sembelit pada anak. Jika anak susah makan buah atau sayur, coba mulai dengan buah yang rasanya manis, seperti apel atau melon.
Mengonsumsi cukup serat akan membuat tinja anak lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Selain itu, aneka makanan berserat di atas juga mengandung banyak nutrisi, seperti vitamin dan mineral, yang dibutuhkan anak untuk menunjang tumbuh kembangnya.
2. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh anak
Ketika anak kurang minum, tekstur tinjanya akan menjadi lebih keras, sehingga lebih sulit untuk dikeluarkan ketika BAB.
Oleh karena itu, Bunda perlu memenuhi kebutuhan cairan Si Kecil sehari-hari. Dengan memberikan anak cukup minum air putih, tekstur tinjanya akan menjadi lebih lunak, sehingga proses buang air besar pun menjadi lebih mudah.
Selain itu, Bunda juga bisa memenuhi kebutuhan cairan Si Kecil dengan memberikannya buah dan sayur yang kaya akan air, misalnya semangka, tomat, selada, kembang kol, dan bengkoang.
3. Mengurangi pemberian susu sapi
Sebagian anak bisa mengalami sembelit akibat intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi yang dikonsumsinya. Jadi, jika Bunda mendapati Si Kecil sering mengalami sembelit setelah ia minum susu sapi, maka sebaiknya hentikan pemberian susu tersebut untuk sementara waktu.
Untuk memilih jenis susu lain yang dapat Si Kecil konsumsi sebagai pengganti susu sapi, Bunda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter anak, ya.
4. Mendorong anak untuk tetap beraktivitas
Untuk menjaga pergerakan usus dan melancarkan proses pencernaan, memijat perut agar lancar BAB bisa saja dilakukan. Bunda juga perlu mengajak anak untuk lebih aktif bergerak, dengan memberikan anak waktu untuk bermain secara aktif setidaknya 30–60 menit setiap harinya.
Agar Si Kecil lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas fisik, Bunda juga bisa berolahraga bersama Si Kecil, misalnya mengajak anak bersepeda, berenang, atau sekadar berjalan santai.
5. Membuat jadwal makan anak
Makan secara teratur mampu merangsang gerakan saluran cerna anak, sehingga anak juga terbiasa untuk buang air besar secara rutin. Salah satu cara sederhana yang bisa Bunda lakukan adalah dengan memberikan anak sarapan setiap pagi.
6. Membiasakan anak ke toilet
Toilet training atau membiasakan anak ke toilet baik dilakukan, terutama setelah ia makan atau saat anak merasa ingin buang air besar (BAB).
Tak jarang, anak-anak menahan untuk pergi ke toilet, karena takut ke toilet sendiri atau tidak nyaman dengan kondisi toilet. Jadi, pastikan anak tidak menahan BAB agar tinjanya tidak mengeras dan sulit dikeluarkan ya, Bun.
Penggunaan Obat Pencahar yang Aman
Jika pengobatan di rumah tidak dapat mengatasi sembelit pada anak, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan obat sembelit yang aman untuk anak.
Obat sembelit yang berupa obat pencahar tidak selalu disarankan bagi anak-anak. Jenis obat ini hanya diberikan pada kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan medis, sehingga Bunda harus berhati-hati saat memberikan pencahar kepada anak.
Nah, berdasarkan cara kerjanya, obat sembelit ada dua jenis, yaitu:
Obat sembelit pelunak tinja
Obat sembelit yang tergolong pelunak tinja antara lain laktulosa, minyak mineral, gliserol, dan docusate. Laktulosa merupakan pilihan pelunak tinja yang umum digunakan di Indonesia.
Obat pencahar laktulosa dan minyak mineral berbentuk cair, sehingga dapat dicampur dengan jus atau minuman favorit anak. Sementara, obat docusate memiliki 3 bentuk, yaitu tablet, kapsul, dan cair. Docusate cair bisa dipilih untuk anak usia di bawah 3 tahun, dan tentunya harus melalui resep dokter.
Obat sembelit pendorong tinja
Obat sembelit pendorong tinja bekerja dengan cara merangsang pergerakan usus untuk mengeluarkan tinja. Bisacodyl dan senna merupakan beberapa contoh obat sembelit jenis ini.
Kedua obat pencahat tersebut sebaiknya diberikan pada malam hari sebelum tidur agar anak bisa BAB pada pagi harinya. Bisacodyl atau senna sebaiknya tidak digunakan untuk jangka panjang dan harus melalui resep dokter. Senna juga tidak disarankan untuk diberikan pada anak berusia di bawah 6 tahun.
Obat sembelit dalam bentuk obat pencahar memang dapat mengatasi sembelit pada anak. Namun, Bunda disarankan untuk tidak memberikannya selain atas anjuran dokter, ya.
Pada beberapa kasus, sembelit bisa menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius. Selain itu, sembelit juga tidak boleh didiamkan dan dianggap remeh, karena berisiko menyebabkan encopresis atau ambeien pada anak.
Oleh sebab itu, apabila Si Kecil mengalami sembelit lebih dari 2 minggu, perutnya terasa nyeri, BAB berdarah, atau sembelit tak kunjung membaik meski sudah diberikan obat sembelit anak dan berbagai langkah perawatan di atas, segeralah periksakan Si Kecil ke dokter.