Cara menyusui yang benar menjadi salah satu kunci utama agar tumbuh kembang bayi berjalan dengan optimal. Dengan memastikan pelekatan yang tepat, proses menyusui akan berjalan dengan lancar dan tanpa rasa sakit. Oleh karena itu, pemahaman tentang cara menyusui yang benar sangat diperlukan.
Air susu ibu (ASI) mengandung lebih dari 200 nutrisi yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi. Seiring dengan tumbuh kembangnya, kandungan nutrisi di dalam ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan akan menekan risiko anak mengalami diabetes, obesitas, asma, serta penyakit infeksi seperti infeksi telinga, radang paru-paru (pneumonia), meningitis, dan diare. Selain itu, ASI juga mampu meningkatkan kecerdasan bayi.
Agar Si Kecil bisa mendapatkan lebih banyak air susu ibu (ASI) dan proses menyusui lebih lancar, Bunda perlu menerapkan cara menyusui yang benar.
Cara Menyusui yang Benar
Cara menyusui yang benar tidak hanya akan membuat proses menyusui menjadi lancar, tetapi juga bisa memastikan bahwa Si Kecil mendapatkan asupan nutrisinya secara optimal. Selain itu, proses menyusui yang benar akan membangun ikatan emosional yang kuat antara Bunda dan Si Kecil.
Oleh karena itu, pemahaman tentang cara menyusui yang benar sangat diperlukan oleh para ibu. Berikut ini adalah beberapa cara menyusui yang Bunda bisa terapkan:
1. Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi relaks dan nyaman
Cara menyusui yang benar pertama adalah dengan memastikan posisi kepala bayi harus lebih tinggi dibandingkan tubuhnya. Hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan ASI.
Ibu dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Selanjutnya, tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Posisi ini akan mendorong bayi membuka mulutnya.
2. Mendekatkan bayi ke payudara
Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah bawah.
Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.
3. Pelekatan yang benar
Posisi pelekatan terbaik bayi menyusui adalah mulut bayi tidak hanya menempel pada puting, tetapi juga pada areola. Pelekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui yang benar.
Pelekatan yang baik ditandai dengan tidak adanya rasa nyeri pada ibu saat bayi menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Untuk mengetahui hal ini, ibu dapat mendengarkan saat bayi menelan ASI.
4. Membetulkan posisi bayi
Jika puting nyeri, lepas pelekatan dengan memasukan jari kelingking ke dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya berhenti menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi.
Kemudian, coba lagi posisi pelekatan yang lebih baik. Setelah pelekatan sudah benar, umumnya bayi akan dapat menyusu dengan baik.
5. Waktu menyusu
Bayi bisa menyusu mulai dari 5 menit hingga 1 jam, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi yang baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2–3 jam dengan dengan waktu menyusu 10–15 menit setiap sesinya, tetapi juga bisa lebih lama.
Umumnya dibutuhkan beberapa waktu untuk adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui berjalan lancar.
Perlengkapan Menyusui yang Diperlukan
Selain mempraktikkan cara menyusui yang benar. Ada beberapa alat atau perlengkapan menyusui untuk mendukung kenyamanan dan kelancaran menyusui.
Ibu disarankan menggunakan bra khusus menyusui yang memiliki kait atau kancing di bagian depan yang dapat dibuka. Ukuran bra yang pas dan nyaman dapat membantu menghindari tersumbatnya saluran ASI atau terjadinya peradangan jaringan payudara (mastitis).
Untuk mencegah kebocoran ASI pada bra, ibu dapat menggunakan bantalan payudara (breast pad) yang diselipkan pada bagian depan puting. Untuk ibu yang berencana memerah ASI, ibu dapat membeli pompa ASI dan wadah penyimpanan ASI.
Selain itu, memiliki baju menyusui atau apron menyusui dapat lebih memudahkan saat menyusui di tempat umum, termasuk saat melakukan perjalanan mudik.
Sering kali, diperlukan praktik dan latihan selama beberapa waktu hingga ibu dan bayi dapat bekerja sama dengan baik selama proses menyusui. Jika memiliki kendala seputar cara menyusui yang benar, ibu dapat meminta saran dan bantuan dari dokter, bidan, atau konsultan laktasi.
Jangan lupa untuk selalu memantau pertumbuhan bayi, karena tumbuh kembang yang baik sesuai usia merupakan salah satu tanda kecukupan ASI. Jika pertumbuhan fisik bayi tidak mengalami peningkatan atau melambat, segera konsultasikan dengan dokter.