Cara minum obat cacing tidak boleh sembarangan dan bisa berbeda-beda pada tiap orang, tergantung jenis cacing yang menginfeksi, berat badan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Jenis obatnya pun beraneka ragam. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara minum obat cacing yang benar.
Penyakit cacingan dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing, seperti cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang. Dalam tubuh manusia, cacing bisa mengambil nutrisi dari makanan yang masuk atau bahkan dari darah. Itulah sebabnya beberapa penyakit cacingan bisa menyebabkan kehilangan darah.
Asupan berbagai nutrisi penting, seperti protein, karbohidrat, dan vitamin, juga bisa berkurang sehingga risiko terjadinya malnutrisi dapat meningkat. Hal ini menyebabkan tubuh penderitanya menjadi kurus dan mudah lelah.
Bila terjadi pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat cacingan akan mengganggu proses tumbuh kembang. Selain menyebabkan anemia dan malnutrisi, jenis cacing tertentu juga dapat menyebabkan diare.
Berbagai Jenis dan Cara Minum Obat Cacing yang Benar
Salah satu cara untuk mengobati dan mencegah cacingan adalah minum obat cacing. Berikut ini adalah beberapa jenis obat cacing yang tersedia dan cara tepat mengonsumsinya:
1. Piperazine
Piperazine efektif untuk mengatasi infeksi cacing kremi dan cacing gelang. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing, sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja. Piperazine boleh dikonsumsi sebelum makan maupun setelah makan.
Piperazine tersedia dalam bentuk larutan dan tablet. Dosis yang perlu diminum setiap hari perlu disesuaikan dengan jenis obat piperazine. Oleh karena itu, sebelum minum obat cacing ini, konsultasikan lebih dulu ke dokter, apalagi jika Anda memiliki riwayat epilepsi, penyakit ginjal, atau penyakit hati.
Piperazine tidak disarankan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat, chlorpromazine, tramadol, bupropion, dan obat pencahar yang mengandung sodium bifosfat.
2. Pirantel pamoat
Pirantel pamoat efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Obat ini mampu melumpuhkan cacing, sehingga dapat terbawa keluar bersama tinja.
Jika Anda menggunakan obat pirantel pamoat yang dijual bebas, pastikan baca petunjuk penggunaan pada kemasan produk dengan cermat. Dosis obat biasanya tergantung pada berat badan dan jenis infeksi cacing. Pirantel pamoat boleh dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan.
3. Levamisole
Levamisole efektif mengobati infeksi cacing gelang. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan cacing dalam usus dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Levamisole harus dikonsumsi sesuai petunjuk penggunaan dan bisa diminum bersama makanan atau susu untuk meminimalkan efek samping mual.
Hindari mengonsumsi obat ini bersama minuman alkohol. Selain itu, konsultasikan lebih dulu ke dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan medis lain.
4. Mebendazole
Mebendazole efektif untuk membasmi cacing kremi, cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang, termasuk telurnya. Cara kerjanya adalah dengan menghambat penyerapan nutrisi pada cacing, sehingga cacing akan mati karena kelaparan.
Mebendazole tersedia dalam bentuk tablet kunyah. Obat ini boleh dikonsumsi saat perut kosong, tapi sebaiknya dikonsumsi bersama makanan, terutama makanan yang tinggi lemak seperti susu atau es krim.
Mebendazole juga boleh dihancurkan dan dicampur dengan makanan. Namun, perlu diketahui bahwa obat ini sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan metronidazole, phenytoin, carbamazepine, dan cimetidine.
5. Albendazole
Albendazole mampu mengatasi cacingan yang disebabkan cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi. Cara kerja obat albendazole sama seperti mebendazole, yaitu menghambat penyerapan nutrisi pada cacing sehingga cacing mati kelaparan.
Obat ini harus diminum sesuai dosis yang diresepkan dokter. Albendazole sebaiknya dikonsumsi saat makan. Selain itu, Anda juga bisa menghancurkan atau mengunyah tablet dengan air.
Albendazole tidak boleh diminum bersamaan dengan dexamethasone, praziquantel, cimetidine, clozapine, obat kejang, diltiazem, obat ARV, obat malaria, ganciclovir, dan itraconazole.
6. Praziquantel
Praziquantel efektif untuk membasmi cacing hati dan cacing skistosoma. Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing dan melepaskan isapan cacing. Obat ini disarankan dikonsumsi dengan air dan makanan, serta jangan dikunyah atau dihancurkan karena rasanya pahit.
Jika anak tidak bisa menelan tablet, obat bisa dihancurkan dan dicampur dengan makanan lunak atau minuman. Namun, ingat bahwa obat harus dikonsumsi dalam waktu 1 jam setelah dicampur.
Praziquantel sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat TB rifampicin, dexamethasone, obat kejang, cimetidine, eryhtromicine, dan chloroquine.
Beberapa jenis obat cacing, seperti piperazine, pirantel pamoat, dan mebendazole, dijual secara bebas terbatas. Jika Anda membeli obat sendiri tanpa resep dokter, bacalah dengan teliti petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan. Obat yang berbentuk sirop sebaiknya dikocok dulu sebelum dikonsumsi.
Penggunaan obat cacing pada anak berusia kurang dari 2 tahun, wanita hamil, dan ibu menyusui, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
Selain minum obat cacing, pencegahan penyakit cacingan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar, seperti menggunakan sumber air yang bersih, memakai alas kaki ketika berada di luar rumah, serta rutin mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB.
Ditulis oleh:
dr. Michael Kevin Robby Setyana