Cardiac output memang terdengar asing di telinga. Istilah ini sebenarnya jarang digunakan, tetapi bisa dijadikan sebagai gambaran kesehatan jantung seseorang. Cardiac output setiap orang pun berbeda-beda, tergantung aktivitas, usia, dan kondisi kesehatannya.
Cardiac output atau curah jantung adalah jumlah atau volume darah yang dipompa jantung selama 1 menit. Pengukuran cardiac output biasanya dilakukan oleh dokter bila pasiennya dicurigai mengalami gangguan pada jantung, salah satunya gagal jantung.
Batasan Normal Cardiac Output
Perhitungan cardiac output dilakukan dengan mengalikan jumlah detak jantung per menit dengan jumlah darah yang dipompa setiap detaknya.
Teknik pengukurannya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemeriksaan ekokardiografi atau melalui pemasangan selang dari pembuluh darah di leher yang ditujukan ke jantung.
Setiap orang memiliki cardiac output yang berbeda. Orang dewasa biasanya memiliki cardiac output sekitar 5 liter saat sedang istirahat. Artinya, jumlah darah yang dipompa jantung orang dewasa selama 1 menit ketika sedang istirahat adalah 5 liter.
Ketika berlari atau berolahraga, cardiac output bisa mengalami peningkatan. Kenaikannya bisa mencapai 3–4 kali lipat. Kondisi ini wajar atau normal terjadi, karena jantung sedang memastikan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup.
Kondisi lain yang bisa membuat cardiac output meningkat adalah kehamilan. Cardiac output wanita hamil akan mengalami peningkatan hingga 30–50%.
Penurunan Cardiac Output
Penurunan cardiac output bisa menjadi tanda bahwa jantung bermasalah atau mengalami gangguan. Penurunan cardiac output memang hanya bisa dideteksi oleh tenaga medis, tetapi tanda-tandanya dapat dikenali bila sudah parah. Tanda-tandanya meliputi:
- Tidak mampu berolahraga berat atau lama seperti biasanya
- Kelelahan yang parah
- Bengkak di lengan dan kaki
- Sesak napas
- Mual dan muntah
- Sakit perut hebat
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan cardiac output menurun, yaitu:
1. Lanjut usia
Cardiac output pada orang lanjut usia akan mengalami penurunan. Ini karena pertambahan usia bisa membuat katup di jantung menjadi lebih kaku, sehingga jantung tidak dapat terisi darah secepat dan sebaik sebelumnya.
Kondisi ini juga akhirnya membuat jantung memompa darah lebih sedikit untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
2. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi bisa membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke pembuluh darah arteri yang menerima darah dari jantung. Pada kondisi ini, tekanan dalam arteri lebih besar daripada tekanan di jantung sehingga darah bisa saja kembali lagi ke jantung dan cardiac ouput berkurang.
3. Serangan jantung
Serangan jantung juga bisa menurunkan cardiac output. Penyakit ini disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan jantung, seperti otot, sehingga fungsi jantung dalam memompa darah berkurang dan memengaruhi cardiac output.
4. Atrial fibrilasi
Gangguan irama jantung ini juga dapat menyebabkan cardiac output menurun. Gejala dari atrial fibrilasi meliputi jantung berdebar tapi tidak beraturan, lemas, pusing, nyeri dada, dan sesak napas.
5. Stenosis aorta
Stenosis aorta terjadi ketika katup jantung yang menuju pembuluh darah aorta mengalami penyempitan, sehingga jumlah darah dari jantung ke aorta berkurang. Hal ini akhirnya berdampak pada menurunnya cardiac output.
6. Perikariditis konstriktif
Perikarditis konstriktif juga dapat menurunkan cardiac output. Pasalnya, kondisi ini membuat selaput pembungkus jantung menjadi lebih kaku dan tebal dari biasanya sehingga kemampuan jantung dalam memompa darah terganggu serta berdampak pada cardiac output.
Peningkatan Cardiac Output
Selain penurunan, kenaikan cardiac output juga dapat terjadi karena penyakit tertentu, seperti infeksi berat (sepsis), anemia, dan hipotiroidisme. Sepsis dapat menyebabkan tekanan darah menurun, sehingga cardiac output menjadi meningkat.
Sementara itu, anemia membuat cardiac output meningkat karena jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan pada penderita hipotiroidisme, peningkatan cardiac output dapat terjadi karena penyakit ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan pelembaran pembuluh darah sehingga memengaruhi cardiac output penderitanya.
Cardiac output memang bisa mengalami penurunan maupun peningkatan. Peningkatan cardiac output selama olahraga dan kehamilan masih termasuk wajar dan bisa kembali normal lagi. Namun, bila cardiac output naik atau turun akibat kondisi tertentu, akan ditandai dengan berbagai gejala.
Jika Anda mengalami beberapa tanda dari penyakit yang memengaruhi cardiac output, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui gangguan kesehatan yang mungkin Anda derita serta penanganan yang perlu diberikan.