Sistoskopi
Berapa Biaya Sistoskopi?
Biaya untuk melakukan prosedur sistoskopi bervariasi, tergantung dari teknik sistoskopi yang digunakan, bius yang digunakan, dan rumah sakit yang menyelenggarakannya. Di rumah sakit swasta di Indonesia, biaya prosedur ini bisa dimulai dari Rp. 1.000.000 hingga lebih dari Rp. 2.500.000. Biaya ini belum termasuk biaya rawat inap (bila dianjurkan). Disarankan untuk mempersiapkan dana lebih guna kebutuhan tambahan yang tidak terduga, yaitu sekitar 20-30% dari biaya yang diperkirakan.
Apa Itu Sistoskopi?
Sistoskopi adalah suatu prosedur medis yang bertujuan untuk memeriksa uretra dan kandung kemih menggunakan sistoskop.
Apa Itu Sistoskop?
Alat berbentuk selang yang memiliki kamera pada ujungnya untuk pengamatan visual.
Kapan Seseorang Harus Menjalani Sistoskopi?
Ketika dicurigai mengalami beberapa kondisi, antara lain:
- Tumor kandung kemih.
- Batu kandung kemih.
- Penyumbatan saluran kemih.
- Pembesaran kelenjar prostat.
- Kanker kandung kemih.
- Adanya pertumbuhan jaringan non kanker.
Atau sebagai bentuk penanganan dari:
- Strikur uretra.
- Batu, tumor, atau luka di kandung kemih.
- Benda asing di kandung kemih.
- Kandung kemih yang terlalu aktif.
- Berbaliknya aliran urine ke atas (vesicoureteral reflux) pada anak-anak.
Kondisi Apa yang Perlu Saya Perhatikan sebelum Melakukan Sistoskopi?
Bila Anda mengalami gangguan yang berat dalam pembekuan darah, atau mengalami infeksi saluran kemih dengan demam.
Adakah yang Harus Dipersiapkan sebelum Menjalani Sistoskopi?
Dokter akan meminta Anda untuk mengambil sampel urine untuk tes urine atau kultur urine. Beritahu dokter mengenai obat-obatan yang rutin dikonsumsi. Bila Anda direncanakan diberikan bius regional atau total, sebaiknya ada keluarga yang mendampingi saat hari tindakan dan Anda juga akan diminta berpuasa sejak malam sebelumnya. Sebelum tindakan, pasien akan diminta untuk buang air kecil agar kandung kemih kosong.
Apa yang Terjadi di Ruang Operasi?
Di ruang operasi, Anda diposisikan tidur di meja operasi dengan kaki ditekuk dan dibuka lebar. Anda kemudian diberikan obat bius, baik bius lokal, regional, maupun total. Dokter akan melumasi sistoskop dengan gel khusus dan memasukkannya ke dalam uretra secara perlahan. Pada prosedur ini, pasien yang sadar dapat merasakan sensasi masuknya sistoskop, tetapi bukan rasa nyeri. Dokter akan memeriksa uretra dan kandung kemih melalui gambar visual yang dihasilkan sistoskop.
Berapa Lama Sistoskopi Dilakukan?
Jika Anda menjalani sistoskopi dengan bius lokal, prosedur sistoskopi dapat berlangsung sekitar 5-15 menit. Akan tetapi jika pasien menjalani sistoskopi dengan bius regional atau total, prosedur ini dapat berlangsung selama 15-30 menit.
Bagaimana setelah Menjalani Sistoskopi?
Hasil pengamatan sistoskopi dapat diberitahukan dokter langsung kepada Anda. Akan tetapi jika pasien juga menjalani biopsi, hasil biopsi baru dapat diberitahukan dokter beberapa hari kemudian.
Setelah sistoskopi, Anda dapat merasakan nyeri seperti terbakar, dan tidak nyaman di bagian saluran kemihnya, namun Anda dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa. Anda dianjurkan untuk lebih banyak minum dan buang air kecil untuk mengurangi iritasi.
Jika Anda menjalani sistoskopi dengan bius regional atau bius total, kepala dapat terasa berat dan pusing setelah prosedur selesai dijalani. Oleh karena itu, perlu pemantauan lebih lama, bahkan sampai dirawat di rumah sakit.
Adakah Risiko Menjalani Sistoskopi?
Sistoskopi merupakan prosedur medis yang cukup aman. Darah pada urine, rasa ingin kencing, dan rasa terbakar saat buang air kecil merupakan hal yang normal terjadi setelah sistoskopi. Namun, risiko lain yang lebih berat juga dapat muncul setelah menjalani sistoskopi, seperti:
- Infeksi akibat masuknya bakteri ke dalam saluran urine. Gejala infeksi yang umumnya muncul adalah demam, menggigil, mual, nyeri punggung bawah, dan urine yang berbau aneh.
- Pembengkakan uretra yang menyebabkan sulit buang air kecil. Jika kondisi ini berlangsung lebih dari 8 jam setelah prosedur sistoskopi, Anda harus segera menghubungi dokter.