Mungkin Anda pernah bertanya-tanya mengapa jantung bisa berdetak dan mata bisa berkedip secara otomatis? Nah, itu adalah salah satu fungsi batang otak. Batang otak tidak hanya mampu mengendalikan gerakan tubuh, namun juga berperan penting bagi kelangsungan hidup setiap individu.
Batang otak adalah bagian otak yang terletak di dasar otak dan terhubung ke saraf tulang belakang. Selain itu, bagian otak ini juga berperan sebagai penghubung antara otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan saraf tulang belakang.
Batang otak berperan penting sebagai pusat kendali berbagai fungsi tubuh seperti:
- Mengontrol pergerakan mata.
- Memproses informasi visual, bunyi, dan sensoris yang meliputi sentuhan, suhu, dan rangsang nyeri.
- Mengendalikan gerakan wajah.
- Mengontrol fungsi jantung dan paru-paru, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan.
- Mengendalikan proses menelan, muntah, batuk, dan bersin.
Anatomi Batang Otak
Otak dan batang otak di dalam kepala dilindungi oleh beberapa lapisan pelindung. Bagian terluar dilindungi oleh rambut dan kulit kepala, kemudian di bawahnya terdapat tulang tengkorak.
Sementara di bawah tulang tengkorak terdapat meningen atau selaput otak dan sumsum tulang belakang. Di antara selaput otak dan jaringan otak, terdapat cairan otak yang disebut juga cairan serebrospinal.
Batang otak terdiri dari beberapa bagian, yakni:
Otak tengah (midbrain)
Sesuai namanya, bagian batang otak ini terletak di bagian tengah otak. Otak tengah berperan dalam mengendalikan penglihatan dan pendengaran. Tak hanya itu, otak tengah juga mengatur kesadaran dan mengendalikan pergerakan tubuh.
Pons
Pons terletak antara otak tengah dan medulla oblongata. Di bagian batang otak ini terdapat 4 saraf kranial yang berperan dalam mengendalikan ekspresi wajah dan menjaga keseimbangan dan koordinasi tubuh. Pons juga berfungsi dalam mengatur pernapasan.
Medulla oblongata
Medulla oblongata terletak di bawah pons dan berperan dalam mengendalikan fungsi beberapa sistem tubuh, seperti pernapasan, pencernaan, detak jantung, dan menelan. Bagian otak ini juga menjadi penghubung antara pons dan saraf tulang belakang.
Kerusakan pada Batang Otak
Kendati telah dilapisi oleh banyak lapisan pelindung, otak dapat mengalami kerusakan, sehingga fungsinya terganggu. Berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada batang otak:
1. Stroke batang otak
Stroke batang otak terjadi ketika pasokan darah di pembuluh darah menuju batang otak terputus. Kondisi ini ditandai dengan gangguan penglihatan dan pendengaran, serta sulit bicara dan menelan. Selain itu penderitanya juga bisa mengalami mati rasa dan sulit menggerakkan salah satu sisi tubuh.
Terdapat dua jenis stroke batang otak, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum terjadi dan disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Sementara stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan jaringan otak.
Stroke batang otak dapat disebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit kardiovaskular, kelainan darah, kanker, dan penyakit autoimun.
2. Kematian batang otak
Kematian batang otak terjadi ketika batang otak tidak lagi berfungsi. Kondisi ini mengakibatkan penderitanya kehilangan kesadaran dan tidak mampu bernapas. Karena tidak dapat bernapas spontan, orang yang mengalami kematian batang otak biasanya membutuhkan bantuan pernapasan melalui pemasangan ventilator.
Ventilator memang dapat membantu orang yang mengalami kematian batang otak untuk bernapas. Namun, kemampuan otak lain seperti berbicara, makan, bergerak, dan berpikir, telah hilang. Pada kasus kematian batang otak, kemungkinan terjadinya kematian otak secara keseluruhan sangat besar.
Kematian batang otak bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu serangan jantung, stroke, herniasi otak, cedera kepala berat, pendarahan otak, infeksi otak, seperti meningitis, tumor otak, overdosis obatan-obatan, keracunan, dan hipotermia.
3. Status vegetatif
Kematian batang otak kerap disamakan dengan kondisi status vegetatif, padahal kedua kondisi ini tidaklah sama.
Orang yang mengalami kematian batang otak umumnya sudah tidak memiliki fungsi otak sama sekali. Sementara orang yang berada dalam kondisi status vegetatif masih bisa menunjukkan adanya respons, seperti berkedip atau menggerakkan jari, namun tidak tanggap terhadap keadaan sekitar.
Selain itu, seseorang yang mengalami status vegetatif kemungkinan masih dapat bernapas tanpa bantuan mesin. Pada kondisi tersebut, dokter perlu menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisinya dengan jelas.
Hal ini penting dilakukan agar keluarga pasien dapat memutuskan apakah pasien masih tetap akan dipasang ventilator atau tidak.
Untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan batang otak, Anda perlu rutin memeriksakan kondisi kesehatan otak ke dokter dan menjalani gaya hidup sehat dengan tidak merokok, membatasi minuman beralkohol, rajin berolahraga, dan menggunakan alat pelindung diri, seperti helm, saat bekerja di lapangan atau naik motor.