Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari sistem imun atau daya tahan tubuh dan sejumlah bentuk gangguan sistem imun. Ilmu ini kini mengalami perkembangan yang cukup pesat karena makin banyak gangguan kesehatan yang muncul akibat gangguan pada sistem imun.
Perkembangan dunia medis membuat imunologi makin mendapat sorotan, khususnya dalam penanganan sejumlah masalah kesehatan. Banyak riset terkait imunologi mulai dilakukan, seperti penggunaan imunoterapi, penanggulangan penyakit autoimun, serta pengembangan vaksin untuk beragam penyakit, misalnya vaksin ebola.
Peran Imunologi bagi Kesehatan Manusia
Penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah penyakit yang disebabkan oleh gangguan atau disfungsi sistem imun, serta terapi dan penanganan terbaru untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan imunitas.
Beberapa jenis penyakit terkait disfungsi sistem imun yang bisa diatasi dengan pendekatan imunologi adalah:
1. Alergi
Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat atau benda tertentu yang dianggap berbahaya. Orang yang menderita alergi akan mengalami gejala saat terpapar dengan bahan pemicu alergi (alergen). Gejala dari reaksi alergi bisa berupa bersin, ruam kulit yang gatal, hingga sesak napas.
Alergi bisa dicegah dengan menghindari zat pemicunya. Jika sudah timbul keluhan, alergi bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tertentu. Namun, dengan adanya perkembangan ilmu imunologi, reaksi alergi dapat diredakan dengan imunoterapi alergen.
Imunoterapi alergen merupakan pengobatan alergi yang bekerja dengan cara “melatih” sistem imun untuk lebih kebal terhadap alergen. Setelah diberikan imunoterapi, penderita dapat mengalami pengurangan frekuensi serangan alergi, walaupun sebagian di antaranya mengalami kekambuhan setelah terapi dihentikan.
2. Asma
Asma merupakan salah satu reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada saluran napas saat terpapar bahan atau zat tertentu. Peradangan ini menyebabkan saluran napas menyempit, yang kemudian memicu terjadinya sesak napas.
Asma bisa ditangani dengan berbagai cara, antara lain menghindari pemicu asma, menggunakan obat asma saat serangan asma muncul, dan menjalani imunoterapi.
Imunoterapi yang digunakan untuk asma bekerja layaknya imunoterapi alergi, yaitu “melatih” sistem imun untuk lebih kebal terhadap zat pemicu alergi. Imunoterapi ini akan mengurangi keluhan yang timbul saat asma muncul dan mencegah perburukan asma.
3. Kanker
Kanker menyebabkan pertumbuhan sel-sel di dalam tubuh menjadi tidak terkontrol. Akibatnya, terjadi kerusakan organ dan sistem dalam tubuh hingga mengancam nyawa penderitanya.
Kanker dapat ditangani dengan memanfaatkan imunologi, yaitu imunoterapi kanker. Imunoterapi kanker dilakukan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.
Imunoterapi kanker diklaim mampu memperlambat dan menghentikan perkembangan sel kanker, serta mencegah penyebaran sel kanker ke organ lain. Efeknya pun dapat bertahan lama sehingga perawatan ini dianggap efektif dalam menangani kanker.
4. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Beberapa contoh penyakit autoimun adalah penyakit Crohn, lupus eritematosus sistemik (SLE), rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.
Penyakit autoimun tidak bisa disembuhkan, dan belum ada pilihan imunoterapi yang benar-benar efektif untuk menanganinya. Namun, penyakit autoimun bisa dikontrol dengan pemberian obat tertentu, seperti obat imunosupresan. Obat imunosupresan mampu menekan dan menurunkan jumlah sel-sel kekebalan tubuh yang menyerang sel sehat.
Pemeriksaan Imunologi
Untuk mendeteksi masalah atau gangguan pada sistem kekebalan tubuh, diperlukan pemeriksaan imunologi atau tes imunologi. Beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan antara lain adalah:
Tes antibodi
Tes antibodi dilakukan dengan mengambil sampel darah atau air liur. Dalam beberapa kasus, tes ini dapat menentukan diagnosis penyakit tertentu. Jika pemeriksaan memberikan hasil positif, artinya seseorang sedang atau pernah menderita penyakit tersebut.
Pemeriksaan antibodi umumnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit infeksi dan penyakit autoimun.
Tes antigen
Antigen adalah bagian dari virus atau bakteri yang dapat memicu munculnya respons imun. Salah satu tes antigen yang umum dilakukan adalah pemeriksaan sampel tinja untuk mengetahui ada atau tidaknya antigen yang dihasilkan oleh bakteri Heliobacter pylori penyebab sakit maag.
Tes antigen juga bisa dilakukan menggunakan sampel darah, misalnya untuk mendeteksi antigen dari virus HIV. Pemeriksaan antigen ini adalah salah satu pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendiagnosis HIV.
Di tengah maraknya kasus COVID-19, tes antigen juga kerap dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus Corona di dalam tubuh. Tes swab antigen untuk mendeteksi penyakit COVID-19 dilakukan menggunakan usap hidung atau air liur.
Di Indonesia, imunologi merupakan cabang ilmu kedokteran penyakit dalam. Jika memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh, Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.