Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk menilai dan memahami kebutuhan orang lain, dan bertindak sesuai cara mereka mengatur interaksi dengan seseorang. Beberapa hal yang termasuk kecerdasan interpersonal, meliputi menjalin hubungan baru dengan orang lain, menjalin kerjasama dengan orang lain, kemampuan untuk menginterpretasikan perasaan orang lain melalui bahasa tubuhnya, kecakapan komunikasi, dan empati.
Memang, tidak semua anak membutuhkan pertolongan Anda dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal dan juga keterampilan sosial untuk bersosialisasi dengan orang lain. Namun, hal ini sangat penting untuk membuatnya bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Kecerdasan Anak Dapat Dipengaruhi Orang Tua
Kecerdasan atau yang sering dikenal IQ (Intelligence Quotient) mengacu pada fungsi intelektual seseorang. Genetika memainkan peran besar untuk memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Selain genetika, nutrisi yang baik, perlindungan dari racun, dan banyaknya waktu bermain serta olahraga ternyata dapat memelihara kecerdasan anak.
Sebenarnya, tingkat kecerdasan sang anak dapat dipengaruhi oleh kebiasaan sang ibu semasa kehamilannya. Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa anak-anak yang dilahirkan dari seorang ibu yang sering berolahraga selama masa kehamilan, ternyata memiliki tingkat kecerdasan dan kemampuan bahasa lebih tinggi saat usia 5 tahun dibanding dengan anak yang lahir dari ibu yang tidak sering melakukan olahraga selama kehamilannya.
Hal tersebut ternyata dipengaruhi oleh tingkat hormon kortisol yang cukup. Kortisol adalah hormon stres yang dikeluarkan pada saat Anda berolahraga. Hormon ini rupanya dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi Anda, dan juga organ lainnya.
Sebelum lahir hingga berusia 4 tahun, otak anak tumbuh secara pesat. Otak muda terus mengatur dan berkembang sepanjang masa. Awal mula sang anak dapat menjalin hubungan sosial adalah dengan merasa dekat pada orang tua dan/atau pengasuhnya. Anak yang dekat dengan orang tua misalnya, dapat membuat otaknya berkembang. Hal itu dikarenakan sel saraf terhubung melalui koneksi sosial dan bahasa.
Otak dirancang untuk mencari keamanan, dan jika otak tidak merasa aman, maka otak tidak dapat belajar. Orang tua harus memastikan bahwa keadaan sang anak tersebut aman, karena jika anak tidak merasa aman, maka hal itu dapat berdampak pada kemampuan mereka untuk belajar.
Kecerdasan interpersonal atau kecerdasan sosial melibatkan pemahaman situasi sosial, hubungan antar manusia, dan mengetahui hal apa yang harus dilakukan oleh anak dalam situasi tertentu. Kecerdasan interpersonal cenderung kurang diperhatikan, namun kecerdasan ini kerap menjadi faktor penentu kesuksesan anak di masa depan. Dengan kecerdasan interpersonal, anak Anda bisa memimpin sebuah kelompok kecil atau juga membuatnya bisa bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
Begini Cara Mengajarkan Anak untuk Bersosialisasi
Secara umum, anak-anak akan mengembangkan kemampuan atau keterampilan sosial tertentu pada usia seperti di bawah ini:
- Anak berusia 2 hingga 3 tahun dapat meminta perhatian dari orang lain, serta melakukan kontak sosial dengan orang lain secara verbal, seperti mengatakan ‘Hai’ atau ‘Sampai Jumpa’.
- Anak berusia 3 hingga 4 tahun, bisa bergiliran saat bermain game, berimajinasi dengan boneka, dan memulai komunikasi verbal dengan kata-kata yang sebenarnya.
- Anak berusia 4 hingga 5 tahun dapat berempati dengan temannya, seperti mengatakan ‘Saya Minta Maaf’, ‘Tolong’, atau pun ‘Terima kasih’.
- Anak berusia 6 hingga 7 tahun dapat berempati dengan orang lain, seperti menangis karena hal-hal yang menyedihkan. Pada usia ini, anak cenderung dapat berbagi serta menggunakan postur tubuh dan isyarat. Tetapi ia belum dapat memahami perbedaan yang jelas antara benar dan salah.
Sebagai orangtua, Anda perlu mengajarkan Si Kecil agar dapat bersosialisasi dengan orang lain. Beberapa hal ini dapat Anda ajarkan pada buah hati Anda, di antaranya:
-
Biasakan untuk makan bersama
Saat makan bersama, Anda bisa melakukan interaksi dengannya. Hal itu dapat mengajarkannya bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana cara mendengarkan apa yang orang lain katakan, serta bagaimana menanggapi obrolan orang lain.
-
Mengajarkan dan mengenalkannya bahasa tubuh
Misalnya saat sang anak tengah menonton TV, Anda bisa mengurangi volume suara sedikit dan menanyakan sejenak apa yang dirasakan tokoh kartun di TV yang ia tonton. Anda juga dapat menanyakan padanya tentang karakter tokoh animasi yang ia sukai. Hal ini dapat melatih kemampuan Anak untuk menangkap perasaan orang lain lewat gerakan tubuh.
-
Ajarkan agar sang anak menjadi lebih vokal (berani bersuara)
Biarkan sang anak berbicara untuk dirinya sendiri. Anak Anda membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan keterampilan sosialnya, jadi jangan selalu berusaha untuk menjadi juru bicaranya. Jika sang anak merasa gugup saat berbicara dengan orang lain, maka siapkan langkah-langkah kecil untuk membangun kepercayaan dirinya. Misalnya dengan memintanya untuk mengatakan ‘Permisi’ kepada petugas toko mainan, dan biarkan ia bertanya langsung pada petugas tentang mainan yang ia inginkan.
Kecerdasan interpersonal memiliki beberapa kunci elemen penting, meliputi kefasihan bahasa verbal dan keterampilan dalam percakapan; pengetahuan tentang peran sosial dan aturan; keterampilan mendengarkan secara efektif; memahami apa yang membuat orang lain tertarik; keefektifan sosial atau bagaimana cara agar percaya diri secara sosial dan efektif di dalam lingkungan; dan mawas diri.
Ajarkan sang anak untuk percaya diri dan tidak takut pada lingkungannya. Hal itu dapat meningkatkan kecerdasan interpersonalnya. Biarkan dirinya menyelesaikan masalahnya sendiri, jangan terlalu sering membantunya. Namun, selalu arahkan dan amati sang anak saat bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya.