Cara menunda kehamilan dapat dilakukan oleh pasangan yang tidak ingin buru-buru memiliki momongan. Ada beragam cara yang bisa dilakukan, mulai dari cara alami hingga menggunakan alat kontrasepsi.
Kehamilan terjadinya ketika sel telur dibuahi oleh sperma kemudian berkembang menjadi janin. Namun, kehamilan tidak akan terjadi jika pasangan suami istri sedang menunda kehamilan.
Ada dua cara untuk menunda kehamilan yang bisa dilakukan, yaitu dengan cara alami dan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Sebelum menentukan metode yang ingin digunakan, Anda dan pasangan perlu mengetahui masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Selain itu perlu diingat juga bahwa peluang wanita untuk hamil dapat berkurang setelah usianya di atas 35 tahun.
Cara Alami yang Bisa Ditempuh
Kehamilan bisa ditunda secara alami melalui pencatatan sistem kalender haid. Dengan pencatatan ini dapat diketahui kapan masa subur wanita. Cara menunda kehamilan dengan sistem kalender haid adalah dengan menghindari hubungan seksual selama masa subur.
Penundaan kehamilan secara alami ini bisa saja efektif, tetapi Anda harus teliti dan cermat dalam mencatat kapan masa subur terjadi. Selain itu, tidak semua wanita bisa menerapkannya. Cara ini hanya direkomendasikan bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur.
Cara alami lain yang bisa ditempuh untuk menunda kehamilan adalah dengan melakukan senggama terputus. Pada metode senggama putus, penis dikeluarkan dari vagina sesaat sebelum ejakulasi, sehingga air mani dan sperma dikeluarkan di luar vagina.
Namun, senggama putus bukan cara yang ampuh untuk menunda kehamilan atau mencegah kehamilan. Penelitan mengungkapkan bahwa angka keberhasilan metode ini hanya 78%.
Mencegah Kehamilan dengan Alat Kontrasepsi
Selain cara menunda kehamilan secara alami, Anda juga bisa mempertimbangkan penggunaan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi bisa digunakan jika cara alami tidak efektif untuk menunda kehamilan.
Berikut adalah beberapa alat kontrasepsi yang dapat Anda gunakan:
1. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang ringkas dan mudah didapatkan. Penggunaan kondom tak hanya dapat memperkecil peluang terjadinya kehamilan, tetapi juga efektif dalam mencegah penyakit HIV/AIDS maupun penyakit akibat infeksi menular seksual lainnya.
Dalam menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Anda harus memastikan bahwa kondom yang akan digunakan tidak kedaluwarsa dan permukaan kondom tidak robek atau bocor.
Jika memilih kondom lateks, jangan menggunakannya bersamaan dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, seperti baby oil, losion tubuh, minyak pijat, dan minyak nabati.
2. Kontrasepsi oral (pil KB)
Cara menunda kehamilan dengan alat kontrasepsi lainnya adalah dengan mengonsumsi pil KB. Cara ini bisa digunakan jika Anda aktif secara seksual dan memiliki peluang kehamilan yang tinggi.
Pil KB mengandung hormon yang dapat mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium.
Jika dikonsumsi secara rutin sesuai anjuran dokter, efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan dapat mencapai 91%. Namun, konsumsi pil KB memiliki beberapa efek samping, seperti mual, nyeri payudara, hingga penurunan gairah seksual.
3. Suntik KB
Jika merasa kesulitan untuk mengonsumsi pil KB setiap hari, Anda bisa mempertimbangkan penggunaan suntik KB sebagai cara menunda kehamilan. KB suntik mengandung hormon progestin yang dapat mencegah pelepasan sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Tidak hanya itu, hormon progestin juga akan mengentalkan lendir di serviks. Hal ini akan membuat sperma kesulitan memasuki rahim dan mencapai sel telur.
Namun, ada beberapa efek samping dari penggunaan suntik KB, seperti menstruasi menjadi tidak teratur atau terhenti, berat badan bertambah, sakit kepala, nyeri payudara, hingga kerontokan rambut.
4. KB implan
Alat kontrasepsi berikutnya yang bisa digunakan untuk mencegah kehamilan adalah KB implan. Alat kontrasepsi yang dikenal dengan sebutan susuk KB ini memiliki ukuran dan bentuk seperti batang korek api.
KB implan atau susuk KB dapat dipasang kapan saja, terutama selama siklus menstruasi. Susuk KB akan disisipkan ke kulit lengan atas melalui sebuah sayatan kecil pada permukaan kulit. Pemasangan KB implan sebagai cara menunda kehamilan harus dilakukan oleh dokter atau tenaga medis.
KB implan mengandung hormon progestin yang dilepaskan secara perlahan dan dapat menunda kehamilan hingga 3 tahun. Implan ini juga akan mengentalkan lendir serviks sehingga akan mencegah bertemunya sperma dan sel telur.
Efektivitas KB implan dalam mencegah kehamilan bisa mencapai 99%, tetapi pengggunaannya dapat menyebabkan menstruasi terhenti dan kenaikan berat badan.
5. IUD (intrauterine device)
IUD atau yang lebih dikenal dengan KB spiral merupakan alat kontrasepsi dalam rahim yang efektif sebagai salah satu cara menunda kehamilan. Jika dipasang dengan benar, KB spiral mampu mengurangi risiko terjadinya kehamilan hingga 99%.
IUD yang dipasang pada rahim akan menghalangi dan menghentikan sperma membuahi sel telur. Alat kontrasepsi ini juga aman digunakan saat menyusui dan dapat mencegah kehamilan cukup lama, yaitu sekitar 5–10 tahun, tergantung jenis IUD yang digunakan.
6. Kontrasepsi darurat
Jika Anda lupa mengenakan alat kontrasepsi saat berhubungan intim, kontrasepsi darurat dapat menjadi pilihan untuk mencegah atau menunda kehamilan. Kontrasepsi ini mengandung levonorgestrel yang memiliki kemiripan dengan progesteron, sehingga dapat mencegah pelepasan sel telur dan pembuahan.
Cara menunda kehamilan dengan konsumsi kontrasepsi darurat adalah dengan menggunakannya secepat mungkin setelah berhubungan intim. Kontrasepsi darurat hanya efektif bila digunakan kurang dari 72 jam setelah hubungan intim.
Meskipun dapat mencegah kehamilan, penggunaan kontrasepsi darurat perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter dan hanya bisa dibeli dengan resep dokter.
Perlu diingat, kontrasepsi ini tidak untuk dikonsumsi secara rutin, melainkan hanya untuk keadaan darurat, misalnya tidak menggunakan kondom atau ketika kondom yang digunakan bocor.
Jika ingin mengetahui cara menunda kehamilan yang sesuai untuk Anda, sebaiknya konsultasikanlah dengan dokter. Anda juga dapat menanyakan kepada dokter berapa lama penundaan kehamilan boleh dilakukan.