Cedera ACL adalah kerusakan atau robekan pada ligamen lutut anterior, yaitu jaringan yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya bunyi letupan dari lutut, bengkak pada lutut, dan lutut terasa sangat nyeri ketika penderita berdiri.
Anterior cruciate ligament (ACL) berfungsi untuk menjaga lutut agar tetap stabil. Cedera ACL bisa terjadi ketika kaki melakukan perubahan gerakan secara tiba-tiba, misalnya berhenti mendadak saat berlari atau ketika lutut dan kaki terbentur oleh benda keras.
Cedera ACL bisa dalam derajat ringan hingga berat. Cedera ringan pada ACL dapat diatasi dengan metode sederhana, seperti penggunaan penyangga lutut. Sedangkan cedera ACL yang berat, seperti robekan total pada ACL, biasanya perlu ditangani dengan operasi.
Penyebab Cedera ACL
Cedera ACL disebabkan oleh gerakan-gerakan yang dapat memberikan banyak tekanan pada lutut. Beberapa gerakan tersebut adalah:
- Berlari cepat lalu berhenti tiba-tiba
- Mengubah arah gerakan kaki dan lutut secara mendadak
- Mengubah posisi dari diam ke melompat atau berputar secara mendadak
- Meregangkan lutut secara berlebihan
- Melompat dan mendarat dengan posisi kaki yang tidak tepat
- Mengalami benturan di area lutut, misalnya terkena tackle saat bermain sepak bola
Faktor risiko cedera ACL
Cedera ACL lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki faktor-faktor di bawah ini:
- Berjenis kelamin perempuan
- Berolahraga di permukaan yang licin dan keras
- Berprofesi sebagai atlet, misalnya atlet sepak bola, basket, atau bulu tangkis
- Mengenakan alas kaki yang ukurannya tidak pas (lebih longgar)
- Menggunakan peralatan olahraga yang tidak pas, misalnya pengikat alat ski yang tidak dipasang dengan benar
Gejala Cedera ACL
Gejala-gejala yang dapat dialami oleh orang yang mengalami cedera ACL antara lain:
- Bunyi letupan yang keras dari lutut
- Nyeri hebat pada lutut sehingga tidak mampu melanjutkan aktivitas
- Lutut sulit digerakkan dan diregangkan
- Lutut terasa tidak stabil
- Lutut terasa lemas
- Lutut membengkak
Gejala yang muncul juga dipengaruhi oleh tingkat keparahan cedera. Berikut adalah pembagian cedera ACL berdasarkan tingkat kerusakan yang terjadi pada ligamen anterior:
-
Tingkat 1
Ligamen lutut anterior mengalami kerusakan ringan. Pada tingkat ini, cedera ACL umumnya tidak memengaruhi kemampuan lutut untuk menahan berat badan. -
Tingkat 2
Ligamen lutut anterior tertarik dan robek sebagian. Pada tingkat ini sendi lutut mulai tidak stabil. Penderita cedera ACL tingkat 2 membutuhkan waktu untuk menstabilkan lutut sejenak sebelum berjalan atau berdiri. -
Tingkat 3
Ligamen lutut anterior mengalami kerusakan berat dan robek seluruhnya. Penderita cedera ACL tingkat 3 akan merasakan lututnya benar-benar tidak stabil.
Kapan harus ke dokter
Segera ke dokter bila muncul gejala di atas setelah mengalami cedera lutut atau sedang berolahraga. Dengan begitu, dokter dapat mencari tahu penyebabnya, menentukan tingkat keparahannya, dan menanganinya dengan metode yang tepat.
Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis jika kaki terasa dingin dan tampak kebiruan setelah mengalami cedera lutut. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda gawat darurat berupa sendi lutut bergeser atau pembuluh darah kaki terluka.
Diagnosis Cedera ACL
Untuk mendiagnosis cedera ACL, dokter akan melakukan tanya jawab bersama pasien. Beberapa pertanyaan yang diajukan dokter adalah:
- Gejala yang dialami
- Aktivitas yang dilakukan saat keluhan timbul
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area tungkai dan lutut. Pada tes ini, dokter mungkin akan menggerakkan lutut pasien ke berbagai posisi untuk menilai kemampuan rentang gerak dan fungsi sendi secara keseluruhan.
Biasanya, cedera ACL bisa didiagnosis melalui hasil tanya jawab dan pemeriksaan fisik. Namun, dokter mungkin perlu menjalankan tes penunjang guna menentukan tingkat keparahan cedera dan menyingkirkan penyebab lain.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Foto Rontgen, untuk memeriksa adanya retakan atau patah tulang pada area lutut
- MRI, untuk menilai keparahan cedera ACL dan mencari tanda-tanda kerusakan pada jaringan lain di lutut, termasuk tulang rawan
- USG, untuk melihat cedera pada ligamen, tendon, dan otot lutut
Pengobatan Cedera ACL
Orang yang mengalami gejala cedera ACL dapat melakukan terapi mandiri sebelum menemui dokter. Tujuannya adalah untuk mengurangi kerusakan, serta meringankan nyeri dan bengkak. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan untuk cedera ACL adalah:
- Istirahatkan lutut yang sakit dan jangan memberikan beban berlebih pada lutut
- Kompres lutut dengan es
- Balut lutut dengan perban elastis
- Angkat lutut lebih tinggi dengan cara mengganjalnya menggunakan bantal
- Minum obat pereda nyeri, seperti naproxen atau paracetamol
Cedera ACL tetap memerlukan penanganan oleh dokter agar dapat sembuh dengan baik. Metode pengobatannya akan ditentukan berdasarkan derajat cedera ACL dan aktivitas fisik harian dari penderita. Berikut adalah penjelasannya:
Penanganan cedera ACL ringan
Pada pasien dengan cedera ACL ringan atau tidak melakukan aktivitas yang intensitasnya berat, dokter akan menyarankan beberapa perawatan berikut:
- Penggunaan penyangga lutut atau kruk, untuk mengurangi tekanan terlalu banyak pada lutut
- Terapi fisik atau fisioterapi, untuk menguatkan otot di sekitar lutut, sekaligus mengembalikan kemampuan gerak lutut
- Latihan dengan gerakan-gerakan tertentu di rumah sesuai arahan terapis
- Konsumsi obat-obatan pereda nyeri, seperti ibuprofen atau diclofenac, sesuai anjuran dokter
- Kompres dingin pada lutut untuk membantu mengurangi bengkak dan nyeri
- Pembatasan kegiatan yang bisa menyebabkan lutut kembali cedera
- Olahraga ringan yang tidak banyak memberikan beban pada lutut, seperti berenang atau bersepeda
Selain itu, kontrol rutin ke dokter juga penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan sendi lutut. Dalam sesi kontrol, dokter akan mengukur kekuatan, stabilitas, dan kesiapan lutut sebelum pasien kembali beraktivitas seperti biasa.
Penanganan cedera ACL sedang hingga berat
Operasi biasanya dilakukan untuk cedera ACL yang menyebabkan robekan pada ligamen. Tindakan ini disarankan terutama kepada pasien yang berprofesi sebagai atlet, memiliki lebih dari 1 ligamen atau tulang rawan yang robek, dan tidak dapat beraktivitas karena lutut yang lemas.
Tindakan bedah biasanya baru dilakukan dalam rentang waktu 5 bulan setelah pasien mengalami cedera. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya jaringan parut pada sendi lutut. Selama menanti jadwal operasi, pasien akan disarankan untuk menjalani fisioterapi guna menguatkan otot-otot paha depan dan belakang.
Pada prosedur bedah, dokter akan mengangkat ligamen lutut yang rusak dan menggantinya dengan tendon, yaitu jaringan mirip ligamen yang menghubungkan otot dengan tulang. Tendon ini biasanya diambil dari otot hamstring atau otot lutut pasien.
Setelah operasi, pasien masih perlu menjalani rehabilitasi. Kombinasi antara operasi dan terapi dilakukan agar penyembuhan lutut yang cedera bisa lebih optimal. Umumnya, seorang atlet dapat bermain kembali dengan aman dalam waktu 1 tahun atau lebih usai operasi.
Komplikasi Cedera ACL
Seseorang yang mengalami cedera ACL dapat mengalami komplikasi berupa:
- Ketidakmampuan atau keterbatasan dalam beraktivitas akibat pembengkakan atau penumpukan darah (hemarthrosis) di dalam sendi lutut.
- Kemungkinan perlunya hiatus bagi atlet, karena cedera ACL membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama
- Osteoarthritis pada lutut dalam jangka panjang, bahkan setelah menjalani operasi rekonstruksi ligamen.
Tidak hanya cedera itu sendiri, tetapi operasi untuk mengobati cedera ACL juga dapat menyebabkan komplikasi, misalnya:
- Nyeri di sekitar tempurung lutut
- Kegagalan cangkok
- Lutut menjadi tidak stabil
- Lutut kaku jika pasien kurang aktif bergerak setelah operasi
- Deep vein thrombosis
Pencegahan Cedera ACL
Pencegahan cedera ACL adalah dengan menurunkan risiko terkena kondisi ini. Caranya bisa dengan:
- Melakukan pemanasan sebelum berolahraga
- Melakukan latihan untuk menguatkan otot-otot kaki guna menjaga keseimbangan dan kekuatan otot kaki secara keseluruhan
- Menjalani latihan rutin untuk memperkuat bagian pinggul, panggul, dan perut bagian bawah
- Melakukan latihan yang berfokus pada teknik dalam menentukan posisi kaki saat mendarat setelah melompat
- Memakai alas kaki dan alat pelindung yang sesuai dengan jenis olahraga yang dimainkan untuk mencegah keparahan jika terjadi cedera
- Mengubah intensitas olahraga secara bertahap