Cefepime adalah obat untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Obat ini dapat mengatasi infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi saluran kemih.
Cefepime termasuk dalam golongan antibiotik sefalosporin generasi IV. Obat ini bekerja menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Dengan begitu, bakteri tidak dapat bertahan hidup dan infeksi bisa teratasi.
Cefepime juga digunakan untuk mengatasi demam pada pasien yang menderita febrile neutropenia, yaitu rendahnya jumlah salah satu jenis sel darah putih akibat efek samping dari kemoterapi. Obat yang tersedia dalam bentuk suntik ini hanya dapat diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Merek dagang cefepime: Cefepime HCL Monohydrate, Daryacef, Exepime, Fourcef, Interpim, Locepime, Maxicef, Procepim, Zepe
Apa Itu Cefepime
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik sefalosporin |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri atau demam pada febrile neutropenia |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Cefepime untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Jika Anda sedang hamil, konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. |
Cefepime untuk ibu menyusui | Cefepime umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui. Obat ini tidak menimbulkan efek samping serius pada ibu dan bayi. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Cefepime
Sebelum menggunakan cefepime, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentanf riwayat alergi yang Anda miliki. Cefepime tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini, penisilin atau obat lain dari golongan sefalosporin, seperti cefpirome.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, malnutrisi, atau penyakit pada saluran pencernaan, seperti kolitis.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda sedang menjalani cuci darah secara rutin.
- Informasikan kepada dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin hidup, selama menggunakan cefepime. Obat ini bisa mengurangi efektivitas vaksin tersebut.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan cefepime.
Dosis dan Aturan Pakai Cefepime
Cefepime akan disuntikkan melalui pembuluh darah vena (intravena/IV) atau melalui otot (intramuskular/IM) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan cefepime berdasarkan tujuan pengobatan dan usia pasien:
Tujuan: Mengatasi infeksi bakteri di saluran pernapasan, kulit, atau organ di dalam perut
- Dewasa:000–2.000 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditambahkan hingga maksimal 2.000 mg, 3 kali sehari. Durasi pengobatan selama 7–10 hari,
- Anak usia >2 bulan ≤40 kg: 50 mg/kgBB, 2–3 kali sehari. Dosis pengobatan selama 10 hari.
Tujuan: Mengatasi infeksi saluran kemih
- Dewasa: 500–2.000 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditambahkan hingga maksimal 2.000 mg 3 kali sehari . Durasi pengobatan selama 7–10 hari.
- Anak usia >2 bulan ≤40 kg: 50 mg/kgBB, 2–3 kali sehari. Dosis pengobatan selama 10 hari.
Tujuan: Mengatasi demam dengan neutropenia pada penderita kanker
- Dewasa:000–2.000 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditambahkan hingga maksimal 2.000 mg, 3 kali sehari. Durasi pengobatan selama 7 hari atau sampai kondisi membaik.
- Anak usia >2 bulan ≤40 kg: 50 mg/kgBB, 3 kali sehari. Dosis pengobatan selama 7–10 hari.
Cara Menggunakan Cefepime dengan Benar
Cefepime akan disuntikkan secara langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Penyuntikan dilakukan ke otot (intramuskular/IM) atau melalui infus ke pembuluh darah (intravena/IV) secara perlahan selama 30 menit.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal obat, perhatikan hal-hal berikut terkait penggunaan cefepime:
- Ikuti jadwal penyuntikan yang diberikan oleh dokter agar pengobatan efektif.
- Selama menjalani terapi dengan cefepime, Anda mungkin perlu melakukan tes medis secara berkala agar respons tubuh terhadap obat terpantau.
- Jangan berhenti menggunakan cefepime sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter. Hal ini dapat menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit diobati.
- Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter selama menjalani pengobatan dengan cefepime.
- Segera ke dokter jika muncul gejala yang mengganggu selama pemberian cefepime.
Interaksi Cefepime dengan Obat Lain
Cefepime dapat menimbulkan efek interaksi jika digunakan bersama dengan obat lain. Beberapa interaksi obat yang dapat terjadi adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika digunakan bersama obat diuretik, seperti furosemide
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan dengan antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal atau kerusakan organ telinga jika digunakan bersama antibiotik golongan aminoglikosida, seperti gentamicin
- Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifoid
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan cefepime bersama obat-obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Cefepime
Beri tahu dokter atau petugas medis jika efek samping di bawah ini tidak kunjung mereda atau malah memberat:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
Beri tahu dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau memburuk. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Kesulitan berbicara
- Kejang
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
- Linglung
- Halusinasi
Walaupun jarang terjadi, penggunaan cefepime dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi Clostridium difficile, yang bisa ditandai dengan diare yang tidak kunjung mereda, sakit maupun kram perut yang berat, atau muncul darah dan lendir di tinja. Segera ke dokter jika mengalami keluhan tersebut.