Certolizumab adalah obat untuk meredakan gejala pada penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, spondilitis ankilosa, atau penyakit Crohn. Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan resep dokter.
Certolizumab merupakan obat golongan tumor necrosis factor (TNF) inhibitors. Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas TNF, yaitu zat alami yang diproduksi saat terjadi peradangan. Dengan dihambatnya aktivitas TNF, gejala peradangan, termasuk nyeri dan bengkak, bisa mereda.
Merek dagang certolizumab: -
Apa Itu Certolizumab
Kategori | Obat resep |
Golongan | Tumor necrosis factor (TNF) inhibitors |
Manfaat | Menangani gejala peradangan akibat gangguan autoimun pada kondisi rheumatoid arthritis, psoriatic arthritis, spondilitis ankilosa, atau penyakit Crohn |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Certolizumab untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Certolizumab untuk ibu menyusui | Belum diketahui apakah certolizumab dapat diserap melalui ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter. |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Certolizumab
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan certolizumab:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Certolizumab tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi obat ini atau terhadap lateks.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita diabetes, HIV/AIDS, hepatitis B, TBC, gagal jantung, multiple sklerosis, kanker, neuritis optik, kejang, kelainan darah, atau sindrom Guilain Barre.
- Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan vaksinasi dengan vaksin hidup, seperti vaksin BCG, selama menjalani pengobatan dengan certolizumab.
- Hindari kontak erat dengan penderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti flu, selama menjalani pengobatan dengan certolizumab, karena dapat meningkatkan risiko Anda tertular penyakit infeksi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan certolizumab, jika Anda berencana menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami overdosis, reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan certolizumab.
Dosis dan Aturan Pakai Certolizumab
Certolizumab akan diberikan melalui suntikan di bawah kulit (subcutan/SC) oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Dosis certolizumab akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.
Berikut adalah pembagian dosis certolizumab:
-
Kondisi: Rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, dan psoriatic arthritis
Dosis awal 400 mg. Dosis diulang pada minggu ke-2 dan ke-4. Pengobatan dapat dikombinasikan dengan methotrexate. Dosis pemeliharaan adalah 200 mg tiap 2 minggu atau 400 tiap 4 minggu.
-
Kondisi: Penyakit Crohn
Dosis awal 400 mg. Dosis diulang pada minggu ke-2 dan ke-4. Dosis pemeliharaan adalah 400 mg tiap 4 minggu.
Cara Menggunakan Certolizumab dengan Benar
Certolizumab hanya boleh disuntikkan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Ikuti saran dan anjuran selama menjalani terapi dengan menggunakan certolizumab.
Certolizumab hanya dapat mengontrol gejala peradangan, bukan untuk menyembuhkan penyakit autoimun. Oleh karena itu, pasien harus menerapkan gaya hidup sehat agar pengobatan lebih maksimal, serta melakukan pemeriksaan secara teratur agar kondisi tetap terpantau.
Pastikan untuk melakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Selama menjalani pengobatan dengan certolizumab, dokter mungkin akan meminta melakukan pemeriksaan tes darah secara rutin guna memantau perkembangan kondisi Anda.
Interaksi Certolizumab dengan Obat Lain
Berikut adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi jika certolizumab digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain:
- Peningkatan risiko terjadinya infeksi parah jika digunakan bersama anakinra, abatacept, natalizumab, rituximab, bexarotene, busulfan, atau obat kortikosteroid
- Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin influenza
Efek Samping dan Bahaya Certolizumab
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan certolizumab adalah:
- Kemerahan, gatal, nyeri, atau bengkak di area suntikan
- Pilek, batuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Sakit punggung
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, seperti ruam yang gatal dan bengkak, kelopak mata dan bibir yang membengkak, atau kesulitan bernapas.
Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Kulit pucat, mudah memar, atau mudah berdarah
- Nyeri dada, sesak napas, atau sulit bernapas
- Ruam di pipi atau di lengan yang memberat saat terpapar sinar matahari
- Gangguan saraf, yang ditandai dengan pandangan kabur, pusing, mati rasa, otot terasa lemah
- Gangguan hati, yang ditandai dengan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sakit perut sebelah kanan, kelelahan, atau penyakit kuning
- Pusing yang sangat berat, pingsan, atau kejang
Penggunaan certelizumab juga bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang berat. Segera ke dokter jika Anda mengalami demam, batuk, atau sakit tenggorokan tidak kunjung membaik.