Cetuximab adalah obat kemoterapi untuk menangani kanker. Obat ini dapat digunakan untuk kanker usus besar (kolorektal), atau kanker kepala maupun leher yang kambuh atau sudah menyebar ke bagian tubuh lain. Cetuximab tersedia dalam bentuk infus.
Cetuximab adalah obat antikanker yang bekerja dengan cara menghambat protein tertentu sehingga pertumbuhan dan penyebaran sel kanker bisa dihambat. Obat ini bisa digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan terapi radiasi atau obat kemoterapi lainnya.
Merek dagang cetuximab: Erbitux
Apa Itu Cetuximab
Golongan | Obat resep | |
Kategori | Antikanker/kemoterapi | |
Manfaat | Menangani kanker kolorektal | |
Menangani karsinoma sel skuamosa di leher dan kepala, seperti kanker nasofaring, kanker mulut, atau kanker tenggorokan | ||
Digunakan oleh | Dewasa | |
Cetuximab untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Ibu menyusui disarankan untuk berhenti menyusui selama terapi dan 2 bulan setelah terapi. Hal ini karena cetuximab diduga dapat menyebabkan efek samping serius pada bayi yang menyusu. | ||
Bentuk obat | Infus |
Peringatan Sebelum Menggunakan Cetuximab
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan cetuximab, antara lain:
- Jangan menggunakan cetuximab jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap daging merah.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit paru-paru atau gangguan pernapasan, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, gangguan elektrolit, atau masalah pada mata.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita infeksi kronis atau infeksi yang sering kambuh, misalnya herpes atau hepatitis B.
- Jangan menjalani vaksinasi apa pun sebelum berkonsultasi dengan dokter jika Anda sedang diterapi dengan cetuximab.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menggunakan cetuximab sampai 2 bulan setelah pengobatan selesai. Konsultasikan kepada dokter mengenai jenis alat kontrasepsi yang paling efektif bagi Anda.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan cetuximab karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan setelah menggunakan cetuximab, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera ke dokter bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan cetuximab.
Dosis dan Aturan Pakai Cetuximab
Cetuximab diberikan melalui infus ke pembuluh darah vena. Dokter akan menentukan dosis dan lama pengobatan sesuai dengan kondisi kesehatan dan respons tubuh pasien terhadap obat.
Berikut adalah dosis cetuximab untuk pasien dewasa berdasarkan kondisi yang diobati:
Kondisi: Kanker di usus besar (kolon) atau rektrum yang telah menyebar
- Dosis awal: 400 mg/m2, melalui infus lambat
- Dosis pemeliharaan: 250 mg/m2, 1 kali seminggu. Pengobatan dilanjutkan sampai kondisi pasien membaik atau efek samping memberat.
Kondisi: Karsinoma sel skuamosa di leher dan kepala stadium lanjut
- Sebagai obat yang dikombinasikan dengan terapi radiasi: Dosis awal 400 mg/m2 melalui infus lambat. Obat diberikan 1 minggu sebelum terapi radiasi.
- Dosis pemeliharaan: 250 mg/m2, 1 kali seminggu. Obat digunakan sampai terapi radiasi selesai.
Kondisi: Karsinoma sel skuamosa di leher dan kepala yang kambuh dan sudah menyebar ke bagian tubuh lain
- Dosis awal: 400 mg/m2 melalui infus lambat.
- Dosis pemeliharaan: 250 mg/m2, 1 kali seminggu. Pengobatan dilanjutkan sampai kondisi pasien membaik atau efek samping memberat.
Cara Menggunakan Cetuximab dengan Benar
Sebelum memulai pengobatan dengan cetuximab, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan jenis sel kanker. Jika ditemukan sel kanker dengan kelainan genetik tertentu, cetuximab tidak boleh digunakan bersama obat antikanker lain, seperti oxaliplatin.
Cetuximab diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah (IV). Infus cetuximab akan diberikan melalui infus lambat dengan durasi 1–2 jam per pemberian, tergantung pada respons pasien.
Agar pengobatan mendapatkan hasil yang maksimal, penggunaan cetuximab akan diawasi secara ketat oleh dokter.
Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama selama menjalani pengobatan dengan cetuximab sampai 2 bulan setelah pengobatan selesai dilakukan, karena obat ini dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari (sunburn). Gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
Selama menjalani pengobatan dengan cetuximab, Anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah secara rutin.
Interaksi Cetuximab dengan Obat Lain
Beberapa interaksi obat yang dapat terjadi jika cetuximab digunakan dengan obat tertentu adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal jika digunakan dengan cisplatin atau terapi radiasi
- Peningkatan risiko terjadinya leukopenia berat atau neutropenia jika dikombinasikan dengan carboplatin atau oxaliplatin
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom tangan-kaki, yang bisa ditandai dengan rasa perih atau panas, kulit pecah atau terkelupas, kemerahan, bengkak, atau lepuhan pada tangan dan kaki, jika dikombinasikan dengan capecitabine
- Peningkatan risiko terjadinya diare parah jika digunakan dengan capecitabine atau oxaliplatin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan vaksin hidup, seperti vaksin tifoid
- Peningkatan risiko terjadinya sunburn jika digunakan dengan aminolevulinic acid
Efek Samping dan Bahaya Cetuximab
Berikut adalah beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan cetuximab:
- Mual atau muntah
- Sembelit atau diare
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Sakit punggung
- Sulit tidur
- Berat badan menurun
- Tubuh terasa lelah
- Kantuk
- Mata merah atau gatal
- Kuku mudah patah, melekuk, atau menebal
- Kulit kering, pecah-pecah, atau bengkak
- Luka di mulut atau tenggorokan
- Nyeri atau bengkak di area bekas suntikan
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Perubahan suasana hati atau perilaku, seperti linglung atau depresi
- Bengkak di tangan, kaki, atau tungkai kaki
- Dehidrasi
- Gejala penyakit infeksi serius, seperti sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh, demam tinggi, atau menggigil
- Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan perubahan jumlah urine
- Pusing yang parah
- Gangguan irama jantung (sangat cepat/lambat atau tidak beraturan)
- Kram otot yang parah hingga menyebabkan sulit bergerak atau nyeri
- Mata nyeri dan merah, kelopak mata bengkak, mudah merasa silau, atau gangguan penglihatan
- Batuk yang memburuk, nyeri dada, atau sesak napas
- Ruam kulit seperti jerawat, kemerahan dan nanah pada folikel rambut (folikulitis)