Chancroid adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini dapat menyebabkan luka terbuka yang terasa sakit pada alat kelamin dan area sekitarnya. Chancroid bisa terjadi pada pria maupun wanita.
Chancroid disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi). Kondisi ini diawali dengan benjolan dan nyeri pada alat kelamin yang kemudian berubah menjadi luka. Luka terbuka ini dapat mengeluarkan darah atau nanah yang dapat menularkan bakteri H. ducreyi ke orang lain. Chancroid sangat menular, tetapi dapat disembuhkan.
Penyebab Chancroid
Bakteri H. ducreyi yang menyebabkan chancroid biasanya menular melalui hubungan seksual. Bakteri ini juga bisa menular lewat kontak langsung dengan luka yang terinfeksi. Oleh sebab itu, infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain jika penderita tidak mencuci tangan setelah menyentuh luka kemudian menyentuh area tubuh tadi.
Bakteri H. ducreyi masuk ke dalam tubuh melalui celah atau luka kecil di kulit, lalu menyebarkan racun yang menimbulkan reaksi peradangan. Racun yang dihasilkan bisa menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) sehingga membentuk luka. Selama masih hidup di luka, bakteri tetap bisa mengeluarkan racun dan membuat luka memburuk.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena chancroid, yaitu:
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Berhubungan seks tanpa memakai kondom
- Tidak disunat
- Tidak menjaga kebersihan badan dan alat kelamin dengan benar
- Menyalahgunakan NAPZA atau mengalami kecanduan alkohol
Gejala Chancroid
Gejala chancroid biasanya muncul 4–10 hari setelah terinfeksi. Gejala awal ditandai dengan munculnya satu atau beberapa bentol merah di area kemaluan.
Dalam waktu singkat, bentol merah tersebut akan terisi dengan nanah, membesar, kemudian pecah dan membentuk luka terbuka. Berikut adalah ciri luka terbuka pada chancroid:
- Tepi luka tidak beraturan
- Dasar luka cekung ke dalam, berwarna abu-abu kekuningan
- Luka mengeluarkan nanah yang berbau tidak sedap
- Luka mudah berdarah
- Luka terasa sangat nyeri, terutama saat berkemih dan berhubungan seksual
- Luka dapat membesar dan menyatu dengan luka lain
Luka chancroid umumnya timbul di area genital yang paling sering mengalami gesekan ketika berhubungan seks, seperti di kulup penis, kepala penis, dan perbatasan antara kepala dan batang penis pada pria.
Sementara pada wanita, luka paling sering terbentuk di bibir kemaluan, lubang vagina, leher rahim, dan area antara vagina dan anus. Meski begitu, terkadang chancroid pada wanita tidak menimbulkan gejala sehingga bisa tidak terdeteksi.
Chancroid juga dapat menyebabkan benjolan di lipatan paha akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Benjolan ini berisi nanah, dapat membesar, bertekstur keras, dan sewaktu-waktu bisa pecah. Biasanya, benjolan terbentuk 1–2 minggu setelah luka muncul.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami gejala chancroid seperti yang disebutkan di atas, terutama jika Anda atau pasangan memiliki faktor risiko penyakit ini.
Bila Anda sering melakukan hubungan seks yang tidak aman, seperti bergonta-ganti pasangan seksual tanpa memakai kondom, disarankan untuk menjalani pemeriksaan ke dokter terkait infeksi menular seksual, termasuk chancroid.
Diagnosis Chancroid
Dokter akan mengawali diagnosis dengan menanyakan gejala yang muncul, riwayat kesehatan, dan perilaku seksual pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area kelamin untuk melihat lebih jelas bentuk luka atau benjolan yang timbul, termasuk memeriksa kelenjar getah bening di pangkal paha.
Untuk memastikan diagnosis, tes penunjang juga bisa dilakukan dengan memeriksa cairan nanah dari luka menggunakan mikroskop atau melalui pembiakan kuman pada media khusus (kultur) dari sampel cairan luka.
Selain pemeriksaan untuk chancroid, dokter juga harus memastikan luka terbuka pada area kelamin tidak disebabkan oleh kondisi lain, seperti sifilis, HIV, atau herpes simpleks. Jika hasil tes HIV dan sifilis negatif, pasien perlu menjalani pemeriksaan ulang dalam 3 bulan.
Pengobatan Chancroid
Pengobatan chancroid bertujuan untuk menyembuhkan infeksi, meredakan gejala, mengurangi risiko terjadinya komplikasi, dan mencegah penularan. Beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan adalah:
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan oleh dokter untuk menangani chancroid adalah antibiotik, misalnya:
- Azithromycin
- Ciprofloxacin
- Ceftriaxone
- Erythromycin
Dengan antibiotik yang tepat, chancroid umumnya bisa sembuh sepenuhnya. Hasil dari pengobatan dapat terlihat 3–7 hari setelah antibiotik diberikan. Sangat penting bagi pasien untuk tetap melanjutkan penggunaan antibiotik sampai waktu yang ditentukan dokter meski gejala telah membaik sebelumnya.
Jika pengobatan belum terlihat hasilnya setelah 7 hari, pasien perlu kontrol kembali ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Operasi
Dalam beberapa kasus, dokter perlu mengeluarkan cairan dan nanah dari kelenjar getah bening yang terinfeksi untuk meredakan pembengkakan dan nyeri. Cairan tersebut dapat dikeluarkan oleh dokter dengan jarum khusus atau melalui tindakan bedah.
Pembatasan aktivitas seksual
Selama masa pengobatan, pasien harus berhenti berhubungan seksual hingga sembuh total. Hal ini penting agar infeksi ulang atau penularan ke orang lain tidak terjadi.
Perlu diketahui, pasangan pasien juga harus diperiksa dan diobati meski tanpa gejala, terutama jika pernah berhubungan seksual dengan pasien dalam kurun waktu 10 hari sebelum gejala muncul.
Komplikasi Chancroid
Jika chancroid tidak ditangani dengan tepat, komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
- Kerusakan saluran kencing karena peradangan dari chancroid yang kemudian menyebabkan fistula uretra
- Kemunculan jaringan parut pada kulit kepala penis yang tidak disunat
- Terbentuknya benjolan bernanah pada lipatan paha yang kemudian pecah dan menimbulkan luka yang sulit sembuh
- Penyebaran bakteri ducreyi ke area kulit lain sehingga menyebabkan luka terbuka yang sulit sembuh di area tersebut
- Infeksi menular seksual lain, seperti HIV/AIDS, jika tidak membatasi aktivitas seksual selama masa penyembuhan
Pencegahan Chancroid
Chancroid dapat dicegah dengan menerapkan perilaku seksual yang aman, seperti:
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman, misalnya memakai kondom
- Tidak berhubungan seksual dengan penderita chancroid dan orang yang berisiko menderita kondisi ini atau infeksi seksual menular lain
- Memberi tahu pasangan seksual jika Anda mengalami gejala chancroid
- Menjalani prosedur sunat bagi laki-laki