Chlorzoxazone adalah obat untuk mengatasi nyeri akibat kram atau tegang otot. Obat ini biasanya digunakan untuk kram otot yang menyertai kondisi muskuloskeletal, seperti skiatika atau spondilosis servikal.
Chlorzoxazone bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengendurkan otot yang menegang sehingga dapat mengurangi nyeri dan membuat gerak lebih leluasa. Agar efek pengobatannya maksimal, penggunaan obat ini perlu dibarengi dengan fisioterapi dan istirahat yang cukup.
Merek dagang chlorzoxazone: Solaxin
Apa Itu Chlorzoxazone
Golongan | Obat resep |
Kategori | Relaksan otot |
Manfaat | Mengatasi kram otot, misalnya pada skiatika atau spondilosis servikal |
Dikonsumsi oleh | Dewasa |
Chlorzoxazone untuk ibu hamil | Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin. |
Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, kecuali jika disarankan oleh dokter. | |
Chlorzoxazone untuk ibu menyusui | Belum diketahui apakah chlorzoxazone dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Chlorzoxazone
Chlorzoxazone tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Chlorzoxazone tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati atau porfiria.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan obat ini jika Anda berencana menjalani perawatan gigi atau operasi.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Hal ini untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan chlorzoxazone.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi chlorzoxazone, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Segera temui dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah mengonsumsi chlorzoxazone.
Dosis dan Aturan Pakai Chlorzoxazone
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Chlorzoxazone untuk meredakan nyeri akibat kram otot :
- Dewasa: 500 mg, 3–4 kali sehari. Dosis dapat dikurangi secara bertahap hingga 250 mg, 3–4 kali sehari bila nyeri sudah berkurang. Dosis maksimal adalah 750 mg, 3–4 kali sehari.
Cara Menggunakan Chlorzoxazone dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi chlorzoxazone. Jangan menggunakan obat lebih lama daripada yang disarankan dokter.
- Chlorzoxazone dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Telan obat dengan bantuan air putih. Jangan menambah atau mengurangi dosis obat tanpa persetujuan dokter.
- Jika Anda lupa mengonsumsi chlorzoxazone, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Lakukan kontrol rutin ke dokter selama menjalani pengobatan dengan obat ini agar kondisi dan respons tubuh Anda terhadap pengobatan selalu terpantau. Pada kondisi yang berat, Anda juga perlu menjalani fisioterapi rutin.
- Obat ini dapat menimbulkan efek samping berat pada liver. Sebagai antisipasi, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani tes fungsi hati, terutama jika chlorzoxazone dikonsumsi dalam jangka panjang.
- Simpan chlorzoxazone di tempat dengan suhu kamar dan terlindung dari paparan sinar matahari secara langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Chlorzoxazone dengan Obat Lain
Penggunaan chlorzoxazone bersama dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan efek interaksi antarobat, antara lain:
- Peningkatan efek kantuk, pusing, atau sulit berkonsentrasi jika digunakan bersama obat tidur, obat golongan benzodiazepine, atau barbiturat
- Peningkatan kadar chlorzoxazone dalam darah jika digunakan bersama disulfiram atau isoniazid
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan chlorzoxazone bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Chlorzoxazone
Konsumsi chlorzoxazone dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna urine menjadi jingga atau merah keunguan. Efek samping tersebut tidak berbahaya dan akan hilang jika konsumsi obat dihentikan.
Akan tetapi, ada beberapa efek samping lain yang mungkin timbul setelah mengonsumsi chlorzoxazone, antara lain:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Kantuk
- Pusing
- Lelah
- Sakit maag
- Sakit kepala
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika muncul keluhan di atas, terutama bila tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Segera hubungi dokter dan beri tahu jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan urine berwarna gelap, mual atau muntah yang tidak kunjung berhenti, nyeri perut, atau warna kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Rasa melayang atau seperti akan pingsan
- Ruam, gatal, atau kemerahan di kulit
- Kantuk yang berat atau linglung
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Perdarahan di saluran pencernaan, yang bisa ditandai dengan tinja berwarna hitam seperti aspal, atau muntah dengan ampas seperti bubuk kopi
- Gejala infeksi, yang bisa ditandai dengan sakit tenggorokan atau demam yang tidak kunjung membaik
Jika efek samping di atas terjadi dan diperlukan penanganan secepatnya, dokter akan mengarahkan pasien untuk segera ke IGD rumah sakit terdekat.