Ciri-ciri kondom bocor terkadang sulit untuk diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat menjadi pertanda bocornya kondom, seperti adanya sobekan dan kepala penis terasa tidak nyaman. Kejadian kondom bocor memang jarang terjadi, tetapi kondisi ini tetap harus diwaspadai untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan setelahnya.
Kondom yang dijual di pasaran umumnya telah lulus uji kelayakan. Namun, kemungkinan terjadinya kerusakan, seperti kondom bocor saat digunakan, masih bisa terjadi.
Rusak atau bocornya kondom dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti menggunakan kondom yang sudah kadaluwarsa, penyimpanan kondom yang tidak tepat atau terpapar panas berlebihan, penggunaan kondom berulang, penggunaan pelumas berbahan dasar minyak, atau membuka kemasan kondom secara kasar.
Ini Ciri-Ciri Kondom Bocor
Terkadang memang sulit untuk mengetahui ciri-ciri kondom bocor, apalagi di tengah sesi bercinta. Namun, Anda dapat mencurigai ciri-ciri kondom bocor bila mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Terlihat bagian kulit penis yang menonjol keluar setelah memakai kondom
- Kondom yang semula terasa ketat tiba-tiba terasa longgar
- Penis terasa lebih lembap dan hangat karena adanya kontak langsung dengan vagina maupun cairan vagina
- Kondom langsung robek ketika ditarik dari penis bila sebelumnya sudah ada robekan kecil
- Tampak air mani yang menetes dari kondom setelah penis ditarik keluar
Dengan mengetahui ciri-ciri kondom bocor seperti di atas, Anda dapat mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta penyakit menular seksual (PMS).
Hal yang Harus Dilakukan jika Kondom Bocor
Jika Anda menyadari adanya ciri-ciri kondom bocor saat berhubungan seks, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Hentikan hubungan seksual
Ketika Anda menyadari adanya ciri-ciri kondom bocor saat berhubungan intim, komunikasikan hal tersebut dengan pasangan untuk menghentikan aktivitas seksual. Setelah itu, periksa kondom untuk memastikan apakah kondom tersebut bocor atau tidak.
2. Kurangi jumlah air mani yang masuk ke vagina
Jika ciri-ciri kondom bocor dirasakan setelah terjadi ejakulasi, usahakan agar air mani yang masuk ke dalam vagina tidak terlalu banyak. Anda dapat meminta pasangan untuk jongkok atau duduk di toilet dengan membungkuk seperti sedang buang air besar guna membantu mengeluarkan air mani dari dalam vagina.
3. Bilas vagina dengan air
Setelah jongkok beberapa saat untuk mengeluarkan air mani, bersihkan vagina dengan cara membilasnya dengan air. Lakukan hal ini dengan lembut untuk mencegah vagina terluka.
Hindari melakukan douching atau mencuci vagina dengan cairan khusus yang mengandung soda kue, cuka, pewangi, maupun cairan antiseptik. Hal ini karena berbagai kandungan tersebut dapat menimbulkan iritasi atau menyebabkan vagina terluka, yang mana akan meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual (PMS).
4. Bersihkan penis dengan air hangat
Untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual pada pria, segera bersihkan penis dengan air hangat. Selain itu, coba buang air kecil untuk membersihkan kuman di uretra atau saluran keluar air kencing. Langkah ini juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual, seperti gonore.
5. Gunakan kontrasepsi darurat
Jika Anda dan pasangan khawatir dengan kehamilan yang tidak diinginkan setelah menyadari adanya ciri-ciri kondom bocor, gunakanlah kontrasepsi darurat. Ada dua jenis kontrasepsi darurat yang bisa digunakan, yakni alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dan pil pencegah kehamilan.
IUD merupakan alat berbentuk “T” yang dipasang di dalam rahim. Tujuannya adalah untuk mencegah sperma membuahi sel telur. Pemasangan IUD dapat dilakukan hingga 5 hari (120 jam) setelah berhubungan seks.
Sementara itu, pil kontrasepsi pencegah kehamilan merupakan obat yang diminum untuk mencegah kehamilan, seperti ulipristal. Anda dapat mengonsumsi obat ini hingga 3 hari (72 jam) setelah berhubungan seks.
6. Cek kesehatan
Terakhir, jika Anda dan pasangan tidak yakin dengan kondisi kesehatan, seperti status HIV atau penyakit menular seksual lainnya, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Nantinya, dokter atau tenaga kesehatan dapat menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi kemungkinan terkena HIV ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Jika Anda atau pasangan memiliki risiko terpapar virus HIV, dokter dapat memberikan terapi post exposure prophylaxis (PEP), yakni pemberian obat-obatan antiretroviral (ARV) untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi virus HIV. Terapi ini hanya dapat dilakukan pada orang yang berstatus HIV negatif dengan durasi terapi selama 28 hari.
Itulah ciri-ciri kondom bocor dan langkah lanjutan setelah mengetahui kondisi tersebut. Cegah kondom bocor atau rusak saat dipakai dengan cara memeriksa tanggal kedaluwarsanya, menyimpan kondom di tempat yang sejuk dan kering, membuka bungkus kondom dengan hati-hati, dan mempelajari cara memakai kondom dengan benar, maupun menggunakan pelumas berbahan dasar air.
Jika Anda dan pasangan sedang mencegah kehamilan maupun dalam pengobatan untuk infeksi penyakit menular seksual, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter bila mengalami ciri-ciri kondom bocor. Dengan begitu, dokter dapat memastikan dan menyarankan penanganan yang harus dilakukan.