Ciri-ciri kucing sakit bisa dikenali dari berbagai faktor, mulai dari perubahan perilaku, penampilan, aktivitas, hingga kemampuannya dalam bersosialisasi. Bila kamu memliki kucing pelihaaraan di rumah, yuk, kenali lebih dekat ciri-ciri kucing sakit agar bisa diperiksa dan ditangani dengan cepat.
Hewan peliharaan, terutama kucing, memang bisa menjadi sahabat yang baik dan kehadirannya pun bisa meningkatkan suasana hati pemiliknya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kucing mampu membangun keakraban yang intens, terutama kepada lansia dan penyandang disabilitas.
Meski demikian, para pemilik kucing juga perlu hati-hati. Pasalnya, kucing bisa membawa kuman berbahaya penyebab penyakit dan berpotensi menularkannya ke manusia. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami ciri-ciri kucing sakit supaya lebih waspada.
Ciri-Ciri Kucing Sakit
Saat sedang sakit, kucing biasanya akan menunjukkan beberapa ciri tertentu. Ciri ini bisa mudah dikenali, tetapi bisa juga tampak seperti hal yang normal. Agar tidak bingung lagi, berikut adalah ciri-ciri kucing sakit:
1. Perubahan perilaku
Kucing yang sakit bisa dikenali dari perilakunya. Beberapa kucing bisa menjadi pendiam secara tiba-tiba, tampak stres, sering bersembunyi, berjalan pincang, atau tidak aktif seperti biasanya. Sementara itu, sebagian kucing lain bisa menjadi lebih rewel, lebih lengket, atau menuntut perhatian lebih dari pemiliknya.
Ketika sakit telinga, kucing juga biasanya akan menolak untuk disentuh bagian telinganya atau bahkan jadi agresif ketika telinganya dipegang. Untuk mengobati sakit telinganya, kamu bisa memberikan obat tetes telinga kucing.
2. Kelelahan atau terlihat tidak bertenaga
Saat sedang sakit, seekor kucing juga biasanya menunjukkan tanda-tanda lelah, lemas, atau tidak bertenaga. Ia juga bisa menunjukkan tanda dan gejala lain, seperti:
- Duduk dalam posisi membungkuk
- Lebih banyak tidur dan tidak mau bermain
- Gelisah
- Tidak mengangkat kepalanya dengan benar
- Sering memiringkan kepala
3. Muntah dan kurang mau makan
Ciri-ciri kucing sakit selanjutnya adalah muntah dan kurang mau makan. Gejala ini bisa juga muncul setelah ia mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Kucing muntah sering kali disebabkan oleh sakit perut ringan, keracunan makanan, alergi makanan, atau mabuk perjalanan.
Namun, muntah pada kucing juga bisa menjadi pertanda kondisi yang lebih serius, mulai dari radang pankreas, penyakit ginjal, penyumbatan usus, efek samping obat, penyakit radang usus, hingga penyakit hati.
Jika kucingmu terus-menerus muntah dan tidak mau makan atau minum berhari-hari, segera bawa ia ke dokter hewan agar bisa diberikan penanganan yang tepat. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi kucing, dokter mungkin akan memberikan suplemen tertentu, seperti vitamin dan mineral.
4. Dehidrasi
Kucing yang sakit juga sering kali akan mengalami dehidrasi. Hal ini umumnya terjadi karena ia tidak mau makan dan minum atau diare dan banyak muntah. Saat mengalami dehidrasi, kucing akan tampak sangat lemas dan cenderung banyak mengantuk.
Selain itu, untuk melihat apakah kucing peliharaanmu mengalami dehidrasi, coba pegang kulit di dekat tulang belikatnya dengan lembut, tarik ke atas dan menjauh dari tubuhnya, lalu lepaskan. Kulit kucing harus segera kembali ke tempatnya. Jika tidak, itu menandakan bahwa ia mengalami dehidrasi.
5. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan pada kucing juga bisa menjadi tanda bahwa ia sedang sakit. Untuk mengeceknya, kamu harus sering-sering merabai sepanjang tulang rusuk dan tulang belakangnya.
Jika kucingmu dirasa mengalami penurunan berat badan, itu bisa menjadi tanda penyakit tertentu yang perlu diwaspadai. Setelah kondisinya ditangani, kamu bisa mencoba beberapa cara untuk menambah berat badan kucing.
6. Kesulitan bergerak
Tak hanya berat badan, kamu juga harus peka dengan memperhatikan pergerakan kucingmu. Jika ia terlihat kesulitan bergerak, tidak lagi bisa melompat, atau mengubah caranya melompat, bisa jadi kucingmu menderita masalah persedian. Terlebih lagi, jika kucing tiba-tiba tidak bisa menggunakan kaki belakangnya.
Selain ciri-ciri kucing sakit di atas, kucing juga bisa menunjukkan gejala lainnya, seperti minum lebih banyak, diare, mata merah atau berair, buang air kecil berdarah, menangis saat buang air kecil, demam, sering menjilat tubuhnya, atau bulu rontok.
Sementara itu, gejala sesak napas, batuk, bersin, dan pilek pada kucing bisa saja disebabkan oleh pneumonia.
Saat terkena infeksi kutu, misalnya scabies, kucing juga bisa tampak sering menggaruk tubuhnya, tampak koreng atau iritasi di kulit, dan sering terlihat rewel dan kurang nyaman. Selain itu, pembengkakan di kulit yang disertai adanya nanah bisa jadi disebabkan oleh abses pada kucing.
Itulah beberapa ciri-ciri kucing sakit yang penting untuk dikenali. Meski demikian, terkadang sebagian kucing juga bisa saja menunjukkan ciri tersebut meski kondisinya sebetulnya sehat, misalnya ketika ia sedang birahi.
Oleh karena itu, untuk memastikan apakah kucingmu sehat atau tidak, sebaiknya periksakan kondisinya ke dokter hewan, ya. Kamu juga perlu membawa kucing kesayanganmu ke dokter sebagai pemeriksaan rutin atau check-up minimal 2 kali setahun.
Informasikan kepada dokter hewan mengenai setiap perubahan yang terjadi pada kucingmu, sehingga kesehatannya bisa terus terpantau dan penyakit kucing bisa terdeteksi dini.
Dokter hewan juga mungkin akan merekomendasikan pemberian vaksin untuk melindungi kucingmu dari infeksi virus atau bakteri.