Ciri-ciri sindrom Turner bahkan sudah bisa dikenali sejak penderitanya berada di dalam kandungan. Dengan mengenali ciri-ciri sindrom turner sedini mungkin, pengobatan pun bisa segera dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi.
Turner syndrome atau sindrom Turner adalah kelainan genetik pada wanita yang membuat penderitanya bertubuh pendek, serta mengalami masalah kesuburan. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik karena hanya memiliki 1 kromosom X.
Ciri-ciri sindrom Turner sudah bisa dilihat sejak bayi masih dalam kandungan dan akan makin terlihat setelah bayi dilahirkan. Gejala maupun ciri tersebut bisa saja berbeda pada setiap tahap kehidupan penderitanya, tetapi ada juga yang menetap dan bertambah parah.
Ciri-Ciri Sindrom Turner
Ciri-ciri sindrom Turner diawali dengan laju pertumbuhan yang lambat sejak anak berusia 3 tahun. Itulah mengapa tinggi badan penderita kelainan ini akan lebih pendek daripada wanita seusianya.
Namun, ciri-ciri sindrom Turner sudah bisa dikenali dari sejak penderitanya berada di dalam kandungan. Berikut ini adalah ciri-ciri sindrom Turner sesuai tahapan hidup penderitanya:
Masa kehamilan
Sindrom Turner bisa terdeteksi sejak dalam kandungan. Jika ditemukan beberapa ciri-ciri sindrom Turner Dokter pada janin, dokter akan memastikannya dengan melakukan pemeriksaan USG kehamilan dan dilanjutkan dengan skrining DNA pada sampel darah ibu hamil.
Adapun tanda-tanda sindrom Turner pada janin adalah:
- Pembengkakan di belakang leher
- Kelainan jantung
- Kelainan ginjal
Masa awal kelahiran
Setelah dilahirkan dan di masa awal kelahiran, bayi perempuan yang menderita sindrom Turner akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:
- Leher tampak lebar dan pendek
- Posisi kedua telinga terlihat lebih rendah
- Rahang bagian bawah terlihat lebih kecil
- Langit-langit mulut tampak tinggi dan sempit
- Garis rambut di bagian belakang kepala tampak lebih rendah
- Dada lebar dengan jarak puting yang berjauhan
- Tangan dan kaki bengkak saat lahir
- Tangan bengkok ke arah luar
- Jari tangan dan kaki terlihat pendek
- Kuku berukuran kecil dan melengkung ke atas
- Tinggi badan lebih pendek daripada rata-rata bayi baru lahir
- Kelainan jantung
Masa anak-anak, remaja, hingga dewasa
Ciri-ciri sindrom Turner yang paling umum terjadi pada anak perempuan, remaja perempuan, hingga wanita dewasa adalah tinggi badan yang lebih pendek daripada perempuan lain seusianya.
Selain itu, indung telur (ovarium) pada remaja penderita sindrom Turner juga tidak cukup berkembang, sehingga menyebabkan kekurangan hormon seksual. Kondisi tersebut bisa membuat penderita kelainan ini sulit memiliki anak apabila tidak segera diberikan pengobatan.
Cara Mengatasi Sindrom Turner
Dengan mengetahui ciri-ciri sindrom Turner sejak dini, pengobatan pun bisa dilakukan sedini mungkin. Memang belum ada obat yang dapat menyembuhkan kelainan genetik langka yang hanya terjadi pada 1 dari setiap 2.500 kelahiran bayi perempuan tersebut, tetapi terdapat sejumlah metode pengobatan yang dapat diberikan dokter untuk membantu meredakan gejala atau ciri-ciri sindrom Turner.
Berikut ini adalah beberapa pengobatan sindrom Turner:
1. Suntik hormon pertumbuhan
Metode pengobatan untuk sindrom Turner yang umumnya dilakukan adalah terapi hormon pertumbuhan. Terapi ini bisa mulai diberikan sejak anak berusia 5–6 tahun hingga berusia 15–16 tahun.
Salah satu hormon pertumbuhan yang umumnya digunakan pada terapi ini adalah somatropin. Hormon ini akan disuntikkan setiap hari untuk meningkatkan pertumbuhan tulang dan tinggi badan. Dosisi hormon ini akan disesuaikan untuk setiap anak.
2. Suntik hormon estrogen
Suntikan hormon estrogen bertujuan untuk merangsang pertumbuhan organ seks sekunder penderita sindrom Turner yang memasuki masa puber, termasuk pertumbuhan payudara dan rambut kemaluan. Terapi ini biasanya dimulai sejak penderita berusia 11–12 tahun hingga memasuki menopause
3. Suntik hormon progesteron
Terapi dengan suntikan hormon progesteron juga bisa diberikan secara bersamaan atau setelah terapi hormon estrogen. Terapi hormon ini diberikan dengan tujuan merangsang terjadinya menstruasi pertama pada pasien.
4. Psikoterapi
Ciri-ciri sindrom Turner yang dialami pada beberapa penderita juga dapat menyebabkan masalah psikologis, seperti rendah diri bahkan depresi. Oleh karena itu, psikoterapi berupa konseling atau terapi perilaku kognitif bisa dilakukan sebagai terapi komplementer untuk penderita sindrom Turner.
Sebagian besar wanita yang menderita sindrom Turner tetap dapat menjalani kehidupan normal seperti wanita lain pada umumnya. Namun, kondisi ini juga bisa meningkatkan beragam komplikasi, seperti gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan, gangguan mental, dan kemandulan.
Mengenali ciri-ciri sindrom Turner yang bisa dimulai sejak dalam kandungan dengan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter bisa menjadi langkah penanganan awal. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan dini untuk membantu penderita sindrom Turner menjalani hidup secara normal dan terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.