Clarithromycin adalah obat untuk mengobati infeksi bakteri di berbagai bagian tubuh, seperti saluran pernapasan, kulit, telinga, tenggorokan, dan amandel. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

Clarithromycin termasuk kelompok obat antibiotik makrolid. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan dan membunuh bakteri penyebab infeksi.Perlu diketahui, clarithromycin tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti flu dan pilek.

Clarithromycin - Alodokter

Clarithromycin juga digunakan untuk menangani tukak lambung yang disebabkan infeksi Helicobacter pylori. Pengobatan ini harus dikombinasikan dengan beberapa antibiotik lain dan obat penurun asam lambung.

Merek dagang clarithromycin: Abbotic, Abbotic XL, Bicrolid 250, Clavics, Clarithromycin, Clarolid 500, Comtro, Clapharma, Hecobac 500, Klarid, Orixal

Apa Itu Clarithromycin

Golongan Obat resep
Kategori Antibiotik makrolid
Manfaat Mengobati infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Clarithromycin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Clarithromycin bisa terserap ke dalam ASI. Jika sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.

Bentuk Tablet, tablet pelepasan lambat, kaplet, dan sirup kering

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Clarithromycin

Clarithromycin hanya dapat digunakan sesuai dengan resep dokter. Sebelum mengonsumsi clarithromycin, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan menggunakan obat jika memiliki alergi terhadap clarithromycin dan antibiotik makrolid lain, seperti azithromycin dan erythromycin.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, diabetes, myasthenia gravis, porfiria, gangguan elektrolit, (seperti hipomagnesemia atau hipokalemia), diare, penyakit kuning, atau gangguan aliran empedu.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, gagal jantung, kelainan pada hasil EKG, atau gangguan irama jantung (aritmia).
  • Beri tahu dokter jika ada anggota keluarga Anda ada yang mengalami henti jantung mendadak di usia muda.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi clarithromycin sebelum menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti vaksin BCG.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan clarithromycin pada lansia, karena risiko terjadinya efek samping pada lansia lebih besar, terutama gangguan pendengaran dan aritmia.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter terkait penggunaan clarithromycin jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi clarithromycin.

Dosis dan Aturan Pakai Clarithromycin

Dosis clarithromycin berbeda-beda tiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum clarithromycin berdasarkan kondisi pasien:

Kondisi: Bronkitis akut

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    250–500 mg, 2 kali sehari selama 7–14 hari.
  • Tablet pelepasan lambat
    1.000 mg, 1 kali sehari selama 7 hari.

Anak-anak usia ≥6 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 10 hari. Dosis maksimal tidak boleh melebihi 500 mg per dosis.

Kondisi: Sinusitis

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    500 mg, 2 kali sehari selama 14 hari.
  • Tablet pelepasan lambat
    1.000 mg, 1 kali sehari selama 14 hari.

Anak-anak usia ≥6 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 10 hari.

Kondisi: Radang tenggorokan (faringitis) atau radang amandel (tonsilitis)

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    250 mg, 2 kali sehari selama 10 hari.

Anak-anak usia ≥6 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 10 hari. Dosis maksimal: 250 mg.

Kondisi: Pneumonia

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    250 mg, 2 kali sehari selama 7–14 hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 500 mg, 2 kali sehari jika terjadi infeksi berat.
  • Tablet pelepasan lambat
    1.000 mg, 1 kali sehari selama 7 hari.

Anak-anak usia ≥3 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 10 hari. Dosis tidak boleh melebihi 500 mg per dosis.

Kondisi: Infeksi kulit dan jaringan kulit

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    250 mg, 2 kali sehari selama 7–14 hari.

Anak-anak usia ≥6 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 10 hari. Dosis tidak boleh melebihi 250 mg per dosis.

Kondisi: Pengobatan dan pencegahan batuk rejan (pertussis)

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    500 mg, 2 kali sehari selama 7 hari.

Anak-anak usia 1 bulan– >6 bulan

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    7,5 mg/kgBB, 2 kali sehari selama 7 hari. Dosis maksimal 500 mg per dosis

Kondisi: Tukak lambung yang disebabkan bakteri H. pylori

Dewasa

  • Tablet, kaplet, atau sirup kering
    500 mg, 2–3 kali sehari selama 7–14 hari. Pengobatan dapat diberikan sebagai kombinasi 2 atau 3 obat, misalnya dikombinasikan dengan amoxilin, metronidazole, obat penghambat pompa proton atau antagonis H2.

Cara Mengonsumsi Clarithromycin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi clarithromycin. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Clarithromycin tablet, kaplet, atau sirup kering dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Untuk menghindari rasa tidak nyaman pada perut, sebaiknya konsumsi obat ini saat makan atau setelah makan.

Clarithromycin tablet pelepasan lambat sebaiknya dikonsumsi bersama makanan. Telan tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah tablet.

Jika Anda diresepkan clarithromycin sirup kering, campurkan serbuk dengan air putih hingga batas yang tertera pada petunjuk penggunaan. Kocok botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakan sendok atau gelas takar yang terdapat dalam kemasan agar dosisnya tepat.

Clarithromycin biasanya dikonsumsi selama 7–14 hari. Tetap lanjutkan pengobatan sesuai anjuran dokter meskipun keluhan yang dialami sudah membaik. Jangan menghentikan penggunaan clarithromycin sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter, karena dapat menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit untuk diobati.

Jika keluhan Anda belum membaik bahkan setelah antibiotik habis, segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter.

Simpan clarithromycin di tempat sejuk, kering, dan terlindung dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Clarithromycin dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika clarithromycin digunakan bersamaan dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia atau henti jantung mendadak jika digunakan dengan pimozide, cisapride, domperidone, quinidine, atau terfenadine
  • Peningkatan risiko terjadinya gejala ergotisme (keracunan ergot), seperti mual, muntah, nyeri otot, atau mati rasa, jika digunakan dengan ergotamine atau dihydroergotamine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping midazolam jika digunakan secara bersamaan
  • Peningkatan risiko terjadinya miopati dan rhabdomyolysis jika digunakan dengan obat penurun kolesterol golongan statin, seperti lovastatin
  • Peningkatan kadar colchicine dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang serius
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari ranolazine, digoxin, ciclosporin, alprazolam, omeprazole, tacrolimus, methylprednisolone, sildenafil, dan quetiapine
  • Penurunan efektivitas ticagrelor dalam mencegah penyumbatan pembuluh darah
  • Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan insulin atau obat antidiabetes golongan sulfonilurea, seperti glibenclamide
  • Penurunan efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin tifoid
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
  • Penurunan efektivitas clarithromycin jika digunakan bersama rifampicin, efavirenz, ritonavir, nevirapine, rifapentine, phenytoin, atau carbamazepine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping clarithromycin jika digunakan dengan fluconazole
  • Penurunan efektivitas zidovudine untuk mengatasi infeksi HIV
  • Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan antagonis kalsium, seperti verapamil, amlodipine, atau diltiazem

Efek Samping dan Bahaya Clarithromycin

Efek samping yang mungkin dapat timbul setelah mengonsumsi clarithromycin adalah:

  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Gangguan pada indra pengecap atau terjadinya perubahan rasa
  • Sakit kepala

Hubungi dokter jika efek samping tersebut tidak segera membaik atau malah memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Gangguan pendengaran
  • Perubahan suasana hati
  • Lemah otot
  • Penglihatan kabur
  • Sulit berbicara
  • Pusing parah hingga terasa ingin pingsan
  • Detak jantung tidak beraturan atau nyeri dada
  • Linglung
  • Vertigo
  • Sakit perut yang parah atau diare berdarah
  • Gangguan hati, yang ditandai dengan urine berwarna gelap, sakit perut bagian atas, kelelahan, penyakit kuning, atau tinja seperti tanah liat
  • Gangguan ginjal, yang ditandai dengan sulit buang air kecil, pembengkakan di kaki atau tungkai, sesak napas