Clinidac adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri pada sistem reproduksi wanita, saluran pernapasan, maupun tulang dan sendi. Obat ini hanya didapatkan berdasarkan resep dari dokter.

Clinidac hadir dalam 2 sediaan, yaitu Clinidac 150 mg dan Clinidac 300 mg. Obat ini mengandung clindamycin, yang mampu menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi.

Clinidac

Clinidac digunakan untuk mengobati vaginitis, endometritis, infeksi di leher rahim (serviks), pneumonia, osteomielitis, atau jerawat yang parah. Obat ini bisa menjadi pilihan bila pasien memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik golongan penicillin

Apa Itu Clinidac  

Bahan aktif Clindamycin 
Golongan  Obat resep
Kategori  Antibiotik golongan lincomycin
Manfaat Mengobati berbagai infeksi bakteri di saluran pernapasan, tulang dan sendi, kulit, maupun organ reproduksi wanita
Digunakan oleh Dewasa dan anak 
Clinidac untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Kecil kemungkinan obat ini menimbulkan gangguan pada tumbuh kembang janin. Meski begitu, pengobatan dengan Clinidac harus sesuai saran dokter.
Clinidac untuk ibu menyusui Clinidac tidak dianjurkan karena dapat terserap ke dalam ASI dan menimbulkan masalah pencernaan pada bayi yang menyusu.
Kandungan clindamycin pada Clinidac bisa menimbulkan efek samping pada bayi yang menyusu, seperti jamur mulut, diare, atau tinja berdarah.
Bentuk obat Kapsul 

Peringatan sebelum Menggunakan Clinidac 

Clinidac harus digunakan sesuai aturan pakai dan saran dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Clinidac tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap clindamycin, lincomycin, atau aspirin.
  • Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita asma, eksim, gangguan pada fungsi atau ginjal, atau masalah pada saluran cerna, seperti kolitis ulseratif.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi. Kandungan obat ini dapat mengurangi efektivitas vaksin. 
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Clinidac.

Dosis dan Aturan Pakai Clinidac  

Dosis dan aturan pakai Clinidac ditentukan dokter sesuai kondisi pasien. Berikut adalah dosis umum penggunaan Clinidac:

  • Dewasa: 150–300 mg, 4 kali sehari. Untuk infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan hingga 450 mg, 4 kali sehari.
  • Anak dengan berat badan ≥10 kg: 8–16 mg/kg berat badan, dibagi ke dalam 3–4 kali minum 

Cara Menggunakan Clinidac dengan Benar 

Ikuti anjuran dokter dan baca aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Clinidac. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter. 

Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Clinidac berikut ini:

  • Clinidac dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Telan kapsul obat dengan segelas air putih guna mencegah tenggorokan iritasi.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Clinidac, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Konsumsi Clinidac sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh dokter meski keluhan terasa membaik sebelum itu. Hal ini untuk mencegah resistensi antibiotik. 
  • Simpan Clinidac di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Clinidac dengan Obat Lain 

Obat dengan kandungan clindamycin, seperti Clinidac, dapat menimbulkan efek interaksi bila digunakan bersama obat-obat tertentu. Interaksi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Peningkatan efek samping Clinidac bila digunakan bersama clarithromycin, itraconazole, atau ketoconazole 
  • Penurunan efektivitas Clinidac bila digunakan dengan phenytoin, rifampicin, atau phenobarbital
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama warfarin

Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan Clinidac bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Clinidac 

Efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi Clinidac antara lain:

  • Mual muntah 
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Sakit perut 
  • Diare 
  • Rasa logam di dalam mulut

Lakukan konsultasi online dengan dokter jika keluhan di atas tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut. 

Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius akibat penggunaan Clinidac juga dapat terjadi, misalnya:

  • Ruam, sesak napas, serta bengkak pada mata
  • Nyeri ulu hati yang tidak tertahankan
  • Diare berdarah yang disertai nyeri perut dan demam
  • Demam dengan lepuhan kulit di bibir, mulut, mata 
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Sulit atau sakit saat menelan
  • Mata dan kulit menguning

Bila hal tersebut terjadi, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.