Codikaf adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang yang tidak dapat diatasi dengan obat pereda nyeri lain. Obat ini juga dapat digunakan untuk menangani batuk. Codikaf mengandung bahan aktif codeine.
Kandungan codeine dalam Codikaf bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit di sistem saraf pusat, yaitu otak dan saraf tulang belakang. Obat ini juga dapat menekan bagian otak yang mengendalikan refleks batuk sehingga batuk bisa mereda. Namun, obat ini hanya boleh digunakan ketika obat lain tidak ampuh mengatasi keluhan.
Codikaf harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter dan bisa didapatkan setelah berkonsultasi dengan dokter. Namun, berdasarkan undang-undang, obat ini tidak boleh diresepkan secara online meski telah berdiskusi dengan dokter. Maka untuk mengatasi keluhan, dokter dapat meresepkan obat jenis lain dengan manfaat yang sama.
Produk Codikaf
Codikaf tersedia dalam 3 jenis varian, yaitu:
- Codikaf 10 mg tablet
- Codikaf 15 mg tablet
- Codikaf 20 mg tablet
Apa Itu Codikaf
Bahan aktif | Codeine |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Opioid |
Manfaat | Mengatasi batuk |
Meredakan nyeri berat | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia >12 tahun |
Codikaf untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Codikaf untuk ibu menyusui | Sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter mengenai alternatif obat yang sudah diketahui lebih aman untuk ibu menyusui dan bayi yang sedang menyusu. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Codikaf
Codikaf hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Codikaf tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap codeine.
- Jangan gunakan Codikaf untuk mengatasi nyeri setelah operasi pengangkatan amandel atau kelenjar adenoid, terutama pada anak-anak.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda menderita asma yang sering kambuh, sesak napas, atau penyumbatan usus maupun lambung. Obat ini tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki gangguan pernapasan yang menahun, termasuk sleep apnea.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, hipotensi, penyakit kantung empedu, penyakit pankreas, hipotiroidisme, pembesaran prostat, atau penyakit Addison.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, atau gangguan mental, seperti depresi.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi obat ini. Codikaf dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Codikaf sebelum menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Codikaf jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Codikaf.
Dosis dan Aturan Pakai Codikaf
Dosis Codikaf akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan kondisi dan usia pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Codikaf:
Kondisi: Nyeri ringan hingga sedang
- Dewasa: 30–60 mg, 4 kali sehari.
- Anak usia ≥12 tahun: Dosis akan diberikan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Kondisi: Batuk
- Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 10–20 mg, 4 kali sehari. Dosis maksimal 60 mg per hari.
Cara Mengonsumsi Codikaf dengan Benar
Gunakan Codikaf sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa seizin dokter.
Agar hasil pengobatan maksimal, ikuti panduan menggunakan Codikaf berikut ini:
- Konsumsilah Codikaf sesudah makan.
- Telan tablet secara utuh dengan bantuan segelas air putih tanpa membelah, mengunyah, atau menghancurkannya terlebih dahulu.
- Konsumsi obat ini hanya jika perlu. Penggunaan obat ini bisa dihentikan bila tidak ada keluhan.
- Jangan mengubah dosis tanpa persetujuan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai aturan dapat menyebabkan kecanduan hingga overdosis.
- Jangan menghentikan penggunaan Codikaf secara tiba-tiba jika sudah mengonsumsinya dalam jangka panjang karena dapat memicu sindrom putus obat, seperti gelisah, cemas, sulit tidur, mual, atau diare. Anda bisa menanyakan cara menghentikan obat ini dengan aman melalui Chat Bersama Dokter.
- Simpan Codikaf di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Codikaf dengan Obat Lain
Mengingat Codikaf mengandung codeine, interaksi yang bisa terjadi jika produk ini digunakan secara bersamaan dengan obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya penurunan fungsi napas, penurunan kesadaran, hingga koma, jika digunakan dengan obat penenang golongan benzodiazepine, obat bius, atau obat lain dari golongan opioid
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Codikaf jika digunakan dengan cimetidine
- Penurunan efek dari obat domperidone, metoclopramide, atau cisapride
- Peningkatan risiko terjadinya sembelit parah jika digunakan dengan obat golongan antikolinergik atau obat diare
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi Codikaf bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Codikaf
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Codikaf antara lain:
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas terjadi dan tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Codeine juga bisa menyebabkan kecanduan. Segera hubungi dokter jika Anda merasa membutuhkan obat ini lebih sering atau lebih banyak dari yang dianjurkan oleh dokter.
Selain itu, segera beri tahu dokter jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping yang serius, seperti:
- Sleep apnea
- Mudah marah, depresi, atau halusinasi
- Sulit buang air kecil
- Detak jantung terasa cepat atau lambat
- Gangguan penglihatan
- Lelah yang tidak biasa
- Berat badan menurun
- Kejang
- Pusing seperti ingin pingsan
Penggunaan Codikaf juga dapat menyebabkan sindrom serotonin. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala berupa demam, menggigil, gelisah, detak jantung cepat, otot kaku atau kedutan, dan hilang keseimbangan. Segera ke IGD terdekat jika Anda mengalami gejala tersebut.