Commitment issues adalah rasa takut untuk terikat dalam suatu hubungan jangka panjang, misalnya hubungan percintaan, persahabatan, maupun pekerjaan. Kondisi ini patut menjadi perhatian karena tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi setelah membuat keputusan besar membuat seseorang merasa tidak yakin dengan langkah apa yang harus diambil selanjutnya, misalnya berhenti dari tempat kerja atau memutuskan untuk menikah. Hal ini sebenarnya sangat wajar terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja.
Namun, bagi sebagian orang, ketidakpastian tersebut bisa berkembang menjadi ketakutan yang lebih mendalam sehingga mereka enggan untuk membuat keputusan dan mengalami commitment issues (takut untuk berkomitmen).
Mengenal Commitment Issues dan Tanda-Tandanya
Commitment issues dapat diartikan sebagai ketakutan seseorang untuk membuat keputusan yang menyebabkan dirinya terikat pada sesuatu yang berdampak pada jangka panjang. Ketakutan untuk berkomitmen ini bisa terjadi pada semua rangkaian kehidupan, tetapi lebih sering terjadi dalam konteks hubungan percintaan.
Commitment issues dapat disebabkan oleh pengalaman buruk atau trauma yang terjadi di masa lalu. Pengalaman tersebut membuat orang yang mengalami commitment issues takut jatuh cinta dan menjalin hubungan baru karena sering diliputi ketakutan akan disakiti kembali, bersama orang yang salah, atau hubungan baru tidak berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah tanda-tanda yang bisa muncul pada orang yang mengalami commitment issues:
- Tidak ingin berkencan dengan serius
- Tidak memikirkan masa depan sebuah hubungan
- Tidak ingin merasa terikat secara emosional dengan pasangan
- Tidak nyaman ketika pasangan menunjukkan komitmen
- Tidak ada gairah untuk menjalin komunikasi
- Tidak mampu mengungkapkan perasaan atau mengucapkan kata cinta
- Tidak ingin mendefinisikan hubungan, misalnya dengan istilah pacar
- Senang hidup sendiri tanpa pasangan
Namun, perlu diketahui juga bahwa mengenali tanda-tanda commitment issues terkadang tidaklah mudah. Sebab, orang yang mengalami kondisi ini mungkin saja menunjukkan beberapa gejala atau bahkan tidak sama sekali.
Dampak Commitment Issues
Orang yang memiliki ketakutan untuk berkomitmen dapat mengalami perasaan takut, khawatir, dan stres. Hal ini bisa terjadi karena rasa frustrasi dengan diri sendiri karena tidak mampu membawa hubungan ke tahap yang lebih jauh dan merasa bersalah karena menyadari bahwa dirinya sedang menyakiti orang lain.
Commitment issues ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga orang lain. Jika terjadi dalam konteks hubungan, commitment issues dapat menyebabkan retaknya suatu hubungan, bahkan bisa berakhir dengan perpisahan. Dalam beberapa kasus, perpisahan tersebut mungkin akan berlangsung lama dan juga menyakitkan.
Dalam situasi tertentu, seseorang yang memiliki commitment issues dapat merusak hubungannya sendiri dengan cara berselingkuh, menciptakan konflik yang tidak perlu, dan menjauhkan diri dari hubungan. Hal ini pada akhirnya akan membuat luka yang sangat menyakitkan bagi kedua belah pihak.
Cara Mengatasi Commitment Issues
Guna menghindari dampak commitment issues, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
Terapi individu
Terapi individu dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengetahui penyebab commitment issues. Terapis dapat mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin menjadi akar dari commitment issues. Selain itu, mereka juga dapat memberikan saran atau strategi yang efektif untuk menghadapi rasa takut atau cemas yang Anda rasakan.
Terapi pasangan
Selain terapi individu, terapi pasangan juga bisa membantu mengatasi commitment issues dan menjaga keharmonisan dengan pasangan. Keintiman dengan pasangan dapat mengurangi rasa cemas dan meningkatkan komunikasi dalam suatu hubungan. Dengan demikian, pasangan dapat lebih memahami satu sama lain, membangun kepercayaan, dan bekerja sama untuk mengatasi commitment issues.
Jika Anda ingin mengenali lebih lanjut mengenai commitment issues, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog secara online melalui chat. Hal ini akan membantu Anda mendapatkan informasi yang detail berupa saran dan penanganan yang tepat untuk mengatasi commitment issues.